JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Golkar bakal menggelar musyawarah nasional (munas) untuk memilih ketua umum periode lima tahun ke depan.
Munas rencananya dilakukan pada awal Desember 2019 mendatang.
Jelang pemilihan ketua umum ini, sejumlah dinamika pun muncul. Mulai dari nama calon ketua umum, hingga mekanisme pemilihan ketua.
Berikut sejumlah fakta yang dirangkum:
1. Sinyal Kandidat
Sejumlah nama kader Golkar disebut-sebut bakal mencalonkan diri sebagai ketua umum.
Di antara nama yang beredar, dua nama yang santer terdengar adalah Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto dan Wakil Koordinator Bidang Pratama Bambang Soesatyo.
Airlangga sempat meminta supaya tak ada aksi saling sikut di internal partai. Ia berharap supaya munas dapat mengedepankan azas demokratis.
Hal ini disampaikan Airlangga dalam forum rapat pimpinan nasional (rapimnas) yang dihadiri petinggi dan kader Golkar, termasuk Bambang Soesatyo.
"Kia bertekad bahwa masa lalu sudah lewat. Tidak lagi ada masanya kita pecah ataupun saling sikut," kata Airlangga di Ritz Carlton, Jakarta Selatan, Kamis (14/11/2019).
Sementara itu, Bambang Soesatyo mengaku belum membuat keputusan.
Ia tidak mengiyakan bakal mencalonkan diri sebagai ketua umum dalam munas, tetapi, tidak juga membantah.
Baca juga: Munas Golkar Bakal Digelar Mulai 3 Desember 2019
"Saya sendiri pada saatnya akan memutuskan apakah saya akan maju atau tidak. Tapi sebelum saya nyatakan, bukan berarti saya tidak maju," kata Ketua MPR itu.
2. Ingin Aklamasi
Hingga saat ini, mekanisme pemilihan calon ketua umum belum ditetapkan oleh Golkar.