Salin Artikel

Posyandu Remaja Dinilai Penting, Kepala BKKBN Ingatkan Bahaya Nikah Muda hingga Seks Terlalu Dini

KOPMAS.com - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr Hasto Wardoyo mengatakan, remaja merupakan kunci keberhasilan pembangunan kualitas bangsa Indonesia pada masa depan. 

Untuk itu, dia menilai, keberadaan pos pelayanan terpadu (posyandu) remaja sangat penting untuk menyampaikan bagaimana 10 dimensi kesiapan berkeluarga.

dr Hasto mengatakan, kesiapan untuk berkeluarga sangat banyak dan harus dimulai dari remaja. Oleh karenanya, materi terkait rencana kehidupan berkeluarga sangat penting untuk disosialisasikan kepada remaja.

"Saya sepakat untuk membangun posyandu remaja. Memang, jumlah remaja kita cukup besar. Usia produktif mencapai kira-kira 70 persen dan yang tidak produktif kira-kira 30 persen, sehingga kita katakan sebagai bonus demografi," katanya.

Dia mengatakan itu saat menjadi pembicara pada Tanwir I Nasyiatul Aisyiyah secara daring, Minggu (14/1/2024).

dr Hasto menegaskan, remaja sangat menentukan bagi perkembangan bangsa Indonesia ke depan. 

“Jika remaja putus sekolah, kemudian kawin pada usia muda, hamil dengan jarak dekat, dan tidak bekerja dan seterusnya, maka akan menjadi mis-demographic dividend,” katanya dalam siaran pers 

Itu berarti, kata dia, penduduk yang besar akan menjadi musibah, bukan berkah. Dalam hal ini, kuncinya adalah remaja. 

"Nah, itulah pentingnya posyandu remaja,” papar Dokter Hasto.

Perkawinan usia muda

Lebih lanjut, dr Hasto mengatakan, prakonsepsi atau perencanaan kehamilan lebih penting dari prewedding dan penting untuk disosialisasikan.  

“Sudah sunnatullah bahwa kualitas sel telur perempuan disiapkan sejak tiga bulan sebelum terjadinya pembuahan. Begitu pula sperma, terbentuk pada 73 sampai 75 hari sebelum pembuahan terjadi,” katanya.

Ia juga menjelaskan bahaya pernikahan pada usia muda yang bisa disampaikan di posyandu remaja.

"Allah sudah menyiapkan manusia bahwa panggul perempuan berukuran 10 sentimeter (cm) apabila berumur 20 tahun,” katanya. 

Namun, jika perempuan berumur 15 atau 17 tahun sudah menikah, kondisi kehamilannya akan berbahaya karena panggulnya belum tentu 10 cm. 

“Allah menciptakan diameter kepala bayi 9-10 cm. Allah juga membuat diameter panggul perempuan 10 cm, tetapi Allah menciptakan kepala bayi yang akan lewat panggul 9,8 sampai 9,9 cm,” katanya. 

Dia menegaskan, risiko hamil terlalu muda dan melahirkan terlalu muda, seperti banyak pendarahan, robek jalan lahir, serta kematian ibu dan bayi masih cukup tinggi.

dr Hasto juga mengingatkan, tulang perempuan yang hamil di usia muda akan lebih keropos dan lebih pendek. 

"Bila hamil terlalu muda ternyata tulang ibu yang seharusnya masih tambah panjang tidak bertambah panjang,” katanya. 

Sebab, zat yang dibutuhkan ibu untuk tumbuh diambil bayi dari rahim sehingga tulang ibu yang seharusnya bertambah padat menjadi tidak terlalu padat. 

Risiko seks di usia terlalu muda

dr Hasto menambahkan, remaja perempuan yang sudah berhubungan seksual bisa mempunyai potensi lebih besar terkena kanker mulut rahim. 

“Nanti perlu disosialisasikan di posyandu remaja, bahwa mulut rahim pada perempuan usia muda, yakni 15-17 tahun, berpotensi ditumbuhi kanker di luar. Kemudian, mulut rahim orang dewasa bagian dalam berpotensi mengalami kanker ke dalam, sehingga tidak akan tersentuh ketika berhubungan seksual," katanya.

Jadi, sebut dia, berhubungan seks di usia yang terlalu muda bisa berpotensi menyebabkan kanker.

Dia juga berpesan bahwa posyandu remaja bisa memberikan sosialisasi pada remaja untuk mencegah zina bukan dengan menikah di usia muda, tetapi dengan berpuasa.

"Ini agar bahaya-bahaya perkawinan usia muda yang telah saya jelaskan di atas tidak terjadi dan mencegah perceraian yang kian hari makin meningkat pesat," katanya. 

Saat ini, kata dr Hasto, telah terjadi perceraian sebanyak 500.000 kasus per tahun. 

Memahami bahaya stunting

Pada bagian lain, dr Hasto mengatakan, isu stunting yang harus disosialisasikan pada posyandu remaja, salah satunya terkait penyebab stunting. 

Dia menjelaskan, penyebab stunting, di antaranya asupan gizi kurang bagus, pola asuh yang kurang bagus, dan anak tidak diimunisasi sehingga sakit-sakitan.

Dampak stunting yang terjadi, seperti anak tidak cerdas dan sakit-sakitan saat berusia tua.

dr Hasto menegaskan, remaja harus memahami bahwa sebelum berkeluarga ada fungsi yang harus dijalankan dalam keluarga. 

Menurutnya, remaja harus memiliki nilai lebih dari segi ilmu, kematangan, dan hingga finansial.  

