BANDAR LAMPUNG, KOMPAS.com - Sekretaris Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Hasto Kristiyanto, menilai calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2 Gibran Rakabuming menunjukkan sikap tidak etis dalam debat cawapres pada Minggu (21/1/2024) malam.
Hasto menyinggung sikap Gibran yang kerap kali menyebut nama Co-Captain Timnas Amin, Thom Lembong, ketika bertanya kepada cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar.
"Mas Gibran seperti ada persoalan pribadi dengan Tom Lembong. Itu kurang etis," kata Hasto, Senin (22/1/2024), dikutip dari siaran pers.
Baca juga: TKN Sebut Gibran Celingak-celinguk ke Mahfud agar Suasana Lebih Riang
Dalam debat semalam, Gibran sempat menuding Muhaimin mendapatkan contekan dari Thom Lembong.
Putra sulung Presisen Joko Widodo itu juga sempat bertanya soal kebijakan terkait tambang nikel ke Muhaimin yang menurutnya sering disuarakan oleh Thom.
Hasto pun mempertanyakan sikap Gibran yang menurutnya cenderung membela korporasi nikel daripada kepentingan rakyat.
Baca juga: Tambah Kekuatan Baru untuk Prabowo-Gibran, Erick Thohir dan Maruarar Sirait Bergabung
“21 korban rakyat yang meninggal akibat ledakan furnace di industri nikel sama sekali tidak mendapat perhatian dari Mas Gibran," kata Hasto.
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan ini berpandangan, Muhaimin dan cawapres nomor urut 3 Mahfud MD telah menjaga marwah debat dengan menunjukkan keseriusan dalam bertanya, menjawab, dan menjaga sikap.
Hasto pun menyinggung ketentuan lama yang mengatur usia minimim untuk menjadi calon presiden dan wakil presisen adalah 40 tahun, sebelum diubah oleh Mahkamah Konstitusi yang saat itu dipimpin paman Gibran, Anwar Usman.
Menurut dia, usia minimum 40 tahun bagi capres dan cawapres mempertimbangkan kematangan emosi calon pemimpin nasional.
"Yang terlihat tadi malam di debat, Gibran kurang etika, gesture yang kurang pas dan berupaya memancing emosi," kata Hasto.
"Kita sayangkan kekhidmatan dan keseriusan debat yang harusnya untuk menjelaskan visi misi dan gagasan besar malah dijadikan ajang gimik, sekadar menjatuhkan atau merendahkan calon lain," ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.