Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolri Ungkap Alasan Kasus Teroris Meningkat di Tahun 2016

Kompas.com - 28/12/2016, 19:41 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Polri Jenderal Pol Tito Karnavian mengungkapkan, penanganan kasus terorisme pada 2016 meningkat ketimbang tahun sebelumnya.

Tahun lalu, Polri menangani 82 kasus terorisme. Jumlah itu meningkat hingga 170 kasus pada 2016.

Tito mengakui bahwa peningkatan kasus terorisme cukup signifikan terjadi dalam setahun terakhir.

"Bukan hanya serangannya, tapi total termasuk yang digagalkan. Banyak yang berhasil digagalkan dengan baik," kata Tito di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Rabu (28/12/2016) petang.

(Baca: Terduga Teroris di Purwakarta Juga Diduga Rencanakan Aksi Bom Bunuh Diri)

 

Tito mengatakan, tak hanya di Indonesia, gerakan kelompok teroris di dunia juga kian gencar beberapa waktu terakhir.

Hal tersebut dikarenakan dinamika kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Tito mengatakan, pada 2015, ISIS masih mengekspansi secara perlahan wilayah di sejumlah negara.

Kemudian, pada 2016, negara-negara besar di barat menekan ISIS hingga terpojok.

"Mereka tidak bisa bergerak dan jumlahnya semakin mengecil," kata Tito.

Oleh karena itu, untuk mengalihkan perhatian dari posisi mereka yang semakin tersudut, ISIS mengontrol jaringan teroris di luar Suriah dan Irak.

"Jaringan luar negeri disuruh bergerak karena instruksi dari ISIS pusat," kata Tito.

Selain memberantas sel-sel kecil dari jaringan teroris Polri juga mencegah warga negara Indonesia berangkat ke Suriah untuk berbaiat kepada ISIS.

(Baca: Pengamat: Polisi Harus Bisa Tangkap Pengendali Sel Teroris)

Pada tahun ini, terungkap beberapa kelompok yang tugasnya merekrut WNI maupun warga negara asing yang diselundupkan ke Indonesia untuk diberangkatkan ke Suriah.

Pemerintah Indonesia menjalin hubungan dengan intelijen Turki untuk mencegah masuknya WNI ke Suriah.

"Kerja sama dengan Turki cukup baik. Dari jaringan intelijen mereka melakukan penangkapan dan dideportasi," kata Tito. (Baca: Terindikasi Akan Berperang ke Suriah, 3 WNI Dideportasi Turki)

Kompas TV Polisi Periksa Rumah WNI yang Dilarang ke Suriah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com