Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perdebatan Sekjen PKS Vs Kaesang soal Jokowi, Berawal dari Tudingan hingga Bikin Luhut Turun Tangan

Kompas.com - 01/07/2024, 06:42 WIB
Achmad Nasrudin Yahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Aboe Bakar Al Habsyi menuding Presiden Joko Widodo telah menyodorkan nama putra bungsunya, Kaesang Pangarep, untuk mengamankan tiket maju pada Pilkada Daerah Khusus Jakarta 2024.

Tudingan Aboe tersebut berbuntut panjang. Kaesang menganggap Aboe telah berbohong dan meminta agar tak menarik nama ayahnya.

Tudingan Aboe tersebut juga membuat Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan turun tangan.

Luhut membantah pernyataan Aboe dan meminta agar tidak asal berbicara terkait Jokowi.

Tudingan Aboe

Perdebatan panas ini berawal dari pernyataan Aboe yang menyebutkan, Jokowi telah menyodorkan nama Kaesang Pangarep agar bisa maju pada Pilkada Jakarta 2024.

Aboe bahkan mengungkapkan, tawaran untuk mengusung Kaesang tidak hanya diberikan kepada satu partai, tapi ada beberapa partai.

"Sudah-sudah, sudah menyodorkan (Kaesang ke beberapa partai). Sudah menyodorkan, kita lihat saja," kata Aboe Bakar di Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Kamis (27/6/2024).

Namun Aboe tidak menjelaskan lebih lanjut partai mana saja yang sudah disodorkan nama Kaesang. Ia juga tidak membantah maupun membenarkan jika PKS menjadi salah satu partai yang ditawari.

"Sudah ya, cukup ya. (Disodorkan) Ke mana-mana," ucap dia.

Baca juga: Kaesang Dinilai Unggul di Jateng, PDI-P Andalkan Kekuatan Kolektif

Aboe juga bungkam ketika ditanya informasi tersebut diperoleh dari mana. Menurut dia, praktik cawe-cawe di tanah politik sudah biasa terjadi.

"Enggak ada, enggak ada," katanya sambil berlalu.

Dibantah Kaesang

Sementara Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep meminta Aboe tidak membawa-bawa ayahnya terkait Pilkada Jakarta 2024.

Menurutnya, sebagai seorang ketum, dirinya lah yang memegang kewenangan untuk menentukan siapa sosok yang akan maju di Pilkada Jakarta.

"Sebagai ketua umum, saya berwenang penuh menentukan siapa yang akan dicalonkan oleh PSI. Kewenangan itu semua ada di ketua umum kok, jadi kita tunggu saja. Jangan bawa-bawa Presiden lah, yang ketua umum kan saya!" ujar Kaesang dalam keterangannya, Kamis (27/6/2024) malam.

Kaesang menjelaskan, Jokowi tidak pernah menitipkan dirinya kepada partai-partai. Karena itu, kata dia, Aboe tidak berbicara sesuai dengan fakta.

Baca juga: Sekjen PKS Sebut Jokowi Titip Kaesang di Pilkada Jakarta, Luhut: Yang Ngomong Sakit Jiwa

"Silakan cek, atau sebut partai mana yang pernah ditawari Pak Jokowi. Cara-cara seperti itu tidak baik dan ini merupakan kebohongan pada publik," tuturnya.

Di sisi lain, Kaesang curiga PKS sebenarnya ingin menutup pintu koalisi dengan PSI di Jakarta.

Sejauh ini, PKS mengusung duet Anies Baswedan-Sohibul Iman untuk maju di Jakarta.

"PSI kan punya kursi di Jakarta, lumayan ada 8 kursi. Banyak juga partai yang menyodor-nyodorkan jagoannya agar didukung PSI. Pernyataan Sekjen PKS mungkin hendak menutup pintu koalisi dengan PSI, ya enggak apa-apa juga," kata Kaesang.

Luhut turun tangan

Tudingan tersebut membuat Luhut turun tangan. Luhut membantah pernyataan Aboe jika Jokowi cawe-cawe dalam Pilkada Jakarta 2024.

"Kalau itu dibilang, orang yang ngomong itu sakit jiwa itu kayaknya itu," ujar Luhut di Monas, Jakarta, seperti dikutip dari video Kompas TV Minggu (30/6/2024).

Luhut meminta Sekjen PKS untuk tidak membuat tuduhan tak berdasar dan tidak asal ngomong terkait Jokowi.

