JAKARTA, KOMPAS.com — Rohaniwan Franz Magnis Suseno mengatakan, umat Kristiani boleh saja membeli hadiah saat Natal, tetapi jangan berlebihan.
Hal itu disampaikan Magnis menanggapi ucapan Paus Fransiskus yang menyatakan bahwa Natal saat ini "tersandera" materialisme.
"Saya kira yang dimaksud Paus bukan tidak boleh memberi hadiah. Itu kebiasaan yang sudah ratusan tahun," ujar Magnis saat dihubungi, Minggu (25/12/2016) malam.
"Yang penting jangan berlebihan, jangan jadi perayaan yang mewah," kata dia.
Romo Magnis menyatakan, pernyataan Paus di Vatikan itu untuk mengingatkan agar umat Kristiani tak melupakan penderitaan bayi dan anak-anak di beberapa negara yang tengah mengalami konflik.
"Diharapkan mereka tidak tenggelam dalam kemewahan karena itu bertentangan dengan momen kelahiran Yesus di Betlehem, di mana kelahiran Yesus diwarnai kesederhanaan," ujar dia.
Paus Fransiskus dalam pesan Natal yang disampaikan saat misa mengatakan bahwa makna Natal sudah "tersandera" oleh materialisme.
(Baca: Paus Fransiskus: Natal "Tersandera" Materialisme)
Perayaan Natal, kata dia, membutuhkan lebih banyak kerendahan hati. Paus menyebut, masih banyak rakyat dunia yang menghadapi kelaparan, terancam bahaya di jalur pengungsi, dan pengeboman di sejumlah kota di Suriah, semisal di Aleppo.
"Hari ini sikap acuh tak acuh semacam itu dapat kembali terjadi jika Natal hanya sekadar perayaan belaka sehingga rasa syukur terhadap Tuhan kerap dikesampingkan," ujar Paus.
"Kita lebih terpaku membeli hadiah mewah, tetapi abai terhadap mereka yang terpinggirkan. Dunia semacam itu telah menyandera Natal sehingga perlu dibebaskan," kata Paus.
(Baca juga: Pesan Uskup Agung Jakarta di Hari Natal 2016)