LANGKAH maju yang diumumkan tim pakar bersama dengan gabungan penyelidik dan penyidik kasus penyiraman air keras Novel Baswedan. Setidaknya, ada tiga hal yang menjadi perhatian.
Hasil lengkap akan segera diumumkan beberapa hari ke depan. Namun ada sejumlah hal yang diungkapkan pada penjelasan alias konferensi pers yang digelar pekan lalu oleh tim pakar dan kepolisian yang kerap disebut sebagai Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) kasus Novel Baswedan. Saya akan urai satu persatu, dari apa yang disampaikan.
Politik air keras?
"Tentu saja ini bukan perkara biasa, bukan perkara pembunuhan biasa di pinggir jalan tapi perkara yang melibatkan, saya kira orang yang juga bisa kita kategorikan sebagai ada latar belakang politik," kata Hendardi saat konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (9/7/2012) pekan lalu.
"Tentu saja untuk itu, karena itu kami berkepentingan juga mencari motif-motif di balik itu semua," lanjut Direktur Eksekutif Setara Institute itu.
Baca juga: TGPF Sebut Kasus Penyerangan Novel Baswedan Diduga Berlatar Belakang Politik
Pernyataan ada dugaan pencarian motif politik ini tak dimungkiri menguat pasca-pernyataan Hendardi ini. Namun, apakah terkait politik elektoral pemilu, atau motif politik yang lain, tak dijelaskan.
Tapi jika memang benar ada motif politik yang bisa dibuktikan, maka langsung ataupun tidak langsung dalam sebuah negara demokrasi, seluruh proses politik akan bermuara pada politik elektoral yang berada di depannya, pemilu!
Pertanyaannya, mungkinkah sejauh itu motif penyerangannya?
Banyak orang berseloroh dengan istilah, jika bicara kemungkinan, maka tak ada yang tidak mungkin, semuanya mungkin!
Tinggal bagaimana soal indikasi dan berlanjut pada pembuktian menuju ketuntasannya.
Jenderal di pusaran kasus
Dua bulan pasca penyiraman air keras (April 2017), pada bulan Juni Novel saat diwawancara majalah TIME mengungkapkan hal yang menggemparkan.
Kala itu Novel mengungkapkan, ia menduga ada "orang kuat" yang menjadi dalang serangan itu. Bahkan, dia mendapat informasi bahwa seorang jenderal polisi ikut terlibat.
"Saya memang mendapat informasi bahwa seorang jenderal polisi terlibat," kata Novel.
Baca juga: Novel Baswedan Ungkap Ada Jenderal Polisi Terlibat Teror Terhadapnya
Pada wawancara dengan saya setelah pernyataan ini, saat ia berada dalam masa perawatan, Novel mengungkapkan kepada saya pada bulan September 2017 di Singapura, bahwa oknum jenderal tersebut berada di Mabes Polri. Dan Ia ungkapkan, sang oknum punya kelompok di Mabes Polri.