Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bicara soal Pemilu, Alissa Wahid hingga Eks Menag Lukman Hakim Temui SBY

Kompas.com - 15/01/2024, 15:18 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah tokoh yang menamakan diri sebagai Gerakan Nurani Bangsa menyambangi Presiden keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di kediamannya di Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Minggu (14/1/2024).

Tokoh-tokoh tersebut antara lain putri sulung Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Alissa Wahid; mantan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin; dan mantan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Erry Riyana Hardjapamekas.

Bersama SBY, para tokoh ini bicara mengenai penyelenggaraan pemilu yang konstitusional.

“Tadi kami mendapatkan banyak sekali insight dari perjalanan Pak Presiden SBY dalam proses transisi sebetulnya pada masa 2014 lalu,” kata Alissa Wahid di Cikeas, Minggu, dikutip dari Kompas TV.

“Dan kami sama-sama sepakat bahwa pemilu itu sudah ada mekanismenya, mekanisme konstitusional,” ujarnya.

Baca juga: Megawati Sulit Redam Kemarahan ke SBY, Prabowo dan Jokowi Sekaligus

Alissa menyebutkan, pihaknya dan SBY sepakat bahwa penyelenggaraan pemilu telah diatur oleh konstitusi dan undang-undang. Tak ada pihak yang boleh melanggar aturan tersebut.

“Siapa pun, termasuk warga bangsa, tapi terutama penyelenggara negara dan penyelenggara pemilu, harus juga melihat ini dan tidak sampai crossing the line,” ujarnya.

Alissa mengatakan, menjadi tanggung jawab bersama untuk menjaga supaya pemilu tetap berjalan sesuai aturan undang-undang.

Kakak dari Yenny Wahid itu mengaku tak akan menunjuk pihak yang mereka nilai melanggar aturan. Hanya saja, pihaknya bakal turut mengingatkan.

Sebagaimana pesan SBY, lanjut Alissa, ke depan Gerakan Nurani Bangsa bakal terus bersafari ke tokoh-tokoh bangsa untuk memastikan pemilu terselenggara dengan baik.

“Jadi gerakan nurani bangsa bisa juga menjadi ruang komunikasi dengan berbagai pihak. Nanti, kalau ada apa-apa, kalau kondisinya membutuhkan kita duduk bersama sebagai bangsa, Gerakan Nurani Bangsa perlu mengambil perannya,” kata Alissa.

“Kita mengingatkan bahwa kita semua punya PR menjaga bangsa ini untuk cita-cita kemerdekaan dan mengingatkan kalau ada apa-apa kembali ke mekanisme konstitusi,” tuturnya.

Sebagaimana diketahui, saat ini, tahapan Pemilu 2024 sampai pada masa kampanye. Masa kampanye pemilu bakal berlangsung selama 75 hari, terhitung sejak 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024.

Baca juga: Bahas Era SBY, AHY: Kita Tak Perlu Pilih Demokrasi atau Pertumbuhan Ekonomi

Setelah masa kampanye, pemilu akan memasuki masa tenang selama tiga hari yakni 11-13 Februari 2024. Selanjutnya, pada 14 Februari 2024 akan digelar pemungutan suara serentak di seluruh Indonesia.

Tak hanya untuk memilih presiden dan wakil presiden, tetapi juga anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota.

Pada level pemilu presiden, ada tiga pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang akan berlaga. Ketiganya yakni, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar sebagai pasangan capres-cawapres nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai pasangan nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD sebagai paslon nomor urut 3.

Kemudian, ada 24 partai politik peserta Pemilu 2024 dengan perincian 18 partai politik nasional dan 6 partai politik lokal Aceh. Sementara, di level DPR RI, ada 9.917 calon anggota legislatif (caleg) yang akan memperebutkan 580 kursi Parlemen. Kemudian, 668 orang tercatat sebagai calon anggota DPD.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Gugatan Praperadilan Sekjen DPR Lawan KPK Digelar 27 Mei 2024

Gugatan Praperadilan Sekjen DPR Lawan KPK Digelar 27 Mei 2024

Nasional
Penambahan Jumlah Kementerian dan Hak Prerogatif Presiden

Penambahan Jumlah Kementerian dan Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Saat Anies 'Dipalak' Bocil yang Minta Lapangan Bola di Muara Baru...

Saat Anies "Dipalak" Bocil yang Minta Lapangan Bola di Muara Baru...

Nasional
Anies Kini Blak-blakkan Serius Maju Pilkada Jakarta, Siapa Mau Dukung?

Anies Kini Blak-blakkan Serius Maju Pilkada Jakarta, Siapa Mau Dukung?

Nasional
Persoalkan Penetapan Tersangka, Gus Muhdlor Kembali Gugat KPK

Persoalkan Penetapan Tersangka, Gus Muhdlor Kembali Gugat KPK

Nasional
Anies ke Warga Jakarta: Rindu Saya Enggak? Saya Juga Kangen, Pengen Balik ke Sini...

Anies ke Warga Jakarta: Rindu Saya Enggak? Saya Juga Kangen, Pengen Balik ke Sini...

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Titip 4 Nama ke Kabinet Prabowo | Suara Megawati dan Puan Disinyalir Berbeda

[POPULER NASIONAL] Jokowi Titip 4 Nama ke Kabinet Prabowo | Suara Megawati dan Puan Disinyalir Berbeda

Nasional
Bamsoet Sebut Golkar Siapkan Karpet Merah jika Jokowi dan Gibran Ingin Gabung

Bamsoet Sebut Golkar Siapkan Karpet Merah jika Jokowi dan Gibran Ingin Gabung

Nasional
ICW Desak KPK Panggil Keluarga SYL, Usut Dugaan Terlibat Korupsi

ICW Desak KPK Panggil Keluarga SYL, Usut Dugaan Terlibat Korupsi

Nasional
Jokowi Masih Godok Susunan Anggota Pansel Capim KPK

Jokowi Masih Godok Susunan Anggota Pansel Capim KPK

Nasional
Bamsoet Ingin Bentuk Forum Pertemukan Prabowo dengan Presiden Sebelumnya

Bamsoet Ingin Bentuk Forum Pertemukan Prabowo dengan Presiden Sebelumnya

Nasional
Senyum Jokowi dan Puan saat Jumpa di 'Gala Dinner' KTT WWF

Senyum Jokowi dan Puan saat Jumpa di "Gala Dinner" KTT WWF

Nasional
ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta 'Money Politics' Dilegalkan

ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta "Money Politics" Dilegalkan

Nasional
Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum 'Gala Dinner' WWF di Bali

Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum "Gala Dinner" WWF di Bali

Nasional
Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com