Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Monumen Palagan Ambarawa dan Baret Hijau Infanteri...

Kompas.com - 15/12/2018, 13:10 WIB
Aswab Nanda Pratama,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kedatangan Tentara Sekutu dan Belanda ke Indonesia pada September 1945 menimbulkan polemik baru, pasca-proklamasi kemerdekaan. Rakyat Indonesia tak terima dengan sikap Belanda yang mulai berani mengibarkan benderanya, salah satunya di wilayah Ambarawa.

Pengibaran bendera Belanda memicu kemarahan rakyat Indonesia, karena para tokoh bangsa baru saja memproklamasikan kemerdekaan. Akibatnya, terjadilah perang sengit antara tentara Sekutu dengan Tentara Keamanan Rakyat dan laskar rakyat di wilayah Semarang.

Panglima Besar Jenderal Sudirman yang saat itu masih berpangkat kolonel turun tangan langsung dan memimpin pasukan. Pertempuran yang dikenal dengan Palagan Ambarawa ini menjadi bukti kuatnya pasukan TKR dan laskar rakyat di Indonesia.

Puncaknya, pada 15 Desember 1945 Indonesia mampu mengusir Tentara Sekutu dari Ambarawa. Dilansir dari Harian Kompas terbitan 9 Desember 1967, setiap tanggal 15 Desember pun diperingati sebagai Hari Infanteri.

Peringatan itu berdasarkan pada perjuangan dan kemenangan pasukan infanteri terhadap pasukan Sekutu.

Peristiwa itu penting karena memberikan pengaruh besar terhadap perjuangan lain. Perjuangan ini mampu menanamkan rasa percaya akan kekuatan Indonesia untuk berjuang sampai darah penghabisan.

Selain itu, hadirnya Kolonel Sudirman dalam pertempuran itu secara langsung memberikan suntikan semangat dan komando dalam berjuang. 

Baca juga: Hari Juang Kartika, Mengenang Palagan Besar di Ambarawa

Monumen Palagan Ambarawa

Karena dampak yang ditimbulkan dalam pertempuran di Ambarawa dianggap signifikan dalam berbagai aspek, maka Presiden kedua RI Soeharto membangun sebuah monumen untuk memperingati peristiwa bersejarah itu.

Dilansir dari Harian Kompas terbitan 16 Desember 1974, Soeharto memganggap pertempuran empat malam pada 11-15 Desember 1945 merupakan lembaran istimewa dalam sejarah bangsa.

Monumen yang berdiri digunakan untuk mengingat memori kolektif bangsa pada generasi berikutnya. Tepat pada 15 Desember 1974, monumen yang berada areal tanah seluas 35.600 meter persegi di Ambarawa diresmikan Soeharto.

Dalam Monumen Palagan Ambarawa terdapat patung Jenderal Sudirman, Jenderal Gatot Subroto dan patung pahlawan lain ketika berjuang dalam pertempuran itu. Terdapat juga patung Letkol Isdiman selaku komandan resimen yang gugur dalam pertempuran.

Baret hijau lambang infanteri

Pertempuran Ambarawa menjadi simbol penetapan Hari Infanteri yang bertepatan pada 15 Desember. Setelah pembangunan Monumen Palagan Ambarawa, TNI juga menetapkan ciri khas Infanteri.

Dilansir Harian Kompas terbitan 17 Desember 1994, bertepatan dengan peringatan hari jadi ke-49 korps Infanteri, Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) ketika itu, Jenderal TNI Wismoyo Arismunandar meresmikan penggunaan baret hijau sebagai ciri khas prajurit Infanteri.

Penggunaan baret hijau ini berlaku di seluruh jajaran satuan Infanteri Komando Daerah Militer (Kodam) di wilayah Indonesia.

Pemakaian baret hijau sebagai ciri khas prajurit Infanteri, bukan sekadar pelengkap atribut prajurit yang tidak mengandung makna. Tapi, ini merupakan lambang kebanggaan yang akan melahirkan dedikasi dan motivasi juang yang tangguh, kebersamaan serta ikatan yang kukuh bagi setiap prajurit Infanteri.

Sampai sekarang prajurit Infanteri dikenali dengan warna baretnya berwarna hijau. Hanya Pasukan Infanteri Marinir TNI AL yang menggunakan baret berwarna ungu.

Dalam perkembangannya, berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 163/1999, Hari Infanteri kemudian diganti dengan nama Hari Juang Kartika.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

BrandzView
Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Nasional
Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Nasional
Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Nasional
Hasto: Di Tengah Panah 'Money Politic' dan 'Abuse of Power', PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Hasto: Di Tengah Panah "Money Politic" dan "Abuse of Power", PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Nasional
Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Nasional
Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

Nasional
Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

Nasional
Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

Nasional
Jokowi Bakal Diberi Posisi Terhormat, PDI-P: Untuk Urusan Begitu, Golkar Paling Sigap

Jokowi Bakal Diberi Posisi Terhormat, PDI-P: Untuk Urusan Begitu, Golkar Paling Sigap

Nasional
PPP Jadi Partai yang Gugat Sengketa Pileg 2024 Terbanyak

PPP Jadi Partai yang Gugat Sengketa Pileg 2024 Terbanyak

Nasional
Wapres Doakan Timnas Indonesia Melaju ke Final Piala Asia U23

Wapres Doakan Timnas Indonesia Melaju ke Final Piala Asia U23

Nasional
Ada 297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Pengacara dari 8 Firma Hukum

Ada 297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Pengacara dari 8 Firma Hukum

Nasional
Novel Baswedan dkk Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK, Dianggap Rintangi Pemeriksaan Etik

Novel Baswedan dkk Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK, Dianggap Rintangi Pemeriksaan Etik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com