JAKARTA, KOMPAS.com - Staf Khusus Presiden, Aminuddin Ma'ruf, angkat bicara soal kritik dari Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon yang menyebut para staf khusus milenial hanyalah lipstik dan pajangan.
Menurut Aminuddin Ma'ruf, kritik yang disampaikan Fadli Zon itu terlalu tendensius.
"Kalau Pak Fadli menganggap kami lipstik yang bukan kebutuhan primer, artinya tak ada pun tak masalah, saya pikir itu terlalu tendensius," kata Aminuddin dalam wawancara khusus dengan Kompas.com, Kamis (28/11/2019).
Aminuddin menegaskan bahwa ketujuh staf khusus yang diberi kepercayaan oleh Jokowi memiliki prestasi dan kemampuan di bidangnya masing-masing.
Baca juga: Fadli Zon Kritik Stafsus Baru Presiden dan Wapres: Enggak Efisien...
Ia mencontohkan salah satu rekannya Billy Mambrasar, pemuda asal Papua yang berhasil meraih beasiswa kuliah di Oxford University, Inggris. Billy juga mendirikan gerakan Kitong Bisa.
"Dia juga pernah bekerja di perusahaan migas yang salary-nya jauh lebih tinggi dari sekarang. Kalau hanya memikirkan diri sendiri dan keluarganya, saya kira dia sudah selesai dengan dirinya," kata Aminuddin.
Aminuddin menyatakan ia terbuka dengan segala kritik dan masukan yang membangun dari masyarakat.
Mantan Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) ini menyadari bahwa masyarakat mempunyai pendapat yang beragam. Ia juga tak bisa mencegah setiap individu untuk memberikan penilaian negatif terhadap para staf khusus milenial.
"Tapi kritik Pak Fadli bahwa kita lipstik terlalu tendensius," ujarnya.
Baca juga: Diaz Hendropriyono: Selama Jadi Stafsus Presiden, Tak Ada Kerja Part Time
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon sebelumnya mengkritik langkah Presiden Jokowi yang menunjuk tujuh staf khusus dari kalangan milenial.
Ia tak yakin ketujuh stafsus tersebut bisa banyak berkontribusi dalam membantu Presiden menjalankan tugasnya.
Fadli Zon justru menilai langkah Jokowi memilih kaum milenial sebagai staf khususnya hanya sebagai pencitraan.
"Cuma lipstik saja, pajangan sajalah itu," kata Fadli kepada wartawan di Gedung Lemhanas, Jakarta, Sabtu (23/11/2019).
Baca juga: Fadli Zon: Stafsus Milenial Presiden cuma Lipstik, Pajangan
Fadli menilai, seharusnya Jokowi tak hanya mencari orang-orang yang sekedar muda untuk menjadi pembantunya. Namun, Presiden juga harus memikirkan mengenai kemampuan mereka.
"Kita mau melihat kinerja orang pada kapasitas kapabilitas, tidak melihat umur harusnya. Best of the best. Cari orang yg punya kapasitas, kapabilitas, integritas dan tepat. Right man atau right woman in the right place," kata dia.
Adapun ketujuh stafsus dari kalangan milenial itu yakni Putri Indahsari Tanjung (CEO dan Founder Creativepreneur), Adamas Belva Syah Devara (Pendiri Ruang Guru), Ayu Kartika Dewi (Perumus Gerakan Sabang Merauke).
Kemudian, Angkie Yudistia (Pendiri Thisable Enterprise, difabel tuna rungu), Gracia Billy Yosaphat Membrasar (CEO Kitong Bisa), Aminuddin Ma'ruf (mantan Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia), serta Andri Taufan Garuda Putra (Pendiri Lembaga Keuangan Amartha).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.