Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Kita Harusnya Hargai Orang Berprestasi, Bukan Gaduh Terus

Kompas.com - 18/08/2016, 13:29 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menilai, orang-orang berprestasi yang ada di Indonesia saat ini belum dihargai sepenuhnya. Oleh karena itu, banyak dari mereka yang justru bekerja di luar negeri.

"Kita harusnya hargai orang yang berprestasi. Kita harus mulai beri penghargaan ke orang yang mau kerja keras. Bukan gaduh terus," kata Jokowi saat menerima ratusan teladan nasional di Istana Negara, Jakarta, Kamis (18/7/2016).

Jokowi menyebut, di Amerika Serikat setidaknya ada 74 profesor yang berasal dari Indonesia. Di Silicon Valley, lanjut dia, ada ratusan orang Indonesia yang bekerja untuk berbagai perusahaan teknologi di negeri Paman Sam tersebut.

Jumlah itu belum termasuk yang bekerja di negara lain sepeti Jepang, Korea dan Jerman.

"Kenapa tidak mereka bekerja di Indonesia? Ini yang sedang kita upayakan agar semakin banyak anak negeri yang punya prestasi bekerja di dalam negeri," kata Jokowi.

(baca: Usai Bertemu Jokowi, Arcandra Sebut Berkontribusi untuk Negara Tak Harus Jadi Menteri)

Salah satu orang Indonesia yang ditarik oleh Jokowi ke Indonesia adalah Arcandra Tahar. Ia diminta menjadi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral dalam reshuffle kabinet Jilid II pada akhir Juli 2016.

Namun, belum sebulan Arcandra menjabat, ia diketahui pernah memiliki paspor Amerika Serikat.

Berdasarkan UU Nomor 12/2016, maka status WNI Arcandra otomatis hilang karena memiliki paspor negara lain.

(baca: Dirjen AHU: Arcandra Tak Mengerti UU Kewarganegaraan)

Setelah kabar ini menyebar di media sosial dan menjadi pemberitaan luas, akhirnya Jokowi memberhentikan dengan hormat Arcandra Tahar sebagai Menteri ESDM.

Namun dalam sambutannya, Jokowi sama sekali tak menyebut soal Arcandra. Sejak polemik kewarganegaraan Arcandra tersiar, belum ada pernyataan yang keluar dari Kepala Negara.

Saat ditanya wartawan mengenai Arcandra, Jokowi menyerahkan kepada Menteri Sekretaris Negara Pratikno untuk menjawabnya.

(baca: Arcandra Tahar: Saya Bukan Malaikat...)

Jokowi hanya bicara mengenai kondisi masyarakat Indonesia di media sosial, yang kebanyakan hanya berisi kata-kata saling menjelekkan dan mencela satu sama lain.

"Coba baca saja. Saya sering buka di online media atau media sosial komentarnya itu. Kadang membuat tertawa tapi kadang membuat sedih, saling menjelekkan saling mencaci itu bukan budaya ketimuran kita," kata Jokowi.

Kompas TV Arcandra Tahar Muncul di Istana
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Nasional
Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

BrandzView
Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Nasional
Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Nasional
Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Nasional
Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Nasional
Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

Nasional
TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

Nasional
Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur

Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur

Nasional
Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali, Panglima Agus Minta Bais TNI Mitigasi Ancaman

Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali, Panglima Agus Minta Bais TNI Mitigasi Ancaman

Nasional
Kisah Ayu, Bidan Dompet Dhuafa yang Bantu Persalinan Saat Karhutla 

Kisah Ayu, Bidan Dompet Dhuafa yang Bantu Persalinan Saat Karhutla 

Nasional
Dinilai Berhasil, Zulhas Diminta PAN Jatim Jadi Ketum PAN 2025-2030

Dinilai Berhasil, Zulhas Diminta PAN Jatim Jadi Ketum PAN 2025-2030

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com