JAKARTA, KOMPAS.com - Tahun 2015 menjadi tahun berkesan bagi Aminuddin Ma'ruf. Saat itu, ia untuk kali pertama bertemu dengan Presiden Joko Widodo.
Momen pertemuan itu menjadi awal cerita hingga akhirnya Aminuddin Ma'ruf ditunjuk sebagai staf khusus presiden.
Aminuddin menceritakan, saat itu ia masih menjabat sebagai Ketua Umum Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Organisasi yang dipimpinnya menggelar Harlah ke-55 di Masjid Agung Al-Akbar, Surabaya dan Presiden Jokowi menghadiri acara tersebut.
"Di situ pertama ketemu langsung (dengan Presiden Jokowi)", kata Aminuddin dalam wawancara khusus dengan Kompas.com, Kamis (28/11/2019).
Baca juga: Stafsus Jokowi: Kritik Fadli Zon Bahwa Kami Lipstik Terlalu Tendensius
Setelah acara itu, Aminuddin beberapa kali bertemu Jokowi. Ia mengaku sempat diundang ke Istana untuk berdiskusi seputar masalah yang dikuasainya seperti gerakan mahasiswa, kepemudaan hingga pondok pesantren.
Beberapa kali ia juga sempat bertemu Jokowi pada acara di luar Istana Kepresidenan.
Pada Pilpres 2019, Aminuddin pun bergabung dalam Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf.
"Waktu kampanye kebetulan kalau langsung ke Presiden tidak terlalu intens," ucap Aminuddin.
"Cuma saya kan masuk di struktur tim kampanye nasional. Jadi kalau kampanye secara dari awal memang cukup intens selama masa kampanye," kata dia.
Baca juga: Staf Khusus Jokowi Aminuddin Klaim Belum Dapat Informasi Wajib Lapor LHKPN
Dukungan Aminuddin kepada Jokowi-Ma'ruf pun diganjar dengan kursi staf khusus. Tak lama setelah Jokowi-Ma'ruf dilantik, Aminuddin langsung dihubungi oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno.
"Kalau yang pertama menginformasikan mengenai staf khusus Presiden itu Pak Pratikno, seminggu sebelum pengumuman," kata dia.
Pria berusia 33 tahun ini awalnya mengaku terkejut saat ditawari posisi tersebut. Namun, ia akhirnya menyatakan bersedia.
"Saya sempat surprise (terkejut), enggak salah nih, kira-kira begitulah. Tentunya merasa sangat terhormat diajak bergabung dengan tim di Kepresidenan," kata dia.
Sebagai staf khusus yang berlatar belakang aktivis mahasiswa Islam, Aminuddin diberi tugas khusus untuk menjalin komunikasi dan menyerap aspirasi dari kalangan pemuda, mahasiswa, hingga kelompok santri dan pesantren.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.