JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, Bupati Garut Rudy Gunawan telah menetapkan status tanggap darurat selama tujuh hari akibat banjir bandang di daerah itu.
Sutopo memperkirakan, penetapan status tanggap darurat tersebut akan diperpanjang selama penanganan darurat belum selesai oleh tim gabungan.
Adapun tim gabungan terdiri dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Badan SAR Nasional (Basarnas), TNI, Polri, relawan Taruna Tanggap Bencana (Tagana) dan Palang Merah Indonesia (PMI).
"Diperkirakan itu akan diperpanjang selama tujuh hari penanganan darurat belum selesai dan akan diperpanjang disesuaikan kondisi di lapangan," ujar Sutopo saat memberikan keterangan pers di Graha BNPB, Jalan Pramuka, Jakarta Timur, Rabu (21/9/2016).
Sutopo menjelaskan, perpanjangan status tanggap bencana tersebut kemungkinan besar akan dilakukan jika melihat curah hujan saat ini berada di atas normal.
Selain itu, BNPB juga mendeteksi adanya fenomena La Nina di atas Samudera Hindia yang mengakibatkan jumlah curah hujan akan semakin bertambah.
Menurut Sutopo, potensi hujan dengan curah tinggi dan durasi yang panjang akan terus berlangsung sampai mengalami puncaknya pada bulan Januari 2017.
"Dengan kondisi ini ancaman banjir dan longsor meningkat pada Oktober sampai Desember. Curah hujan meningkat 200 persen, banjir dan longsor pun akan meningkat," kata Sutopo.
Banjir bandang menerjang wilayah Bayongbong, Tarogong Kidul, Tarogong Kaler, Banyuresmi, Karangpawitan, di Kabupaten Garut, pada Rabu (21/9/2016) pukul 01.00 WIB.
Banjir terjadi akibat hujan deras sejak Selasa (20/9/2016) malam, yang menyebabkan air di Sungai Cimanuk dan Sungai Cikamuri meluap. Ketinggian banjir mencapai ketinggian 1,5 meter hingga 2 meter.
BNPB mencatat, hingga kini korban banjir bandang yang dinyatakan meninggal mencapai 18 orang dan belasan orang masih dinyatakan hilang.
(Baca: Banjir Bandang Garut, 18 Orang Tewas, 1.000 Warga Mengungsi)
Sutopo menyebut bencana banjir di Garut kali ini merupakan yang paling mematikan sejak 2014.
Berdasarkan catatannya, banjir dan longsor besar dengan jumlah korban jiwa cukup banyak pernah terjadi pada tahun 2012 dan 2014.
"Banjir dan longsor mematikan pernah terjadi di 2012 dan 2014. Jadi kami mengimbau seluruh warga agar waspada dan siaga," ucapnya.
(Baca: Detik-detik Menjelang Banjir Mengerikan di Garut)