“Biasanya, orang jarang melihat ada program-program yang ditawarkan parpol yang sudah ter-capture. Salah satu yang diingat oleh publik adalah kuliah gratis,” ujarnya.
Lebih lanjut, Ade Irfan mengatakan bahwa faktor popularitas Ketua Umum (Ketum) Partai Gelora, Anis Matta dan Wakil Ketua Umum (Waketum) Fahri Hamzah juga berkontribusi terhadap tren kenaikan elektabilitas Partai Gelora, selain faktor-faktor di lapangan.
Baca juga: Survei Elektabilitas Capres-Cawapres Sehari Sebelum Masa Tenang Pemilu 2024
Dengan demikian, sebut dia, dari survei Median disimpulkan bahwa ada dua partai nonparlemen yang kemungkinan besar masuk ke dalam ambang batas elektoral, asalkan mereka tetap konsisten dengan strategi yang telah mereka terapkan dalam satu bulan terakhir ini.
"Kalau mereka konsisten, elektabilitas PSI dan Partai Gelora akan terus meningkat, dan tidak menutup kemungkinan untuk masuk ke Senayan, karena jaraknya (mendekati ambang batas) sudah tinggal sedikit lagi," tuturnya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua DPP PSI Cheryl Tanzil menyatakan bahwa dalam Pemilu 2024, pihaknya merasa lebih percaya diri dan optimistis untuk dapat masuk ke parlemen.
Perombakan dalam kepengurusan inti, terutama penunjukan Kaesang selaku anak dari Jokowi sebagai ketua umum, memberikan dorongan semangat dan keyakinan yang besar bagi PSI.
Baca juga: Goenawan Mohamad: Orang Miskin kalau Mau Bikin Partai Harus Jual Diri Seperti PSI
“Tim kami baru, pengalaman juga sudah ada sejak 2019 sehingga kami lebih optimistis. Meski muda, kami belajar cepat. Segmentasi kami sangat besar pada anak muda,” kata Cheryl.
Cheryl menjelaskan bahwa PSI mengusung ideologi yang menentang korupsi dan intoleransi.
Menurutnya, dua isu tersebut sangat diterima oleh kalangan muda.
Selain itu, jargon seperti ‘Ikut Jokowi PSI' dan 'PSI Partai Jokowi' telah membuat partai ini semakin dikenal di kalangan masyarakat luas.
“Kami dukung Prabowo bukan hanya mengejar efek ekor jas, melainkan juga karena ada anak muda, Gibran,” tutur Cheryl.
Baca juga: Anis Matta Terima Aspirasi Nelayan, Siap Menangkan Prabowo-Gibran Satu Putaran
Direktur Eksekutif Algoritma Research and Consulting Aditya Perdana menambahkan bahwa apa yang telah dilakukan PSI dan Partai Gelora sebagai partai baru telah berjalan dengan baik, hanya perlu dilanjutkan dengan konsistensi dalam implementasinya.
“Jadi saya pikir sudah sangat baik, tinggal dijalankan dan diimplementasikan secara konsisten, karena kita semua juga ingin melihat itu,” katanya.
Aditya menilai bahwa kenaikan tren elektabilitas PSI dan Partai Gelora memiliki kaitan dengan apa yang dikenal sebagai "Jokowi Effect" dalam lanskap politik Indonesia saat ini, terutama dalam konteks Koalisi Indonesia Maju yang mengusung pasangan nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Baca juga: Istana Kembali Tegaskan Jokowi Tak Akan Ikut Kampanye Hari Ini
Dalam konteks 2024, kata dia, efek Jokowi cukup signifikan. Partai yang bisa mendapatkan manfaat dari efek ini pasti akan memperoleh keuntungan.
“Saya kira, tentu hal ini sudah diperhitungkan Partai Gelora ketika bergabung dengan koalisi Pak Prabowo, memang efek ini yang dicari,” jelas Aditya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.