Mahfuz berharap bahwa Partai Gelora dan PSI dapat menjadi tulang punggung dari kekuatan politik nasional yang baru bersama-sama di Senayan.
Baca juga: Sejumlah Tokoh Nasional hingga Artis Bakal Ramaikan Kampanye Akbar Prabowo-Gibran di GBK Senayan
“Partai Gelora membawa pikiran-pikiran baru dari masyarakat Indonesia, sehingga bisa menjadi bagian dari tulang punggung kekuatan politik baru nasional. Mudah-mudahan Partai Gelora dan PSI bisa terus bersama-sama,” jelasnya.
Sementara itu, Direktur Riset Median Ade Irfan Abdurahman mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan survei terkait potensi partai baru masuk Senayan sudah dilakukan sejak November 2022.
“Pada saat itu, kami bertanya (kepada responden), ‘Bagaimana menurut pendapat Anda apakah parpol baru dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah yang akan dihadapi ke depan?’. (Responden) yang menjawab setuju kurang lebih 40,6 persen,” imbuhnya.
Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa partai baru memiliki potensi untuk mengatasi tantangan di masa mendatang.
Baca juga: Mahfud MD Minta Pemilih Tak Terpengaruh Hasil Survei
Data survei tersebut juga terus diperbarui oleh Median hingga November-Desember 2023.
“Terakhir kami lakukan pengambilan data dari tanggal 12 Desember 2023 sampai tanggal 1 Januari 2024 ada 1.500 responder yang kami tanya. Kami juga telah tetapkan 10 besar elektabilitas pemilu legislatif saat ini,” jelas Ade Irfan.
Adapun sepuluh besar elektabilitas untuk pemilu legislatif saat ini, yaitu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dengan persentase 20,8 persen, Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) 20,1 persen, Golongan Karya (Golkar) 8,5 persen, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 8,0 persen.
Kemudian, Partai Nasional Demokrat (NasDem) 7,6 persen, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 5,4 persen, Partai Amanat Nasional (PAN) 4,1 persen, Demokrat 4,0 persen, PSI 2,9 persen, dan Partai Gelora 2,8 persen.
Baca juga: Elektabilitas Partai Gelora Menanjak, Survei SPIN Ungkap Alasannya
“Dan ini menariknya ada dua partai nonparlemen, yaitu PSI dan Partai Gelora. PSI dari 1,7 persen pada bulan November (meningkat) menjadi 2,9 persen pada bulan Desember, (sementara) Partai Gelora dari 1,6 persen menjadi 2,8 persen. Jadi, dalam kurun waktu satu bulan, kedua partai ini mengalami kenaikan lebih dari 1 persen,” tutur Ade Irfan.
Menurut survei Median, lanjut dia, terdapat peningkatan signifikan dalam elektabilitas PSI dan Partai Gelora.
Peningkatan tersebut sangat luar biasa, sehingga menimbulkan keingintahuan publik, termasuk Median.
“Apa sih alasannya memilih kedua partai ini? Kalau di PSI itu alasan memilihnya yang paling dominan ada anak muda, serta ada Jokowi dan Gibran Rakabuming Raka. Sedangkan dari Gelora, alasan memilihnya itu, karena (mereka) suka program dan janjinya,” ucap Ade Irfan.
Baca juga: PRT Jadi Caleg DPRD DKI Ngaku Dilarang Sosialisasi, Bawaslu Jaksel: Ada Miskomunikasi
Ia menilai bahwa ada upaya sosialisasi yang massif dari kader dan calon legislatif (caleg) Partai Gelora dalam satu bulan terakhir, sehingga program-program ini mulai diserap dan diterima oleh publik.
Menurut Ade Irfan, hal tersebut sangat menarik terutama dalam konteks pemilu serentak saat ini.