Jelaslah bahwa penggunaan bansos untuk kepentingan politik tidak hanya menciptakan ketidakadilan dalam distribusi, tetapi juga dapat merusak integritas demokrasi dan proses pemilihan umum secara keseluruhan.
Praktik ini dapat menimbulkan ketidakpercayaan terhadap institusi pemerintahan dan menciptakan lingkungan politik yang tidak sehat, di mana kepentingan politik mendominasi kepentingan masyarakat secara umum.
Eksploitasi bansos terjadi ketika bantuan yang semestinya ditujukan untuk membantu kelompok rentan, justru dimanfaatkan untuk kepentingan yang bertentangan.
Pelaku eksploitasi bansos mungkin memanfaatkan situasi ini untuk politisnya, atau mengalihkan bantuan tersebut untuk keperluan yang tidak sesuai tujuan awal diadakannya program bansos.
Tidak jarang, eksploitasi ini melibatkan praktik korupsi, di mana dana bansos disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Jelas ini merugikan jutaan orang yang seharusnya menjadi penerima manfaat utama dari program tersebut.
Peran politik juga tidak bisa dipandang sebelah mata dalam distribusi bansos. Politisasi bansos terjadi ketika bantuan tersebut dimanfaatkan oleh pihak-pihak politik untuk kepentingan tertentu di arena politik.
Acap kali menjelang pemilihan umum (juga pemilihan daerah), bansos sering digunakan sebagai alat untuk memperoleh dukungan politik dari masyarakat, dengan pembagian bantuan yang dihubungkan dengan kampanye politik atau syarat dukungan terhadap calon tertentu.
Dampak dari eksploitasi dan politisasi bansos sangatlah merugikan bagi masyarakat yang seharusnya menjadi sasaran utama dari program tersebut.
Masyarakat rentan yang seharusnya mendapatkan manfaat dari bansos seringkali menjadi korban dari praktik-praktik yang tidak bermoral ini.
Eksploitasi dan politisasi bansos juga menghancurkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan lembaga penyelenggara bansos, yang pada akhirnya dapat mengancam stabilitas sosial dan politik.
Bansos seharusnya menjadi alat untuk mengurangi kesenjangan sosial dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun, dalam konteks pemilihan umum (pemilu) atau pemilihan kepala daerah (pilkada), adakalanya praktik bansos politik menjadi perhatian serius.
Dengan begitu masyarakat harus secara tegas menolak politisasi bansos, terutama di periode krusial seperti ini, karena berpotensi menjadi alat sogokan yang merusak integritas demokrasi.
Jelang pemilu atau pilkada, bansos seringkali dimanfaatkan oleh politisi untuk memperoleh dukungan politik dari masyarakat.
Praktik ini sering terjadi dalam bentuk pembagian bansos secara masif kepada warga dengan harapan memenangkan simpati dan dukungan suara di masa pemilihan.
Sangat boleh jadi penyaluran bansos menjelang pemilu atau pilkada menimbulkan risiko bahwa masyarakat akan menganggap bantuan tersebut sebagai sogokan untuk memilih calon tertentu.