Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LSI: Beredarnya Surat DKP Dapat Pengaruhi Suara Prabowo

Kompas.com - 15/06/2014, 17:04 WIB
Dani Prabowo

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Elektabilitas calon presiden Prabowo Subianto disebut terus  meningkat menjelang Pemilu Presiden 9 Juli mendatang. Namun, beredarnya surat keputusan Dewan Kehormatan Perwira (DKP) dinilai dapat memengaruhi pilihan pemilih pada pemungutan suara nanti.

"Merebaknya isu penculikan mahasiswa yang bisa menjadi skandal merugikan elektabilitas Prabowo," kata peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Adjie Alfaraby, di Jakarta, Minggu (15/6/2014).

Adjie menuturkan, setidaknya ada tiga alasan yang membuat isu itu dapat memengaruhi sikap pemilih. Pertama, isu itu memiliki bukti hukum yang kuat, yakni surat keputusan DKP yang beredar di publik.

"Kasus yang selama ini banyak diterka publik luas kini menemukan bukti dokumennya. Oleh para saksi, dokumen yang bocor itu diakui asli," ujarnya. (baca: Pimpinan DKP Benarkan Surat Rekomendasi Pemberhentian Prabowo dari ABRI)

Kedua, ia menambahkan, ada sejumlah mantan anggota DKP yang mulai angkat bicara mengenai kasus itu, seperti Agum Gumelar dan Fachrul Razi. Ia menilai, kedua orang itu bertindak layaknya juru bicara yang menjelaskan secara rinci duduk perkara kasus yang melibatkan Prabowo kepada publik. (baca: Fachrul Razi: Saya Tahu Tabiat Prabowo, Kurang Pantas Jadi Presiden dan Agum Gumelar: Saya Akan Pilih Jo-ko Wi-do-do... Bukan Pemimpin Arogan)

"Ketiga, media massa yang cukup ramai memberitakannya. Beberapa kali berita ini menjadi halaman utama koran nasional dan dibahas dalam talkshow TV swasta," katanya.

Adjie menambahkan, survei LSI menunjukkan, sebanyak 51,5 persen publik yang pernah mendengar isu itu percaya bahwa Prabowo terlibat di dalamnya, sedangkan sebanyak 36,7 persen menyatakan tidak percaya Prabowo terlibat dan 11 persen menyatakan tidak tahu.

Lebih jauh, ia mengatakan, dari masyarakat yang pernah mendengar isu tersebut, sebanyak 56,8 persen di antaranya menjadikan hal itu sebagai pertimbangan dalam menentukan pilihan nanti. Hanya 34,3 persen yang menyatakan tidak mempertimbangkan dan 8,8 persen memilih tidak menjawab atau tidak tahu.

Survei terakhir LSI dilakukan dalam periode 1-9 Juni 2014 dengan metode multistage random sampling. Ada 2.400 responden di seluruh Indonesia yang didata dengan cara teknik wawancara tatap muka menggunakan kuesioner. Tingkat margin of error survei ini kurang lebih 2 persen.

Sebelumnya, pengamat pertahanan, Jaleswari Pramodhawardani, menilai publik perlu tahu mengapa Prabowo diberhentikan dari ABRI. (baca: Pengamat: Publik Mesti Tahu Mengapa Prabowo Diberhentikan dari ABRI)

Tim kampanye pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa menganggap beredarnya surat keputusan DKP sebagai kampanye hitam untuk menjatuhkan Prabowo. Apa pun isi surat tersebut, Prabowo tetap dianggap diberhentikan dengan hormat dari ABRI. (baca: Soal Surat DKP, Kubu Prabowo-Hatta Tuding Ada yang Ingin Perburuk Suasana)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

Nasional
Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Nasional
Golkar Resmi Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Golkar Resmi Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
Fahira Idris: Jika Ingin Indonesia Jadi Negara Maju, Kuatkan Industri Buku

Fahira Idris: Jika Ingin Indonesia Jadi Negara Maju, Kuatkan Industri Buku

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com