Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Corona Varian Mu Lebih Ganas dari Delta? Ini Penjelasan Satgas Covid-19

Kompas.com - 08/09/2021, 07:05 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, masih dibutuhkan penelitian yang mendalam terhadap virus corona varian Mu atau B.1.621.

Hingga kini, belum dapat dipastikan apakah varian tersebut lebih ganas dibanding varian Delta atau tidak dan resisten terhadap kekebalan tubuh atau tidak.

"Indikasi karakteristik Mu seperti lebih ganas dibanding Delta atau dapat menghindari kekebalan tubuh masih merupakan perkiraan dan masih terus diteliti lebih dalam," kata Wiku dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (7/9/2021).

Wiku mengatakan, virus corona varian Mu pertama kali ditemukan di Colombia pada Januari 2021.

 

Baca juga: 4,14 Juta Kasus Covid-19 Tanah Air dan Imbauan Jokowi untuk Waspadai Varian Mu

B.1.621 kemudian ditetapkan sebagai variant of interest (VOI) atau varian yang diamati Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) sejak 30 Agustus 2021.

Varian yang masuk dalam VOI merupakan varian yang mengalami perubahan pada susunan genetikanya. Perubahan ini diprediksi dapat mempengaruhi karakteristik virus.

Berdasar hasil whole genome sequencing (WGS) atau pemeriksaan penyebaran mutasi virus hingga saat ini belum ditemukan adanya varian Mu di Tanah Air.

"Data whole genome sequencing per 6 September 2021 menyebutkan bahwa varian ini tidak ditemukan di Indonesia," ucap Wiku.

Kendati demikian, lanjut Wiku, pemerintah berupaya mencegah masuknya varian Mu salah satunya demgan memperketat persyaratan perjalanan internasional.

Baca juga: Pejabat Kesehatan AS Sangat Waspadai Varian Mu Covid-19

Pelaku perjalanan internasional harus bebas Covid-19 yang dibuktikan dari tes PCR. Pelaku perjalanan juga sudah harus divaksin dan setibanya di Indonesia menjalani karantina.

Upaya tersebut juga dibarengi dengan percepatan vaksinasi dan berbagai kebijakan lainnya yang pada pokoknya bertujuan untuk menekan angka penularan virus.

"Tentunya hal ini hanya dapat berhasil jika dibarengi dengan peran aktif masyarakat yang tetap mempertahankan disiplin 3M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak) dan divaksinasi," kata Wiku.

Sebelumnya, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengatakan, berdasarkan pemeriksaan laboratorium, varian baru virus Corona Mu atau B.1.621 memiliki sifat resisten terhadap vaksin Covid-19.

"Tetapi di dalam konteks laboratorium, bukan epidemologi," kata Dante dalam konferensi pers Senin (6/9/2021).

Baca juga: Waspada Varian Mu, Bagaimana Potensinya Sampai ke Indonesia?

Meski resisten terhadap vaksin, kata Dante, penyebaran varian Mu tidak sebesar varian Delta.

Saat ini, varian Delta mendominasi di seluruh dunia karena memiliki karakter penularan yang lebih cepat dari varian lainnya.

Dante juga mengatakan, sejumlah negara di Asia Tenggara dilaporkan belum terdeteksi varian Mu, termasuk Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com