ARTIKEL apa saja yang menjadi berita terpopuler Kompas.com sepanjang Selasa (17/4/2018) kemarin? Berikut lima artikel terpopuler kemarin.
1. Tunggakan listrik di rumah Fadli Zon
Wakil Ketua DPR Fadli Zon mengakui bahwa tagihan listrik di rumahnya, Bumi Cimanggis Indah, Depok, Jawa Barat, tertunggak.
Fadli mengatakan, ia dan keluarganya kini tinggal di Cibubur dan sudah tidak menempati rumah di Cimanggis. Rumah di Cimanggis pernah ditempati oleh adiknya dan kini dipakai sebagai rumah kreatif untuk berbagai acara yang dibuatnya.
Fadli berjanji akan membayar tagihan itu. Selengkapnya baca di artikel "Biaya Listrik di Rumah Miliknya Tertunggak, Ini Kata Fadli Zon".
2. Alasan Ketum PPP ungkap wacana duet Jokowi-Prabowo
Ketua Umum PPP Romahurmuziy sengaja mengungkap upaya Presiden Joko Widodo menggandeng Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai calon wakil presiden pada Pemilu Presiden 2019 untuk membantah informasi yang disampaikan oleh Gerindra.
Sekjen PPP Arsul Sani mengatakan, sebelumnya politisi Gerindra pernah menyebutkan bahwa Jokowi menawarkan kursi cawapres kepada Prabowo berikut iming-iming posisi di kabinet.
Menurut Arsul, informasi itu tidak benar. Upaya menyatukan dua rival di Pilpres 2014 itu dilakukan semata-mata untuk menjaga persatuan bangsa Indonesia.
Selengkapnya dapat dibaca di artikel "Ketum PPP Sengaja Ungkap Upaya Jokowi Tawari Prabowo Jadi Cawapres".
3. Akankah Demokrat dukung Jokowi?
Wacana pertarungan ulang antara Jokowi dan Prabowo semakin kuat setelah keduanya dideklarasikan sebagai calon presiden untuk Pilpres 2019. Bagaimana posisi Partai Demokrat bila urung membentuk poros ketiga?
Kepala Divisi Advokasi dan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean mengatakan, Demokrat tidak yakin Prabowo bisa menaklukkan Jokowi, yang pernah mengalahkannya di Pilpres 2014.
Jika Jokowi dan Prabowo kembali head to head tahun depan dan tak ada calon lain yang bersaing, Ferdinand menilai Jokowi lebih pantas mendapat dukungan.
"Kami menilai Pak Prabowo tidak akan mampu menantang Jokowi, Demokrat tentu akan memilih mendukung Pak Jokowi kalau tak ada poros ketiga," kata Ferdinand kepada Kompas.com.