Kedua, meningkatkan kemampuan yang responsif menghadapi perkembangan lingkungan strategis.
Baca juga: Kekayaan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto Rp 19,3 Miliar
Ketiga, memantapkan kemampuan TNI yang integratif serta bersinergi dengan kementerian/lembaga dan komponen bangsa lainnya.
Keempat, mewujudkan percepatan modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) sesuai perkembangan ilmu pengetahuan.
Kelima, mewujudkan TNI yang adaptif terhadap tuntutan tugas dan spektrum ancaman.
Untuk mencapai itu, Agus menyampaikan sejumlah program prioritas. Untuk memelihara dan memantapkan profesionalisme TNI, misalnya, TNI harus terlatih dengan baik (well-trained), terorganisasi dengan baik (well-organized), dilengkapi persenjataan dengan baik (well equipped), dan dibiayai dengan baik (well-paid).
”Sebagai tambahan, terkait kesejahteraan, pada kesempatan ini saya juga ingin menyampaikan bahwa atas semua jasa dan pengorbanan para pejuang dan senior TNI, saya akan memberikan perhatian kepada para purnawirawan dan warakawuri,” kata Agus.
Baca juga: Jawab Tudingan Terlalu Cepat Jadi Panglima, Agus Subiyanto: Tidak Ujug-ujug
Setelah proses sertijab Panglima TNI, Agus Subiyanto juga menyampaikan konsep pendekatan terkait masalah keamanan di Papua.
Pendekatan itu disebutnya dengan “smart power”, yang merupakan kombinasi antara pendekatan soft power dan hard power.
Agus akan melanjutkan operasi teritorial di Papua, seperti pada zaman kepemimpinan Laksamana Yudo Margono.
“Jadi menghadapi Papua itu harus smart power. Menggunakan soft power, kita akan kedepankan operasi teritorial,” kata Agus.
Baca juga: Soal Pembebasan Pilot Susi Air, Panglima TNI Agus Subiyanto Sebut Akan Pakai Smart Power
Kemudian, untuk hard power, Agus tetap menggunakan pendekatan senjata karena Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) atau Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) masih kombatan.
“Karena mereka (Organisasi Papua Merdeka/Kelompok Kriminal Bersenjata) masih kombatan, jadi akan kita lawan dengan senjata tentunya,” ujar Agus.
“(Dengan) pasukan kita yang terlatih tadi, yang saya sampaikan di awal, well-trained,” tuturnya lagi.
Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi mengatakan, ada sejumlah pekerjaan rumah (PR) bagi Agus, seperti mitigasi tantangan dan ancaman pada masa depan.
“Cara pandang terhadap ancaman dan doktrin memang perlu lebih antisipatif dan responsif dalam rangka menghadapi berbagai ancaman non-konvensional dan bentuk-bentuk peperangan masa depan maupun berbagai tantangan di kawasan rawan konflik yang berkaitan dengan kedaulatan dan keutuhan negara,” kata Fahmi saat dihubungi, Rabu petang.
Baca juga: 10 Bulan Pilot Susi Air Disandera KKB, Panglima Agus: Kita Kedepankan Operasi Teritorial