"Jadi, kesiapan-kesiapan bahwa menghayati pernikahan adalah separuh dalam menjalankan agama, saya kira itu penting sekali disampaikan pada posyandu remaja,” jelasnya.
Selain itu, dr Hasto juga menekankan pentingnya menyusui selama 24 bulan pada masa periode 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) manusia untuk mencegah stunting melalui pemberian ASI eksklusif.
Baca juga: Kepala BKKBN: Bonus Demografi 2035-2045 Harus Dikapitalisasi, Stunting Diturunkan
"Allah menciptakan kita 80 persen lebih sebetulnya di usia sebelum 1.000 HPK. Allah sudah memberitahukan melalui Al Quran, sempurnakanlah menyusui 24 bulan dan jarak hamil 30 bulan," katanya
Dia menyebutkan, dalam ajaran Islam, Allah menutup ubun-ubun saat anak usia 1.000 yang berarti otak sudah tidak berkembang banyak.
Periode tersebut sangat krusial untuk menentukan kecerdasan anak sehingga stunting hanya dapat dicegah dalam rentang waktu 1000 HPK.
"Penglihatan, pendengaran, bicara, bahasa, emosi, logika, kemandirian dan motorik, template-nya ada di 1.000 HPK,” tuturnya.
Dalam acara itu, dr Hasto mengaku mendukung program-program yang dikembangkan Nasyiatul Aisyiyah dalam kegiatan pencegahan stunting, salah satunya melalui posyandu remaja.
Pada Tanwir I Nasyiatul Aisyiyah itu juga diluncurkan buku Kesehatan Reproduksi bagi Remaja.
Baca juga: BKKBN Optmistis Prevalensi Stunting Jadi 14 Persen pada 2024
Buku saku kesehatan reproduksi remaja itu diharapkan bisa bermanfaat, terutama untuk pencegahan stunting.
Acara itu dihadiri Ketua Umum (Ketum) Nasyiatul Aisyiyah Ariati Dina Puspitasari beserta jajaran.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.