Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Sindiran Prabowo Terlalu Sadis

Kompas.com - 29/03/2014, 10:21 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat politik, Tjipta Lesmana, menilai sindiran yang dilontarkan Ketua Dewan Pembina DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto sangat tak rasional. Sindiran yang dimaksud Tjipta adalah saat Prabowo mengatakan ada calon presiden boneka yang ditengarai ditujukan untuk bakal capres dari PDI Perjuangan Joko Widodo alias Jokowi.

"Terlalu sadis sindiran Prabowo ini," kata Tjipta, dalam sebuah diskusi politik, di Jakarta, Sabtu (29/3/2014).

Tjipta menuturkan, Jokowi ditunjuk sebagai bakal capres oleh PDI-P setelah Ketua Umum partai tersebut, Megawati Soekarnoputri, melakukan kajian yang dalam dan panjang. Di tengah prosesnya, terjadi juga pergulatan dan konflik di internal PDI-P mengenai figur yang akan diusung sebagai capres.

"Ada yang dukung, ada yang nentang karena Jokowi ibarat anak kos, belum dua tahun masuk di PDI-P," ujarnya.

Guru Besar Komunikasi Politik Universitas Pelita Harapan itu melanjutkan, saat deklarasi dilakukan, Megawati juga melakukannya dengan cara yang dramatis. Melalui selembar kertas, dia mencatatkan mandatnya agar dijalankan sepenuhnya oleh Jokowi dan seluruh mesin partainya harus mendukung keputusan tersebut.

Setelah deklarasi itulah, kata Tjipta, kemudian muncul anggapan bahwa Jokowi hanya akan dijadikan boneka oleh Megawati. Suasana semakin memanas karena di saat bersamaan Prabowo merasa dikhianati oleh Megawati lantaran tak mengingkari perjanjian Batu Tulis.

"Prabowo ini gusar, menganggap Mega sebagai pengkhianat. Saya bilang, Prabowo stop menghantam. Kampanye itu menanamkan attitude di otak rakyat. Jangan hantam sana-sini karena itu enggak akan efektif," ujarnya.

Seperti diberitakan, bakal capres dari Partai Gerindra Prabowo Subianto dalam kampanyenya berkali-kali menyebut kata "boneka" yang dinilai banyak pihak sebagai sindiran terhadap Jokowi. Menanggapi itu, Sekretaris Jenderal DPP PDI-P Tjahjo Kumolo meminta seluruh juru kampanye tak terpancing. Ia menegaskan, semua pihak berhak menyindir, dan PDI-P baru akan memberikan tanggapan serius ketika sindiran itu secara jelas menyebut nama PDI-P atau bakal capresnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Nasional
Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Nasional
Hasto: Di Tengah Panah 'Money Politic' dan 'Abuse of Power', PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Hasto: Di Tengah Panah "Money Politic" dan "Abuse of Power", PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Nasional
Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Nasional
Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

Nasional
Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

Nasional
Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

Nasional
Jokowi Bakal Diberi Posisi Terhormat, PDI-P: Untuk Urusan Begitu, Golkar Paling Sigap

Jokowi Bakal Diberi Posisi Terhormat, PDI-P: Untuk Urusan Begitu, Golkar Paling Sigap

Nasional
PPP Jadi Partai yang Gugat Sengketa Pileg 2024 Terbanyak

PPP Jadi Partai yang Gugat Sengketa Pileg 2024 Terbanyak

Nasional
Wapres Doakan Timnas Indonesia Melaju ke Final Piala Asia U23

Wapres Doakan Timnas Indonesia Melaju ke Final Piala Asia U23

Nasional
Ada 297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Pengacara dari 8 Firma Hukum

Ada 297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Pengacara dari 8 Firma Hukum

Nasional
Novel Baswedan dkk Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK, Dianggap Rintangi Pemeriksaan Etik

Novel Baswedan dkk Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK, Dianggap Rintangi Pemeriksaan Etik

Nasional
Kumpulkan Seluruh Kader PDI-P Persiapan Pilkada, Megawati: Semangat Kita Tak Pernah Pudar

Kumpulkan Seluruh Kader PDI-P Persiapan Pilkada, Megawati: Semangat Kita Tak Pernah Pudar

Nasional
Indonesia U-23 Kalahkan Korsel, Wapres: Kita Gembira Sekali

Indonesia U-23 Kalahkan Korsel, Wapres: Kita Gembira Sekali

Nasional
Jokowi Tunjuk Luhut Jadi Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional

Jokowi Tunjuk Luhut Jadi Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com