JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Hukum dan HAM Yasonna H Laoly mengakui bahwa Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Gorontalo kelebihan kapasitas.
Namun, dari sisi jumlah, menurut dia, kelebihan penghuni Lapas masih dalam jumlah wajar.
"Ya lebih (kapasitas) sedikit saja," ujar Yasona saat ditemui di gedung Pusdiklat BPK, Kalibata, Jakarta Selatan, Kamis (2/5/2016).
(Baca: Napi di Gorontalo Sempat Lempar Polisi dengan Bom Molotov)
"Kalau dibandingkan yang lain, bisa sampai 400 atau 500 persen. Jadi itu sebenarnya aman-aman saja, meski itu seharusnya tetap enggak boleh," lanjut Yasonna.
Ia mengatakan, penyebab kericuhan Lapas Gorontalo yang terjadi beberapa hari lalu karena kelebihan kapasitas, tetapi kurangnya pengawasan terhadap napi.
Kurangnya pengawasan dibuktikan dengan disitanya sejumlah peralatan kebersihan Lapas yang dimodifikasi agar dapat digunakan sebagai senjata tajam.
"Orang (narapidana) yang melakukan pelanggaran hukum akan diproses. Orangnya sudah dibawa ke Polda Gorontalo," ujar dia.
Sebelumnya, polisi terlibat bentrokan dengan narapidana penghuni Lapas Gorontalo. Lebih dari 600 narapidana penghuni Lapas mencoba melindungi rekan mereka yang telah menusuk polisi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.