"Jadi, kesiapan-kesiapan bahwa menghayati pernikahan adalah separuh dalam menjalankan agama, saya kira itu penting sekali disampaikan pada posyandu remaja,” jelasnya. 

Selain itu, dr Hasto juga menekankan pentingnya menyusui selama 24 bulan pada masa periode 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) manusia untuk mencegah stunting melalui pemberian ASI eksklusif. 

"Allah menciptakan kita 80 persen lebih sebetulnya di usia sebelum 1.000 HPK. Allah sudah memberitahukan melalui Al Quran, sempurnakanlah menyusui 24 bulan dan jarak hamil 30 bulan," katanya

Dia menyebutkan, dalam ajaran Islam, Allah menutup ubun-ubun saat anak usia 1.000 yang berarti otak sudah tidak berkembang banyak.  

Periode tersebut sangat krusial untuk menentukan kecerdasan anak sehingga stunting hanya dapat dicegah dalam rentang waktu 1000 HPK. 

"Penglihatan, pendengaran, bicara, bahasa, emosi, logika, kemandirian dan motorik, template-nya ada di 1.000 HPK,” tuturnya.

Dalam acara itu, dr Hasto mengaku mendukung program-program yang dikembangkan Nasyiatul Aisyiyah dalam kegiatan pencegahan stunting, salah satunya melalui posyandu remaja. 

Pada Tanwir I Nasyiatul Aisyiyah itu juga diluncurkan buku Kesehatan Reproduksi bagi Remaja. 

Buku saku kesehatan reproduksi remaja itu diharapkan bisa bermanfaat, terutama untuk pencegahan stunting.

Acara itu dihadiri Ketua Umum (Ketum) Nasyiatul Aisyiyah Ariati Dina Puspitasari beserta jajaran. 

https://nasional.kompas.com/read/2024/01/15/19205041/posyandu-remaja-dinilai-penting-kepala-bkkbn-ingatkan-bahaya-nikah-muda

Terkini Lainnya

Canangkan Gerakan Literasi Desa, Wapres Ingin SDM Indonesia Unggul

Canangkan Gerakan Literasi Desa, Wapres Ingin SDM Indonesia Unggul

Nasional
DPR Sentil Kemendikbud yang Bilang Pendidikan Tinggi Tidak Wajib: Orang Miskin Dilarang Kuliah? Prihatin

DPR Sentil Kemendikbud yang Bilang Pendidikan Tinggi Tidak Wajib: Orang Miskin Dilarang Kuliah? Prihatin

Nasional
Respons Istana Soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P: Presiden Selalu Menghormati

Respons Istana Soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P: Presiden Selalu Menghormati

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Prabowo Ajak PKS atau PDI-P ke Dalam Koalisi?

GASPOL! Hari Ini: Prabowo Ajak PKS atau PDI-P ke Dalam Koalisi?

Nasional
Ngabalin: Revisi UU Kementerian Negara untuk Kebutuhan Masyarakat, Paten Itu Barang...

Ngabalin: Revisi UU Kementerian Negara untuk Kebutuhan Masyarakat, Paten Itu Barang...

Nasional
Soal Revisi UU Kementerian Negara, Golkar: Baleg Mewakili Partai-partai

Soal Revisi UU Kementerian Negara, Golkar: Baleg Mewakili Partai-partai

Nasional
Soal RUU Penyiaran, KIP: UU Pers Bilang Wartawan Tak Boleh Dihalangi

Soal RUU Penyiaran, KIP: UU Pers Bilang Wartawan Tak Boleh Dihalangi

Nasional
Temui Gubernur Jenderal Australia David Hurley, Prabowo Kenang Masa Jadi Kadet

Temui Gubernur Jenderal Australia David Hurley, Prabowo Kenang Masa Jadi Kadet

Nasional
Jemaah Haji Bersiap Menuju Makkah, Ketua PPIH Arab Saudi Pastikan Hak Jemaah Terpenuhi

Jemaah Haji Bersiap Menuju Makkah, Ketua PPIH Arab Saudi Pastikan Hak Jemaah Terpenuhi

Nasional
Soal RUU Penyiaran, Setara Institute: DPR dan Pemerintah Harus Perluas Partisipasi Publik

Soal RUU Penyiaran, Setara Institute: DPR dan Pemerintah Harus Perluas Partisipasi Publik

Nasional
PDI-P Bakal Jemput Bola Kader untuk Maju di Pilkada Sumut

PDI-P Bakal Jemput Bola Kader untuk Maju di Pilkada Sumut

Nasional
Jadi Perempuan Pertama Berpangkat Mayjen TNI AD, Dian Andriani Harap Kowad Lain Menyusul

Jadi Perempuan Pertama Berpangkat Mayjen TNI AD, Dian Andriani Harap Kowad Lain Menyusul

Nasional
Jokowi Bakal Tinjau Lokasi Banjir Lahar di Sumbar Pekan Depan

Jokowi Bakal Tinjau Lokasi Banjir Lahar di Sumbar Pekan Depan

Nasional
Nurul Ghufron Tak Hadir karena Belum Tuntas Siapkan Pembelaan, Dewas KPK Tunda Sidang Etik

Nurul Ghufron Tak Hadir karena Belum Tuntas Siapkan Pembelaan, Dewas KPK Tunda Sidang Etik

Nasional
PDI-P Tuding Jokowi Cawe-cawe Pilkada dengan Bansos Beras, Ngabalin: Segera Lah Move on

PDI-P Tuding Jokowi Cawe-cawe Pilkada dengan Bansos Beras, Ngabalin: Segera Lah Move on

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke