Dia menegaskan, risiko hamil terlalu muda dan melahirkan terlalu muda, seperti banyak pendarahan, robek jalan lahir, serta kematian ibu dan bayi masih cukup tinggi.
dr Hasto juga mengingatkan, tulang perempuan yang hamil di usia muda akan lebih keropos dan lebih pendek.
"Bila hamil terlalu muda ternyata tulang ibu yang seharusnya masih tambah panjang tidak bertambah panjang,” katanya.
Sebab, zat yang dibutuhkan ibu untuk tumbuh diambil bayi dari rahim sehingga tulang ibu yang seharusnya bertambah padat menjadi tidak terlalu padat.
dr Hasto menambahkan, remaja perempuan yang sudah berhubungan seksual bisa mempunyai potensi lebih besar terkena kanker mulut rahim.
Baca juga: Kepala BKKBN Sebut 15,3 Persen Calon Pengantin di Kota Batu Berisiko Lahirkan Bayi Stunting
“Nanti perlu disosialisasikan di posyandu remaja, bahwa mulut rahim pada perempuan usia muda, yakni 15-17 tahun, berpotensi ditumbuhi kanker di luar. Kemudian, mulut rahim orang dewasa bagian dalam berpotensi mengalami kanker ke dalam, sehingga tidak akan tersentuh ketika berhubungan seksual," katanya.
Jadi, sebut dia, berhubungan seks di usia yang terlalu muda bisa berpotensi menyebabkan kanker.
Dia juga berpesan bahwa posyandu remaja bisa memberikan sosialisasi pada remaja untuk mencegah zina bukan dengan menikah di usia muda, tetapi dengan berpuasa.
"Ini agar bahaya-bahaya perkawinan usia muda yang telah saya jelaskan di atas tidak terjadi dan mencegah perceraian yang kian hari makin meningkat pesat," katanya.
Saat ini, kata dr Hasto, telah terjadi perceraian sebanyak 500.000 kasus per tahun.
Baca juga: Canangkan 12 Kampung KB di Papua Selatan, Kepala BKKBN: Wujudkan Keluarga Kecil Berkualitas
Pada bagian lain, dr Hasto mengatakan, isu stunting yang harus disosialisasikan pada posyandu remaja, salah satunya terkait penyebab stunting.
Dia menjelaskan, penyebab stunting, di antaranya asupan gizi kurang bagus, pola asuh yang kurang bagus, dan anak tidak diimunisasi sehingga sakit-sakitan.
Dampak stunting yang terjadi, seperti anak tidak cerdas dan sakit-sakitan saat berusia tua.
dr Hasto menegaskan, remaja harus memahami bahwa sebelum berkeluarga ada fungsi yang harus dijalankan dalam keluarga.
Menurutnya, remaja harus memiliki nilai lebih dari segi ilmu, kematangan, dan hingga finansial.