Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Posyandu Remaja Dinilai Penting, Kepala BKKBN Ingatkan Bahaya Nikah Muda hingga Seks Terlalu Dini

Kompas.com - 15/01/2024, 19:20 WIB
Inang Sh ,
A P Sari

Tim Redaksi

KOPMAS.com - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr Hasto Wardoyo mengatakan, remaja merupakan kunci keberhasilan pembangunan kualitas bangsa Indonesia pada masa depan. 

Untuk itu, dia menilai, keberadaan pos pelayanan terpadu (posyandu) remaja sangat penting untuk menyampaikan bagaimana 10 dimensi kesiapan berkeluarga.

dr Hasto mengatakan, kesiapan untuk berkeluarga sangat banyak dan harus dimulai dari remaja. Oleh karenanya, materi terkait rencana kehidupan berkeluarga sangat penting untuk disosialisasikan kepada remaja.

"Saya sepakat untuk membangun posyandu remaja. Memang, jumlah remaja kita cukup besar. Usia produktif mencapai kira-kira 70 persen dan yang tidak produktif kira-kira 30 persen, sehingga kita katakan sebagai bonus demografi," katanya.

Dia mengatakan itu saat menjadi pembicara pada Tanwir I Nasyiatul Aisyiyah secara daring, Minggu (14/1/2024).

Baca juga: Bonus Demografi Disebut Ancam IKN, Kepala BKKBN: Kualitas SDM Lokal Harus Naik

dr Hasto menegaskan, remaja sangat menentukan bagi perkembangan bangsa Indonesia ke depan. 

“Jika remaja putus sekolah, kemudian kawin pada usia muda, hamil dengan jarak dekat, dan tidak bekerja dan seterusnya, maka akan menjadi mis-demographic dividend,” katanya dalam siaran pers 

Itu berarti, kata dia, penduduk yang besar akan menjadi musibah, bukan berkah. Dalam hal ini, kuncinya adalah remaja. 

"Nah, itulah pentingnya posyandu remaja,” papar Dokter Hasto.

Perkawinan usia muda

Lebih lanjut, dr Hasto mengatakan, prakonsepsi atau perencanaan kehamilan lebih penting dari prewedding dan penting untuk disosialisasikan.  

Baca juga: Lewat PASTI, BKKBN Percepat Penurunan Prevalensi Stunting di Indonesia

“Sudah sunnatullah bahwa kualitas sel telur perempuan disiapkan sejak tiga bulan sebelum terjadinya pembuahan. Begitu pula sperma, terbentuk pada 73 sampai 75 hari sebelum pembuahan terjadi,” katanya.

Ia juga menjelaskan bahaya pernikahan pada usia muda yang bisa disampaikan di posyandu remaja.

"Allah sudah menyiapkan manusia bahwa panggul perempuan berukuran 10 sentimeter (cm) apabila berumur 20 tahun,” katanya. 

Namun, jika perempuan berumur 15 atau 17 tahun sudah menikah, kondisi kehamilannya akan berbahaya karena panggulnya belum tentu 10 cm. 

“Allah menciptakan diameter kepala bayi 9-10 cm. Allah juga membuat diameter panggul perempuan 10 cm, tetapi Allah menciptakan kepala bayi yang akan lewat panggul 9,8 sampai 9,9 cm,” katanya. 

Baca juga: Kepala BKKBN Harap Jajarannya Terapkan BerAKHLAK sebagai Pedoman dalam Bekerja

Dia menegaskan, risiko hamil terlalu muda dan melahirkan terlalu muda, seperti banyak pendarahan, robek jalan lahir, serta kematian ibu dan bayi masih cukup tinggi.

dr Hasto juga mengingatkan, tulang perempuan yang hamil di usia muda akan lebih keropos dan lebih pendek. 

"Bila hamil terlalu muda ternyata tulang ibu yang seharusnya masih tambah panjang tidak bertambah panjang,” katanya. 

Sebab, zat yang dibutuhkan ibu untuk tumbuh diambil bayi dari rahim sehingga tulang ibu yang seharusnya bertambah padat menjadi tidak terlalu padat. 

