Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stafsus Jokowi: Kritik Fadli Zon Bahwa Kami Lipstik Terlalu Tendensius

Kompas.com - 28/11/2019, 19:13 WIB
Ihsanuddin,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Staf Khusus Presiden, Aminuddin Ma'ruf, angkat bicara soal kritik dari Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon yang menyebut para staf khusus milenial hanyalah lipstik dan pajangan.

Menurut Aminuddin Ma'ruf, kritik yang disampaikan Fadli Zon itu terlalu tendensius.

"Kalau Pak Fadli menganggap kami lipstik yang bukan kebutuhan primer, artinya tak ada pun tak masalah, saya pikir itu terlalu tendensius," kata Aminuddin dalam wawancara khusus dengan Kompas.com, Kamis (28/11/2019).

Aminuddin menegaskan bahwa ketujuh staf khusus yang diberi kepercayaan oleh Jokowi memiliki prestasi dan kemampuan di bidangnya masing-masing.

Baca juga: Fadli Zon Kritik Stafsus Baru Presiden dan Wapres: Enggak Efisien...

Ia mencontohkan salah satu rekannya Billy Mambrasar, pemuda asal Papua yang berhasil meraih beasiswa kuliah di Oxford University, Inggris. Billy juga mendirikan gerakan Kitong Bisa.

"Dia juga pernah bekerja di perusahaan migas yang salary-nya jauh lebih tinggi dari sekarang. Kalau hanya memikirkan diri sendiri dan keluarganya, saya kira dia sudah selesai dengan dirinya," kata Aminuddin.

Aminuddin menyatakan ia terbuka dengan segala kritik dan masukan yang membangun dari masyarakat.

Mantan Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) ini menyadari bahwa masyarakat mempunyai pendapat yang beragam. Ia juga tak bisa mencegah setiap individu untuk memberikan penilaian negatif terhadap para staf khusus milenial.

"Tapi kritik Pak Fadli bahwa kita lipstik terlalu tendensius," ujarnya.

Baca juga: Diaz Hendropriyono: Selama Jadi Stafsus Presiden, Tak Ada Kerja Part Time

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon sebelumnya mengkritik langkah Presiden Jokowi yang menunjuk tujuh staf khusus dari kalangan milenial.

Ia tak yakin ketujuh stafsus tersebut bisa banyak berkontribusi dalam membantu Presiden menjalankan tugasnya.

Fadli Zon justru menilai langkah Jokowi memilih kaum milenial sebagai staf khususnya hanya sebagai pencitraan.

"Cuma lipstik saja, pajangan sajalah itu," kata Fadli kepada wartawan di Gedung Lemhanas, Jakarta, Sabtu (23/11/2019).

Baca juga: Fadli Zon: Stafsus Milenial Presiden cuma Lipstik, Pajangan

Fadli menilai, seharusnya Jokowi tak hanya mencari orang-orang yang sekedar muda untuk menjadi pembantunya. Namun, Presiden juga harus memikirkan mengenai kemampuan mereka.

"Kita mau melihat kinerja orang pada kapasitas kapabilitas, tidak melihat umur harusnya. Best of the best. Cari orang yg punya kapasitas, kapabilitas, integritas dan tepat. Right man atau right woman in the right place," kata dia.

Adapun ketujuh stafsus dari kalangan milenial itu yakni Putri Indahsari Tanjung (CEO dan Founder Creativepreneur), Adamas Belva Syah Devara (Pendiri Ruang Guru), Ayu Kartika Dewi (Perumus Gerakan Sabang Merauke).

Kemudian, Angkie Yudistia (Pendiri Thisable Enterprise, difabel tuna rungu), Gracia Billy Yosaphat Membrasar (CEO Kitong Bisa), Aminuddin Ma'ruf (mantan Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia), serta Andri Taufan Garuda Putra (Pendiri Lembaga Keuangan Amartha).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nasdem dan PKB Dukung Prabowo-Gibran, PAN Sebut Jatah Kursi Menteri Parpol Koalisi Tak Terganggu

Nasdem dan PKB Dukung Prabowo-Gibran, PAN Sebut Jatah Kursi Menteri Parpol Koalisi Tak Terganggu

Nasional
Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

Nasional
KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

Nasional
Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis 'Pernah', Apa Maknanya?

Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis "Pernah", Apa Maknanya?

Nasional
Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Nasional
Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apa Pun

Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apa Pun

Nasional
Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Nasional
Menlu Sebut Judi 'Online' Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Menlu Sebut Judi "Online" Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Nasional
PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi 'Effect'

PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi "Effect"

Nasional
Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Nasional
Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode sejak Menang Pilpres 2019

Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode sejak Menang Pilpres 2019

Nasional
Ikut Kabinet atau Oposisi?

Ikut Kabinet atau Oposisi?

Nasional
Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Nasional
Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Nasional
Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com