JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum (Ketum) Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan tidak mau berkomentar banyak terkait hasil survei Litbang Kompas yang menyebut Pemilih PAN paling berpotensi bergeser ke partai politik (parpol) lain.
Ia hanya berharap, semua pihak mau mendukung partainya pada kontestasi Pilpres tahun 2024.
"Ya, mudah-mudahan teman teman semua dukung PAN," kata Zulkifli Hasan ditemui usai melantik kader perempuan PAN di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (26/10/2022).
Pria yang karib disapa Zulhas ini pun tidak mau berbicara lebih lanjut mengenai hasil survei, termasuk soal elektabilitas beberapa kandidat calon presiden (capres).
Baca juga: Litbang Kompas”: Pemilih PPP dan PAN Paling Berpotensi Bergeser ke Parpol Lain
Kendati begitu, ia sempat menyebut nama Menteri BUMN Erick Thohir dalam sambutannya. Erick memang menghadiri acara tersebut mengenakan baju batik dan duduk bersebelahan.
Zulhas menyatakan, Erick sudah dianggapnya seperti keluarga sendiri. Ia pun menyampaikan, Erick Thohir menjadi salah satu orang yang disebut-sebut dalam Rakernas PAN menjadi bakal Capres tahun 2024.
"Kemarin kita Rakernas di Istora selain dari KIB, KIB itu Ketum partai, memang saya, Pak Airlangga, Pak Harso waktu itu tentu sekarang gantinya Pak Mardiono, tentu sebagai koalisi KIB mengangkat Ketumnya masing-masing (sebagai Capres)," ucap dia.
"Gubernur ada juga, Pak Ganjar, dan lain-lain. Tapi dari kementerian cuma satu, itu namanya Pak Erick Thohir, calon kita," tuturnya.
Baca juga: Survei Litbang Kompas: Demokrat Salip Golkar, PDI-P Tetap Teratas
Sebelumnya diberitakan, ada dua partai dengan pemilihnya berpotensi bergeser ke partai politik (parpol) lain, yaitu PPP dan PAN.
Dari hasil jajak pendapat Litbang Kompas yang berlangsung 24 September-7 Oktober, angka pergeseran atau volatilitas pemilih PPP di angka 61,1 persen. Sedangkan volatilitas pemilih PAN adalah 59,4 persen.
“Hampir separuh pemilihnya masuk kategori lebih cair untuk berpindah pilihan,” ujar peneliti Litbang Kompas Yohan Wahyu, dikutip dari Harian Kompas, Senin (25/10/2022).
Yohan Wahyu mengungkapkan, pemilih PPP cenderung beralih ke parpol berbasis Islam lainnya. Sementara itu, responden pemilih PAN cenderung akan banyak yang bergeser ke Partai Demokrat.
Angka volatilitas kedua parpol meningkat tajam jika dibandingkan pada survei yang sama pada Juni 2022.
Kala itu, volatiltas pemilih PAN hanya berada di angka 38,5 persen, dan PPP di angka 37,7 persen.
Yohan mengungkapkan tingkat volatiltas juga ditentukan oleh keputusan parpol mengusung kandidat capresnya.
"Apalagi, survei juga menangkap adanya potensi ‘perlawanan’ dari pemilih partai jika harapan mereka terhadap sosok calon presiden yang diidamkan tidak sesuai dengan calon presiden pilihan partai yang ia pilih,” kata Yohan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.