Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua MPR Minta Masyarakat Dukung Pemerintah Atasi Krisis Rohingya

Kompas.com - 09/09/2017, 13:48 WIB
Fachri Fachrudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua MPR RI Zulkifli Hasan meminta masyarakat tidak belebihan dalam menanggapi isu kejahatan kemanusiaan yang menimpa etnis Rohingya, di Rakhine State, Myanmar.

Zulkifli menilai baik aksi solidaritas yang ditunjukkan oleh warga. Namun, sedianya masyarakat juga perlu melihat dan mendukung upaya pemerintah menanggapi persoalan di Myanmar tersebut.

"Kalau mau berdoa dan bersuara keras itu haknya (warga negara), enggak apa-apa. Tapi, berdiri dong di belakang pemerintah untuk mendukung agar (krisis di Myanmar) ini segera berhenti," kata Zulkifli saat menghadiri Musyawarah Nasional III Ikatan Alumni Universitas Trisakti, di Hotel Sahid Jaya, Jakarta, Sabtu (9/9/2017).

(baca: Temui Otoritas Myanmar, Menlu Retno Tawarkan Solusi untuk Warga Rohingya)

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi telah menyerahkan usulan Formula 4+1 untuk Rakhine State kepada konsulat negara Myanmar dalam misi diplomasi di Nay Pyi Taw, Myanmar pada Senin (4/9/2017) lalu.

Langkah itu sebagai cara pemerintah meminta Pemerintah Myanmar menghentikan kekerasan kemanusiaan di sana.

Menurut Zulkifli, langkah itu perlu didukung dan jangan justru menjadi keributan di dalam negeri.

Lebih dari itu, ia mengajak masyarakat untuk meminta pemerintah mendorong anggota ASEAN dan PBB juga ikut menanggapi yang terjadi terhadap etnis Rohingya di Myanmar.

"Nah, kita dukung pemerintah agar ngajak Asean, ngajak PBB, ngajak dunia lainnya bersatu padu untuk segera menghentikan dan menolong masyarakat Rohingya itu," kata ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) tersebut.

(baca: Dubes Ito: Demo Berlebihan Bisa Ganggu Upaya Penyelesaian Konflik Rohingya)

Duta Besar RI untuk Myanmar, Ito Sumardi mengatakan, aksi demonstrasi di Indonesia yang dilakukan untuk mengecam tindakan kekerasan terhadap etnis Rohingya di Rakhine State justru bisa mempersulit upaya Pemerintah Indonesia untuk membantu penyelesaian masalah tersebut.

Sebab, jika Pemerintah Myanmar memutus hubungan dengan Indonesia akibat aksi demo yang berlebihan, akses untuk membantu penyelesaikan akan sulit dilakukan.

Ito mengatakan, Pemerintah Myanmar terbuka kepada Pemerintah Indonesia karena tidak menyudutkan Myanmar.

"Kenapa Indonesia diterima karena satu, kita tidak menggunakan megaphone diplomacy, tidak mempermalukan Myanmar," kata Ito saat berkunjung ke Kota Malang, Jumat (8/9/2017).

(baca: Dubes RI: Kita Tak Boleh Berkoar-koar seperti Negara Lain Sikapi Rohingya)

Halaman:
Baca tentang

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ikut Kabinet atau Oposisi?

Ikut Kabinet atau Oposisi?

Nasional
Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Nasional
Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Nasional
Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Nasional
Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Nasional
PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

Nasional
Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Nasional
Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Nasional
Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Nasional
Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Nasional
Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Nasional
Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Nasional
Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum 'Move On'

Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum "Move On"

Nasional
Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Nasional
Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com