Fahri mengatakan, Prabowo adalah seorang mantan perwira tinggi militer yang nasionalismenya tidak bisa diragukan lagi.
Latar belakang tersebut menyebabkan Prabowo menjadi sulit diterima sebagian kekuatan asing yang menganggap kepentingan mereka akan sangat terganggu apabila Prabowo menjadi presiden.
Padahal, mereka mengetahui bahwa Prabowo adalah seseorang yang memiliki latar pergaulan global yang juga luas.
Seperti diketahui, Prabowo bersekolah di luar negeri sampai pendidikan militer di Amerika Serikat (AS) dan bersahabat dengan banyak orang di luar negeri dari dulu sampai sekarang.
“Kita mengajak agar pembelahan di kalangan umat Islam tentang siapa yang akan menjadi pemimpin dengan cara mengurangi, bahkan menghilangkan, penggunaan identitas yang sangat primordial dalam pemilu yang memilih pemimpin di ruang publik ini,” katanya.
Pada saat yang sama, dia mengajak masyarakat meyakinkan saudara-saudara yang bekerja untuk kepentingan asing bahwa pada dasarnya Prabowo bukan sedang ingin mencari musuh dan ingin menghentikan perdagangan dengan luar negeri.
“Pak Prabowo ingin agar dalam perdagangan itu berlaku asas keadilan bagi umat, bangsa, dan rakyat Indonesia,” tegasnya.
Fahri mempertanyakan, jika masyarakat bebas menjual produk-produk di dalam negeri dengan harga yang sangat adil, mengapa produk-produk Indonesia yang teknologinya masih rendah tidak bisa dijual dengan harga yang juga adil?
“Kita putuskan bahwa produk kita yang umumnya berbahan mentah dikelola dulu di dalam negeri. Kita memerlukannya sebagai fondasi bagi industri kita di dalam negeri pada masa-masa selanjutnya,” ujarnya.
Lebih lanjut, Fahri berharap, kali ini umat Islam dan bangsa Indonesia lebih jernih memandang kepentingan nasional umat dan bangsa harus sama-sama menjadi pemenang.
Baca juga: Fahri Hamzah: Prabowo Sosok Paling Konkret Membela Palestina
“Kemenangan kita adalah apabila kita bisa meletakkan fondasi kepemimpinan yang kuat untuk menghadapi kecenderungan dunia multipolar yang bisa saja akan sangat mengganggu tahapan-tahapan pertumbuhan dan perkembangan bangsa kita ke depan,” katanya.
Dia menyebutkan, semua pihak harus menyadari bahwa dalam pertarungan global, tidak semua kepentingan bangsa lain dan kepentingan bangsa sendiri sama.
Terkadang, kepentingan bangsa lain harus dikorbankan. Meski kita tidak mau mengorbankan negara lain, negara tidak boleh dilarang untuk membela diri.
“Indonesia ini adalah aset umat Islam yang terbaik, bahkan untuk seluruh dunia. Maka menjaganya agar tumbuh menjadi kekuatan besar di dunia yang mempunyai implikasi meningkatnya posisi tawar umat Islam secara utuh dalam isu-isu global adalah sebuah tindakan yang sangat strategis,” ujarnya.
Dia menambahkan, posisi umat Islam dalam konflik di Palestina selama ini lemah. Hal yang sama terjadi dengan posisi umat Islam pada isu Uyghur dan Rohingya.
Baca juga: Cerita Fahri Hamzah, Detik-Detik Jokowi dan Prabowo Bersatu
Fahri menegaskan, semua itu memerlukan sebuah negara yang kuat dan karena itulah Indonesia adalah salah satu harapan bagi umat Islam di seluruh dunia untuk meningkatkan posisi tawar mereka.
“Pak Prabowo yang akan dibantu Mas Gibran adalah pilihan yang tidak banyak. Di tangan mereka, transformasi besar bangsa Indonesia akan terjadi dan menjadikan Indonesia sebagai superpower baru seperti mimpi dan cita-cita Partai Gelora Indonesia,” ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.