Risiko seks di usia terlalu muda

dr Hasto menambahkan, remaja perempuan yang sudah berhubungan seksual bisa mempunyai potensi lebih besar terkena kanker mulut rahim. 

Baca juga: Kepala BKKBN Sebut 15,3 Persen Calon Pengantin di Kota Batu Berisiko Lahirkan Bayi Stunting

“Nanti perlu disosialisasikan di posyandu remaja, bahwa mulut rahim pada perempuan usia muda, yakni 15-17 tahun, berpotensi ditumbuhi kanker di luar. Kemudian, mulut rahim orang dewasa bagian dalam berpotensi mengalami kanker ke dalam, sehingga tidak akan tersentuh ketika berhubungan seksual," katanya.

Jadi, sebut dia, berhubungan seks di usia yang terlalu muda bisa berpotensi menyebabkan kanker.

Dia juga berpesan bahwa posyandu remaja bisa memberikan sosialisasi pada remaja untuk mencegah zina bukan dengan menikah di usia muda, tetapi dengan berpuasa.

"Ini agar bahaya-bahaya perkawinan usia muda yang telah saya jelaskan di atas tidak terjadi dan mencegah perceraian yang kian hari makin meningkat pesat," katanya. 

Saat ini, kata dr Hasto, telah terjadi perceraian sebanyak 500.000 kasus per tahun. 

Baca juga: Canangkan 12 Kampung KB di Papua Selatan, Kepala BKKBN: Wujudkan Keluarga Kecil Berkualitas

Memahami bahaya stunting

Pada bagian lain, dr Hasto mengatakan, isu stunting yang harus disosialisasikan pada posyandu remaja, salah satunya terkait penyebab stunting

Dia menjelaskan, penyebab stunting, di antaranya asupan gizi kurang bagus, pola asuh yang kurang bagus, dan anak tidak diimunisasi sehingga sakit-sakitan.

Dampak stunting yang terjadi, seperti anak tidak cerdas dan sakit-sakitan saat berusia tua.

dr Hasto menegaskan, remaja harus memahami bahwa sebelum berkeluarga ada fungsi yang harus dijalankan dalam keluarga. 

Menurutnya, remaja harus memiliki nilai lebih dari segi ilmu, kematangan, dan hingga finansial.  

"Jadi, kesiapan-kesiapan bahwa menghayati pernikahan adalah separuh dalam menjalankan agama, saya kira itu penting sekali disampaikan pada posyandu remaja,” jelasnya. 

Selain itu, dr Hasto juga menekankan pentingnya menyusui selama 24 bulan pada masa periode 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) manusia untuk mencegah stunting melalui pemberian ASI eksklusif. 

Baca juga: Kepala BKKBN: Bonus Demografi 2035-2045 Harus Dikapitalisasi, Stunting Diturunkan

"Allah menciptakan kita 80 persen lebih sebetulnya di usia sebelum 1.000 HPK. Allah sudah memberitahukan melalui Al Quran, sempurnakanlah menyusui 24 bulan dan jarak hamil 30 bulan," katanya

Dia menyebutkan, dalam ajaran Islam, Allah menutup ubun-ubun saat anak usia 1.000 yang berarti otak sudah tidak berkembang banyak.  

Periode tersebut sangat krusial untuk menentukan kecerdasan anak sehingga stunting hanya dapat dicegah dalam rentang waktu 1000 HPK. 

"Penglihatan, pendengaran, bicara, bahasa, emosi, logika, kemandirian dan motorik, template-nya ada di 1.000 HPK,” tuturnya.

Dalam acara itu, dr Hasto mengaku mendukung program-program yang dikembangkan Nasyiatul Aisyiyah dalam kegiatan pencegahan stunting, salah satunya melalui posyandu remaja. 

Pada Tanwir I Nasyiatul Aisyiyah itu juga diluncurkan buku Kesehatan Reproduksi bagi Remaja

Baca juga: BKKBN Optmistis Prevalensi Stunting Jadi 14 Persen pada 2024

Buku saku kesehatan reproduksi remaja itu diharapkan bisa bermanfaat, terutama untuk pencegahan stunting.

