JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan, Bripda M Kurniawan Noho (20) diserang narapidana di lembaga pemasyarakatan Gorontalo dengan menggunakan senjata tajam.
Saat dilakukan penyelidikan lebih jauh, petugas kepolisian juga dilempar bom molotov oleh napi.
"Ini menjadi pertanyaan kami. Kami ingin menyelidiki lebih lanjut lagi, kenapa napi yang ada di dalam lapas bisa membuat bom molotov," ujar Boy, di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (1/6/2016).
Pelemparan bom molotov dilakukan pada Selasa (31/5/2016) malam, seusai pengeroyokan terhadap Kurniawan.
Ternyata, petugas yang ingin menyelidiki penyebab peristiwa itu pun mengalami intimidasi dari para napi.
Boy menduga, penjagaan lapas lemah sehingga ada senjata tajam yang digunakan untuk melukai Kurniawan dan bom molotov.
"Mungkin selama ini termasuk lepas dari pengawasan, dari sipir, dan petugas sehingga kondisinya cukup aneh apabila napi bisabuat bom molotov," kata Boy.
Menurut Boy, sebelumnya sudah dilakukan razia secara serentak untuk menyisir peredaran narkoba dan barang terlarang di lapas.
Polisi akan mencari tahu pihak yang harus bertanggung jawab soal lolosnya barang-barang terlarang itu ke dalam sel.
"Tentu sudah beberapa bulan lalu dilakukan, tapi ternyata ada benda yang tidak pantas berada di lapas," kata Boy.
Boy mengatakan, pengeroyokan bermula setelah Kurniawan selesai mengawal tahanan.
Saat melintas di sel lapas Gorontalo, tiba-tiba ada napi yang mengeluarkan kata-kata provokatif sehingga menyulut napi lainnya melakukan tindakan anarkis.
Kurniawan pun dikeroyok hingga beberapa anggota tubuhnya terdapat luka robek bekas sayatan benda tajam.
"Korban dilarikan ke rumah sakit oleh sipir penjara di sana. Info di sana masih dalam perawatan dan dalam kondisi cukup baik," kata Boy.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.