Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolri Prediksi 2017 Masih Diwarnai Aksi Teroris hingga Narkotika

Kompas.com - 29/12/2016, 06:44 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian memperkirakan pada 2017, kejahatan transnasional kian marak terjadi di Indonesia.

Hal tersebut dikarenakan meningkatnya mobilitas warga antarnegara yang akan berdampak pada mobilitas kejahatan lintas negara.

"Beberapa kejahatan transnasional diprediksikan masih akan terjadi, bahkan cenderung terjadi peningkatan," ujar Tito di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Rabu (28/12/2016).

Bentuk kejahatan transnasional yang diprediksi akan mendominasi 2017 yakni kejahatan terorisme. Pada 2016, Polri menangani 170 kasus terorisme yang meningkat dua kali lipat dari 2015.

"Masih adanya tersangka teroris yang masih dalam pencarian. Dan memungkinkan mereka akan tetap melakukan aksi terornya," kata Tito.

(Baca: Kapolri Ungkap Alasan Kasus Teroris Meningkat di Tahun 2016)

Namun, Tito memastikan bahwa Densus 88 akan bertindak untuk mencegah aksi itu terjadi dengan adanya deteksi dini dan penangkapan.

Kemudian, kejahatan yang masih mendominasi yakni terkait penyalahgunaan dan peredaran narkotika.

(Baca juga: Polri: Kejahatan Narkotika Meningkat 19,62 Persen pada 2016)

Tito mengatakan, Polri masih belum dapat menjangkau lokasi-lokasi penanaman ganja secara keseluruhan. Para pelaku biasanya menanam tanaman tersebut di pedalaman hutan.

Kejahatan lainnya yaitu perdagangan manusia. Maraknya mobilitas antarnegara dan faktor kemiskinan masih memungkinkan kejahatan ini terus berlangsung.

Salah satu bentuk kejahatan yang juga menjadi sorotan di 2016 yakni kejahatan di dunia maya. Tito memprediksi pada 2017 mendatang, kejahatan siber masih menjadi sorotan di antara kasus-kasus yang ditangani Polri.

"Bagi masyarakat jangan menyebarkan berita yang tidak jelas. Karena kalau tidak benar, itu bahaya," kata Tito.

Selain itu, gangguan yang berimplikasi pada kontijensi seperti konflik sosial dan ujaran kebencian juga masih akan terjadi. Terlebih dengan dinamika teknologi di mana masyarakat dengan mudah mengakses internet.

(Baca juga: Ujaran Kebencian Ancam Persatuan)

Diperkirakan pula adanya aksi separatis sekelompok kecil dengan ideologi berbeda yang ingin memisahkan diri dari NKRI.

Khususnya menjelang pilkada serentak 2017, polisi meningkatkan kewaspadaannya untuk mengantisipasi dan menindak adanya pelanggaran hukum terkait pemilu.

"Pelaksanaan pilkada punya potensi kerawanan di masing-masing tahapan, terutama bentrok antar-pendukung, sabotase, money politic, dan munculnya tindak pidana pemilu," kata Tito.

Dengan adanya perkiraan meningkatnya berbagai tindak pidana tersebut, Polri akan meningkatkan kapabilitas sebagaimana diterapkan dalam moto mereka, Profesional, Modern, dan Terpercaya (Promoter).

"Fokusnya masalah kerusuhan masal, terorisme, narkoba, itu utama bagi kami tanpa menyampingkan yang lain," kata Tito.

Kompas TV Belajar dari Pembunuhan Pulomas, Kapolri Dorong "Digital Security"
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

PPP Jadi Partai yang Gugat Sengketa Pileg 2024 Terbanyak

PPP Jadi Partai yang Gugat Sengketa Pileg 2024 Terbanyak

Nasional
Wapres Doakan Timnas Indonesia Melaju ke Final Piala Asia U23

Wapres Doakan Timnas Indonesia Melaju ke Final Piala Asia U23

Nasional
Ada 297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Pengacara dari 8 Firma Hukum

Ada 297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Pengacara dari 8 Firma Hukum

Nasional
Novel Baswedan dkk Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK, Dianggap Rintangi Pemeriksaan Etik

Novel Baswedan dkk Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK, Dianggap Rintangi Pemeriksaan Etik

Nasional
Kumpulkan Seluruh Kader PDI-P Persiapan Pilkada, Megawati: Semangat Kita Tak Pernah Pudar

Kumpulkan Seluruh Kader PDI-P Persiapan Pilkada, Megawati: Semangat Kita Tak Pernah Pudar

Nasional
Indonesia U-23 Kalahkan Korsel, Wapres: Kita Gembira Sekali

Indonesia U-23 Kalahkan Korsel, Wapres: Kita Gembira Sekali

Nasional
Jokowi Tunjuk Luhut Jadi Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional

Jokowi Tunjuk Luhut Jadi Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional

Nasional
Di Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional, Fahira Idris Sebut Indonesia Perlu Jadi Negara Tangguh Bencana

Di Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional, Fahira Idris Sebut Indonesia Perlu Jadi Negara Tangguh Bencana

Nasional
297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Bukti Hadapi Sidang di MK

297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Bukti Hadapi Sidang di MK

Nasional
Meski Anggap Jokowi Bukan Lagi Kader, Ini Alasan PDI-P Tak Tarik Menterinya dari Kabinet

Meski Anggap Jokowi Bukan Lagi Kader, Ini Alasan PDI-P Tak Tarik Menterinya dari Kabinet

Nasional
Rancangan Peraturan KPU, Calon Kepala Daerah Daftar Pilkada 2024 Tak Perlu Lampirkan Tim Kampanye

Rancangan Peraturan KPU, Calon Kepala Daerah Daftar Pilkada 2024 Tak Perlu Lampirkan Tim Kampanye

Nasional
Nasdem dan PKB Dukung Prabowo-Gibran, PAN Sebut Jatah Kursi Menteri Parpol Koalisi Tak Terganggu

Nasdem dan PKB Dukung Prabowo-Gibran, PAN Sebut Jatah Kursi Menteri Parpol Koalisi Tak Terganggu

Nasional
Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

Nasional
KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

Nasional
Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis 'Pernah', Apa Maknanya?

Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis "Pernah", Apa Maknanya?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com