KOMPAS.com - Ketua Umum (Ketum) Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Anis Matta mengatakan, pihaknya mempunyai keinginan menjadikan Indonesia sebagai negara superpower baru.
Terlebih, Indonesia merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia saat ini. Kemudian, saat ini hanya umat Islam yang tidak memiliki negara dengan kekuatan utama dunia atau menjadi negara adidaya.
Hal itu dia ungkapkan dalam Dialog Keumatan antara Anis Matta dengan para kiai, ulama, asatidz dan asatidzah se-Kota Depok yang digelar di Gelora Media Centre, Jakarta, Jumat (26/1/2024).
Anis mengatakan, hal tersebut menjadi salah satu alasan Partai Gelora mendukung calon presiden (capres) Prabowo Subianto di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
“Kemarin salah satu media asing, media barat mulai menulis Pak Prabowo kemungkinan besar akan menang dalam Pilpres 2024,” katanya melansir partaigelora.id.
Baca juga: Anis Matta Klaim Media Asing Mulai Beritakan Prabowo Menangi Pilpres 2024
Prabowo ditulis memiliki cita-cita menjadikan Indonesia sebagai negara muslim terbesar yang bisa menjadi kekuatan superpower.
Anis menambahkan, untuk memperjuangkan kepentingan umat, tidak bisa lagi berbicara kelompok, tetapi harus populasi secara keseluruhan.
Dalam hal ini, dengan mayoritas penduduk beragama Islam, otomatis penduduk miskin terbesar di Indonesia adalah umat Islam akibat tingkat pendidikannya yang rendah.
Mantan Wakil Ketua DPR RI itu mengatakan, semua pihak harus berjuang secara sistematis, seperti memperjuangkan wajib belajar 16 tahun.
“Di sekolah kita kasih makan gratis, pendidikan sampai kuliah gratis, negara kasih anggaranya. Jadi kita memperjuangkan agama dan negara dalam politik itu, sistematikanya begini,” katanya.
Baca juga: Partai Gelora Gelar Dialog Keumatan, Paparkan Program dan Agenda Keumatan Prabowo-Gibran
Lebih lanjut, Anis mengatakan, sekarang sudah saatnya umat Islam menjadi bagian dari kekuatan politik arus utama di Indonesia.
Sebagai penduduk mayoritas di Indonesia, umat Islam tidak bisa lagi menjadi outsider atau seperti orang luar.
“Umat Islam selalu dijauhkan dari negara, kita ini seperti outsider, padahal umat Islam mayoritas. Kita tidak bisa terus berlawanan dengan negara, kita harus menjadi bagian dari negara, sehingga ikut menentukan masa depan Indonesia,” katanya.
Anis Matta berharap, umat Islam di Indonesia bisa mencontoh keberhasilan perjuangan umat Islam di Thailand dan Filipina sekarang.
Meskipun keberadaan umat minoritas umat Islam di Thailand dan Filipina, mereka berhasil memperjuangkan kepentingan agama di dalam negara.
Baca juga: Survei SPIN: Elektablitas Partai Gelora Sentuh 3,6 Persen, Diprediksi Lewati Ambang Batas Parlemen