Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Zulkifli Hasan: Persoalan Impor Beras Tak Sesederhana yang Dibayangkan

Kompas.com - 14/04/2021, 18:56 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan menyinggung pemerintah agar tak mengulangi mengembangkan isu impor beras di tengah masyarakat. Apalagi petani akan menghadapi panen raya nasional.

Ia pun menyebut persoalan impor beras seperti sebuah fenomena gunung es yang harus dicari solusi mendasarnya dengan segera.

"Persoalan impor tidak sesederhana yang dibayangkan. Tidak sekadar memenuhi angka pasokan atau stok pangan belaka. Masalah ini sejatinya merupakan cermin dari ketidaksiapan kita dan carut marut aspek mendasar kebijakan dan ketahanan pangan nasional kita," kata Zulkifli dalam konferensi pers bertajuk "Demokrasi Transaksional dan Ketergantungan Impor Pangan", Rabu (14/4/2021).

Baca juga: Jokowi Sebut Tak Ada Impor Beras Hingga Juni, Buwas: Kami Utamakan Produksi Petani

Pria yang akrab disapa Zulhas ini melihat persoalan impor beras diakibatkan lemahnya kebijakan pangan untuk petani.

Oleh karena itu, dia meminta pemerintah untuk memetakan kebijakan pangan dengan baik mulai dari sistem pangan hingga permasalahan yang meliputinya.

"Perlu ada perencanaan yang sistematis dan terukur. Para petani harus didukung dengan teknologi terbaik, harga pupuk dikendalikan, dan lebih berpihak kepada para petani," ujarnya.

Di samping itu, lanjut dia, sistem pendukung kebijakan pangan juga harus bekerja. Dalam hal ini, dia meminta Badan Usaha Milik Negara (BUMN) turut serta bekerja mendukung kebijakan pangan.

"Bulog berperan sebagai penyangga. Pemerintah sendiri memiliki prioritas membeli padi dari petani lokal," contoh Zulhas.

Baca juga: Awal Mula Polemik Impor Beras, Ditolak DPR hingga Presiden Jokowi Turun Tangan

Jika ini dikerjakan dengan benar sesuai amanat Undang-Undang, kata dia, bukan tidak mungkin swasembada beras dan pengembangan produk pertanian lainnya akan tercapai.

Namun, ia mengatakan apabila swasembada tersebut belum terwujud, ada yang salah dari kebijakan pangan dan pertanian.

"Sehingga bangsa ini dipenuhi oleh produk pertanian impor dari luar yang mematikan petani lokal kita," ucapnya.

Ia pun mengaku merasa sedih melihat kenyataan bahwa Indonesia termasuk salah satu negara yang pasokan berasnya relatif bergantung pada negara luar.

Padahal, sebut Zulhas, Indonesia merupakan negara agraris dengan potensi lahan yang luas dan memiliki kekayaan alam yang tidak ada tandingannya.

"Sayangnya, kini justru petani kehilangan lahannya. Petani berubah menjadi buruh tani di negaranya sendiri," kata Zulhas.

Diketahui, isu impor beras sempat mencuat ke publik usai Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengungkapkan latar belakang diputuskannya kebijakan impor beras sebanyak 1 juta ton pada tahun ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kekuatan Oposisi Masih Tetap Dibutuhkan...

Kekuatan Oposisi Masih Tetap Dibutuhkan...

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, PKB Pastikan Tak Bakal Rusak Soliditas Koalisi Indonesia Maju

Dukung Prabowo-Gibran, PKB Pastikan Tak Bakal Rusak Soliditas Koalisi Indonesia Maju

Nasional
Senada dengan Nasdem, PKB Anggap Hak Angket Kecurangan Pemilu Kian Sulit Diwujudkan

Senada dengan Nasdem, PKB Anggap Hak Angket Kecurangan Pemilu Kian Sulit Diwujudkan

Nasional
Usai Dukung Prabowo-Gibran, Nasdem dan PKB Bilang Timnas Amin ‘Bubar’

Usai Dukung Prabowo-Gibran, Nasdem dan PKB Bilang Timnas Amin ‘Bubar’

Nasional
MK Sidangkan Sengketa Pileg 2024 Mulai 29 April, Sehari Puluhan Perkara

MK Sidangkan Sengketa Pileg 2024 Mulai 29 April, Sehari Puluhan Perkara

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PKS: Pak Surya Paling Cantik Bermain Politik

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PKS: Pak Surya Paling Cantik Bermain Politik

Nasional
Penghormatan Terakhir PDI-P untuk Tumbu Saraswati...

Penghormatan Terakhir PDI-P untuk Tumbu Saraswati...

Nasional
Idrus Sebut Ada Posisi Strategis yang Ditawarkan jika Jokowi Masuk Golkar; Ketua Umum hingga Ketua Dewan Pembina

Idrus Sebut Ada Posisi Strategis yang Ditawarkan jika Jokowi Masuk Golkar; Ketua Umum hingga Ketua Dewan Pembina

Nasional
CSIS: Jumlah Caleg Perempuan Terpilih di DPR Naik, tapi Sebagian Terkait Dinasti Politik

CSIS: Jumlah Caleg Perempuan Terpilih di DPR Naik, tapi Sebagian Terkait Dinasti Politik

Nasional
Cak Imin Titip 8 Agenda Perubahan ke Prabowo, Eks Sekjen PKB: Belum 'Move On'

Cak Imin Titip 8 Agenda Perubahan ke Prabowo, Eks Sekjen PKB: Belum "Move On"

Nasional
CSIS: Caleg Perempuan Terpilih di Pemilu 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah sejak Reformasi

CSIS: Caleg Perempuan Terpilih di Pemilu 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah sejak Reformasi

Nasional
Prabowo-Gibran Disarankan Terima Masukkan Masyarakat saat Memilih Menteri, daripada 'Stabilo KPK'

Prabowo-Gibran Disarankan Terima Masukkan Masyarakat saat Memilih Menteri, daripada "Stabilo KPK"

Nasional
CSIS: Caleg Terpilih yang Terindikasi Dinasti Politik Terbanyak dari Nasdem, Disusul PDI-P

CSIS: Caleg Terpilih yang Terindikasi Dinasti Politik Terbanyak dari Nasdem, Disusul PDI-P

Nasional
MK Registrasi 297 Sengketa Pileg 2024

MK Registrasi 297 Sengketa Pileg 2024

Nasional
CSIS: 138 dari 580 Caleg Terpilih di DPR Terasosiasi Dinasti Politik

CSIS: 138 dari 580 Caleg Terpilih di DPR Terasosiasi Dinasti Politik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com