JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat komunikasi politik dari Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga mengatakan, capres nomor urut 2, Prabowo Subianto diposisikan oleh timnya sebagai orang yang terzalimi setelah diserang dalam debat capres pada Minggu (7/1/2024) lalu.
Jamiluddin menyebut, serangan dari Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo kepada Prabowo itu terlihat jelas dalam debat ketiga Pilpres 2024.
"Prabowo Subianto dalam debat ketiga terkesan memang diserang Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo. Hal itu sangat terlihat ketika Ganjar memberi nilai 5 dan Anies dengan nilai 11," ujar Jamiluddin saat dimintai konfirmasi, Rabu (10/1/2024).
Baca juga: Meski Umpatan Prabowo Masuk Pidana Pemilu, Timnas Anies-Muhaimin Belum Berencana Lapor ke Bawaslu
Menurut Jamiluddin, strategi Anies dan Ganjar menyerang Prabowo justru menguntungkan Menteri Pertahanan tersebut.
Dia menilai, tim Prabowo memanfaatkan momentum itu.
"Justru dimanfaatkan tim Prabowo untuk memposisikan capresnya sebagai orang yang terzalimi," ucap dia.
Lalu, Jamiluddin mengatakan, strategi memposisikan diri sebagai orang yang terzalimi bukanlah hal baru di Indonesia.
Baca juga: Ketum DPP JSI: Saya dan Santri Merasa Pilu Melihat Pak Prabowo Diserang Saat Debat
Pada Pemilu 2004, kata dia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga mendapat manfaat setelah dizalimi oleh Taufik Kiemas.
Sejak itu, kata dia, nama SBY terus mendapat simpati dari masyarakat.
"Bahkan hal itu menjadi faktor utama yang mengantarkan SBY terpilih menjadi presiden pada tahun 2004," kata Jamiluddin.
"Hal itu tampaknya coba digunakan tim Prabowo untuk meningkatkan simpati masyarakat. Gejala itu sudah mulai terlihat dengan bermunculannya simpati dukungan kepada Prabowo di media sosial," ucap dia.
Baca juga: Sebagai Pemimpin Politik, Prabowo Dorong Pembangunan Tanggul Laut Raksasa di Kawasan Pantura
Maka dari itu, Jamiluddin menduga tim Prabowo ingin mengambil manfaat sebagaimana yang dialami SBY.
Jamiluddin melihat peluang ke arah itu sudah makin terlihat.
"Hal itu setidaknya terlihat dari hasil survei terakhir yang tetap mendudukkan Prabowo dengan elektabilitas tertinggi," ucap Jamiluddin.
Sebelumnya, Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Nusron Wahid mengeklaim Prabowo berhasil mendapatkan simpati publik setelah debat ketiga Pilpres 2024.