Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Jokowi tentang Infrastrukur RI yang "Disalip" Negara Tetangga

Kompas.com - 15/02/2019, 19:37 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Krisiandi

Tim Redaksi

BENGKULU, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengungkapkan, Indonesia tertinggal jauh dari sejumlah negara soal urusan infrastruktur.

Saat berpidato di depan 1.000-an peserta Tanwir Pengurus Pusat Muhammadiyah di pelataran rumah dinas Gubernur Bengkulu, Jumat (15/2/2019), Presiden mengatakan, sekitar tahun 1978, Indonesia unggul dalam hal pembangunan infrastruktur.

"Saya mungkin agak kilas balik. Tahun 1978-an, ketika kita membangun tol Jagorawi, Jakarta-Bogor-Ciawi, banyak negara yang datang ke kita. Malaysia datang melihat bagaimana ya pembangunannya. Thailand, Filipina melihat manajemennya. Vietnam dan China datang melihat konstruksinya. Mereka semua melihat karena kita termasuk yang duluan," ujar Jokowi.

Baca juga: Tekan Biaya Logisitik, Siapa Pun Presidennya Harus Bangun Infrastruktur Laut

Lalu, 40 tahun berselang, negara- negara yang dahulu belajar dari Indonesia mengenai infrastruktur, kini justru berbalik unggul.

Soal jalan tol, catatan Jokowi, selama 40 tahun terakhir, Indonesia membangun 780 kilometer jalan tol. Sementara Malaysia sudah membangun sekitar 1.800 kilometer jalan tol. Jokowi juga menyebut contoh yang menurutnya paling ekstrem.

"Bahkan yang paling ekstrem, Tiongkok telah membangun 280.000 km jalan tol. Kita 780 kilometer saja," lanjut dia.

Baca juga: Jokowi: Infrastruktur Bisa Ditinggal, Kita Fokus ke SDM

Jokowi melihat, terseok-seoknya pembangunan infrastruktur di Indonesia disebabkan kendala teknis sekaligus kurangnya kemauan politik para pemimpin negeri.

"Apa yang saya lihat dari peristiwa ini? Kita sering memiliki ide dan gagasan, kemudian kita sering yang memulai yang pertama. Misalnya juga Otorita Batam. Termasuk kita yang pertama saat itu. Tapi tindak lanjut dari itu, kita selalu terseok-seok," ujar Jokowi.

Oleh sebab itu, untuk mengejar ketertinggalan, pemerintahan Jokowi selama 4,5 tahun terakhir fokus pada persoalan pembangunan infrastruktur. Jokowi ingin daya saing Indonesia tidak kalah dari negara lain.

Kompas TV Salah satu faktor naiknya harga tiket pesawat adalah avtur yang naik. Wacana terbukanya pihak swasta untuk menjual avtur pun direspons oleh AKR Corporindo dan British Petroleum.<br /> AKR yang menggandeng BP, menyatakan kesiapannya untuk jadi pesaing pertamina dalam bisnis penjualan avtur. Sebagai awal, mereka mengincar wilayah Indonesia timur. Alasannya karena di sana banyak bandara baru. AKR juga sudah menyiapkan 16 titik penampungnan avtur, sebagai infrastruktur pendukung.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com