Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makan Siang Jokowi dan 3 Bacapres Dinilai Ajakan Bersaing Adil dalam Pilpres

Kompas.com - 31/10/2023, 20:39 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Jamuan makan siang yang digelar Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan mengundang 3 bakal calon presiden di Istana Merdeka, Jakarta, Senin kemarin dianggap sebagai simbol jaminan netralitas negara dan persaingan adil menjelang ajang pemilihan umum (Pemilu) dan pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

Menurut pakar psikologi politik dari Universitas Indonesia (UI), Hamdi Muluk, agenda jamuan dengan mengundang Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto merupakan upaya Presiden Jokowi untuk mengelola impresi atau kesan baik di mata masyarakat menjelang pemilihan Pilpres 2024.

Hamdi mengatakan, Presiden Jokowi melakukan hal itu karena netralitas Jokowi menjelang Pilpres 2024 di mata masyarakat turun usai putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka, resmi didaftarkan sebagai bakal calon wakil presiden (bacawapres) Prabowo Subianto.

"Merespons itu Pak Presiden memanggil 3 kontestan. Semuanya dipanggil. Tidak ada yang berpihak dan diperlakukan sama. Kira-kira begitu. Dengan keakraban yang sama. Jadi untuk menepis kesan bahwa beliau tidak netral," kata Hamdi seperti dikutip dari tayangan program Kompas Malam di Kompas TV, Senin (30/10/2023).

Baca juga: PKS Berharap Makan Siang Jokowi dan 3 Capres Bukan Hanya untuk Pencitraan

Usai jamuan makan siang itu, Anies dan Ganjar sempat menyinggung soal netralitas aparat pemerintahan dan pertahanan keamanan. Menurut Hamdi, pesan yang disampaikan Anies dan Ganjar memperlihatkan jaminan dari Jokowi yang bersikap netral di Pilpres 2024.

"Ada semacam assurance (jaminan) lah, dipastikan, kesannya kan jadi bagus sekarang, kesannya memang itu berhasil," ujar Hamdi.

Hamdi melanjutkan, pesan lain yang disampaikan Presiden dalam agenda jamuan makan siang itu adalah meminta ketiga bakal capres itu bersaing secara adil dan jujur.

Selain itu, lanjut Hamdi, Presiden menyebarkan pesan supaya seluruh kalangan bisa memahami perbedaan pilihan dan pandangan politik dalam pemilu sebagai hal yang lumrah dan tidak menjadi pemicu perselisihan.

Baca juga: 4 Catatan Penting dari Pertemuan Makan Siang Jokowi, Prabowo, Ganjar, dan Anies

"Pesan kedua yang ingin disampaikan dari pertemuan ini adalah Pemilu itu walaupun sesungguhnya kontestasi yang keras, dalam kampanye ada serang-menyerang, itu kan hal yang biasa," ucap Hamdi.

"Dalam kampanye ada serang-menyerang itu kan hal yang biasa, jadi kalau dalam kampanye ada negative campaign, asal bukan black campaign, fitnah, sifatnya adu domba dan memecah belah kita," sambung Hamdi.


Seperti diberitakan sebelumnya, jamuan makan itu digelar di sebuah ruangan di Istana Merdeka. Keempat tokoh itu duduk di sebuah meja bundar yang di atasnya tersaji berbagai menu yang menggugah selera yakni nasi putih, Soto Lamongan, Ayam Kodok, Sapi Lada Hitam, dan Bebek Panggang.

Selain itu tampak juga Cumi Goreng, Udang Goreng Telur Asin, Kaylan Cah Sapi, hingga sajian minuman Es Laksamana Mengamuk serta Jus Jeruk.

Baca juga: Pesan Netralitas 3 Bacapres di Tengah Makan Siang Bareng Jokowi

Keempat lelaki yang mengenakan kemeja batik itu kemudian duduk melingkar menyantap makanan yang dihidangkan.

Jamuan makan siang itu diselingi perbincangan hangat ketiganya.

Usai jamuan, Prabowo mengucapkan terima kasih kepada Jokowi atas undangan menghadiri kegiatan itu.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Nasional
Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Nasional
Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Nasional
Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com