Sepengetahuan Luhut, Jokowi tidak pernah ikut campur terkait bursa Pilkada DKI Jakarta 2024 maupun Pilpres 2024.

"Saya kan anu... Masih di kabinet. Orang bilang sama soal nyolek-nyolek Gibran, mana pernah (Jokowi) ngomong soal Gibran jadi Wapres. Enggak pernah," jelasnya.

Baca juga: Bela Jokowi yang Dituding Sodorkan Nama Kaesang di Pilkada Jakarta, Luhut: Jangan Asal Ngomong

"Saya bilang kemarin di IPB, saya bilang di depan guru-guru besar kemarin di UI, enggak pernah itu," sambung Luhut.

Sementara itu, Luhut menyebut Jokowi adalah Presiden yang sangat demokratis. Bahkan, kata dia sambil tertawa, Jokowi terlalu demokratis.

"Presiden (Jokowi) itu sangat demokratis, itu yang saya tahu. Menurut saya, maaf, ha ha ha, kadang-kadang terlalu demokratis juga, karena mungkin saya tentara ya, saya enggak tahu. Beliau sangat dengarin semua," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kompleksnya Operasional Penerbangan Haji

Kompleksnya Operasional Penerbangan Haji

Nasional
Wapres Nilai Pemecatan Hasyim Asy'ari Tak Ganggu KPU Gelar Pilkada

Wapres Nilai Pemecatan Hasyim Asy'ari Tak Ganggu KPU Gelar Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Janji Ketua KPU ke Korbannya | Jaksa Agung Lantik 4 Kajati Baru

[POPULER NASIONAL] Janji Ketua KPU ke Korbannya | Jaksa Agung Lantik 4 Kajati Baru

Nasional
Tanggal 7 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Golkar Lakukan Survei Tahap II untuk Pilkada Jabar, Cari Pendamping atau Pengganti Ridwan Kamil?

Golkar Lakukan Survei Tahap II untuk Pilkada Jabar, Cari Pendamping atau Pengganti Ridwan Kamil?

Nasional
Kerugian Negara Kasus LNG Pertamina Dibebankan ke Perusahaan AS, KPK Ungkit Kasus E-KTP

Kerugian Negara Kasus LNG Pertamina Dibebankan ke Perusahaan AS, KPK Ungkit Kasus E-KTP

Nasional
Wapres Ma'ruf Jamu Biro Komite Palestina untuk PBB

Wapres Ma'ruf Jamu Biro Komite Palestina untuk PBB

Nasional
AHY Bilang Jokowi Tak Tawarkan Kaesang ke Demokrat dan Parpol KIM

AHY Bilang Jokowi Tak Tawarkan Kaesang ke Demokrat dan Parpol KIM

Nasional
Anwar Usman Diputus Tak Langgar Kode Etik Soal Dugaan Sewa Pengacara untuk Lawan MK di PTUN

Anwar Usman Diputus Tak Langgar Kode Etik Soal Dugaan Sewa Pengacara untuk Lawan MK di PTUN

Nasional
Menakar Duet Anies-Andika jika Melawan Calon Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada Jakarta

Menakar Duet Anies-Andika jika Melawan Calon Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada Jakarta

Nasional
KPK Sebut Bansos Presiden yang Diduga Dikorupsi Capai 6 Juta Paket

KPK Sebut Bansos Presiden yang Diduga Dikorupsi Capai 6 Juta Paket

Nasional
AHY Sebut Penyusunan Kabinet Tak Terkait Dukungan Parpol KIM di Pilkada

AHY Sebut Penyusunan Kabinet Tak Terkait Dukungan Parpol KIM di Pilkada

Nasional
LPPA Aisyiyah: Dari Perspektif Perempuan, Praktik Tambang Cenderung Merusak Lingkungan

LPPA Aisyiyah: Dari Perspektif Perempuan, Praktik Tambang Cenderung Merusak Lingkungan

Nasional
KPK Siap Hadapi Argumen Karen Agustiawan yang Pernah Menang Kasasi Lawan Kejagung

KPK Siap Hadapi Argumen Karen Agustiawan yang Pernah Menang Kasasi Lawan Kejagung

Nasional
Survei Indikator Politik: Elektabilitas Ridwan Kamil, Dedi Mulyadi, dan Komeng Tertinggi di Jabar

Survei Indikator Politik: Elektabilitas Ridwan Kamil, Dedi Mulyadi, dan Komeng Tertinggi di Jabar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com