Acara itu dihadiri Ketua Umum (Ketum) Nasyiatul Aisyiyah Ariati Dina Puspitasari beserta jajaran. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Bobby Resmi Gabung Gerindra, Jokowi: Sudah Dewasa, Tanggung Jawab Ada di Dia

Bobby Resmi Gabung Gerindra, Jokowi: Sudah Dewasa, Tanggung Jawab Ada di Dia

Nasional
Kapolri Diminta Tegakkan Aturan Terkait Wakapolda Aceh yang Akan Maju Pilkada

Kapolri Diminta Tegakkan Aturan Terkait Wakapolda Aceh yang Akan Maju Pilkada

Nasional
Jelaskan ke DPR soal Kenaikan UKT, Nadiem: Mahasiswa dari Keluarga Mampu Bayar Lebih Banyak

Jelaskan ke DPR soal Kenaikan UKT, Nadiem: Mahasiswa dari Keluarga Mampu Bayar Lebih Banyak

Nasional
Kasus BTS 4G, Eks Anggota BPK Achsanul Qosasi Dituntut 5 Tahun Penjara dan Denda Rp 500 Juta

Kasus BTS 4G, Eks Anggota BPK Achsanul Qosasi Dituntut 5 Tahun Penjara dan Denda Rp 500 Juta

Nasional
Kemensos Gelar Baksos di Sumba Timur, Sasar ODGJ, Penyandag Kusta dan Katarak, hingga Disabilitas

Kemensos Gelar Baksos di Sumba Timur, Sasar ODGJ, Penyandag Kusta dan Katarak, hingga Disabilitas

Nasional
Nadiem Tegaskan Kenaikan UKT Hanya Berlaku Bagi Mahasiswa Baru

Nadiem Tegaskan Kenaikan UKT Hanya Berlaku Bagi Mahasiswa Baru

Nasional
Eks Penyidik Sebut Nurul Ghufron Seharusnya Malu dan Mengundurkan Diri

Eks Penyidik Sebut Nurul Ghufron Seharusnya Malu dan Mengundurkan Diri

Nasional
Jokowi dan Iriana Bagikan Makan Siang untuk Anak-anak Pengungsi Korban Banjir Bandang Sumbar

Jokowi dan Iriana Bagikan Makan Siang untuk Anak-anak Pengungsi Korban Banjir Bandang Sumbar

Nasional
Prabowo Beri Atensi Sektor Industri untuk Generasi Z yang Sulit Cari Kerja

Prabowo Beri Atensi Sektor Industri untuk Generasi Z yang Sulit Cari Kerja

Nasional
Komisi X Rapat Bareng Nadiem Makarim, Minta Kenaikan UKT Dibatalkan

Komisi X Rapat Bareng Nadiem Makarim, Minta Kenaikan UKT Dibatalkan

Nasional
Menaker Ida Paparkan 3 Tujuan Evaluasi Pelaksanaan Program Desmigratif

Menaker Ida Paparkan 3 Tujuan Evaluasi Pelaksanaan Program Desmigratif

Nasional
ICW Dorong Dewas KPK Jatuhkan Sanksi Berat, Perintahkan Nurul Ghufron Mundur dari Wakil Ketua KPK

ICW Dorong Dewas KPK Jatuhkan Sanksi Berat, Perintahkan Nurul Ghufron Mundur dari Wakil Ketua KPK

Nasional
Prabowo Disebut Punya Tim Khusus untuk Telusuri Rekam Jejak Calon Menteri

Prabowo Disebut Punya Tim Khusus untuk Telusuri Rekam Jejak Calon Menteri

Nasional
Reformasi yang Semakin Setengah Hati

Reformasi yang Semakin Setengah Hati

Nasional
Lemhannas Dorong Reaktualisasi Ketahanan Nasional Lewat 'Geo Crybernetic'

Lemhannas Dorong Reaktualisasi Ketahanan Nasional Lewat "Geo Crybernetic"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com