Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penonaktifan Zulfan Lindan dari Nasdem yang Diduga Buntut Pernyataan "Anies Antitesis Jokowi"

Kompas.com - 14/10/2022, 08:33 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Nasdem mengambil langkah tegas dengan menonaktifkan kadernya, Zulfan Lindan, dari kepengurusan partai. 

Penonaktifan ini diduga buntut dari pernyataan Zulfan yang menyebut Gubernur DKI Jakarta yang juga calon presiden dari Partai Nasdem, Anies Baswedan, sebagai antitesis Presiden Joko Widodo dalam sebuah diskusi.

"Menonaktifkan saudara Zulfan Lindan dari kepengurusan DPP Partai Nasdem," kata Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dalam keterangan tertulisnya, Kamis (13/10/2022).

Baca juga: Sinyal Reshuffle Kabinet yang Muncul Setelah Nasdem Capreskan Anies Baswedan

Menurut Paloh, ini merupakan peringatan keras yang diberikan kepada Zulfan karena dalam beberapa waktu terakhir telah membuat pernyataan yang dinilai tidak produktif dan jauh dari jati diri partai.

Tak hanya menonaktifkan Zulfan, Nasdem juga melarang Zulfan untuk memberikan pernyataan ke media massa dan media sosial atas nama fungsionaris partai.

"Peringatan ini diharapkan akan memberikan pelajaran bagi seluruh kader dan fungsionaris Partai Nasdem untuk mterus menjaga karakter dan jati diri sebagai partai gagasan dengan semangat pembawa perubahan," tegas Paloh.

Baca juga: Dukung Jokowi Reshuffle Kabinet, PDI-P: Supaya Pemilu 2024 Dipenuhi Rasa Bahagia

Hubungan Nasdem dan PDI Perjuangan dalam beberapa waktu terakhir diketahui memanas, terutama setelah Anies diusung oleh Nasdem sebagai capres. 

Atas pernyataan Zulfan pun, Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mempertanyakan etika politik Nasdem.

“Jujur saya sangat kaget dengan pernyataan Partai Nasdem melalui Pak Zulfan Lindan, bahwa Pak Anies merupakan antitesis Pak Jokowi. Ini menimbulkan persoalan tata pemerintahan dan etika politik yang sangat serius,” ucap Hasto, melansir Kompas.tv, Rabu (12/10/2022).

Baca juga: Surya Paloh: Peringatan Keras ke Zulfan Lindan Jadi Pelajaran bagi Semua Kader Nasdem

“Lalu dimana tanggung jawab etika politik dari Partai yang berkomitmen untuk mendukung keberhasilan Presiden Jokowi, ketika gerak capres yang didukung oleh Partai Nasdem bersifat antitesa terhadap Presiden Jokowi?” imbuh Hasto.

Setali tiga uang, Presiden Jokowi saat melakukan kunjungan kerja ke Jawa Barat juga mempertimbangkan untuk melakukan perombakan kabinet. 

Jokowi menyampaikan hal tersebut saat ditanya awak media mengenai rencana reshuffle kabinet setelah Nasdem mengusung Anies sebagai capres.

Namun, Jokowi tidak mengungkap kapan dan siapakah menteri yang nantinya akan terkena reshuffle tersebut. 

Baca juga: Turunkan Citra Partai Nasdem, Zulfan Lindan Dinonaktifkan

"Rencana selalu ada. Pelaksanaan nanti diputuskan," ujar Jokowi dengan singkat saat meninjau lokasi proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung yang berada di Tegalluar, Jawa Barat, Kamis.

Dinilai salah alamat

Sementara itu, Zulfan menilai penonaktifan dirinya sebagai pengurus partai salah alamat. Pasalnya, ia mengaku bahwa sejak tahun 2020 sudah tidak lagi menjabat sebagai pengurus DPP Partai Nasdem.

Halaman:


Terkini Lainnya

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi May Day, Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi May Day, Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Nasional
Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Nasional
Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Nasional
Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: 'Skincare' Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: "Skincare" Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Nasional
Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com