Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Bantah Revisi Terbatas UU Pilkada untuk Amankan Pihak Tertentu

Kompas.com - 05/10/2023, 09:37 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi membantah, revisi terbatas UU Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pilkada untuk mengamankan pihak tertentu.

Rencana revisi muncul setelah sebelumnya pemerintah sepakat menerbitkan peraturan pemerintah pengganti undang-undang (perppu) untuk mempercepat pelaksanaan Pilkada 2024.

Menurut Budi, opsi revisi dipuluh justru untuk menghindari pandangan negatif dari berbagai pihak. Termasuk, menepis anggapan bahwa dimajukannya pelaksanaan Pilkada 2024 untuk mengamankan pihak tertentu.

Baca juga: Pilkada Akan Dimajukan, Pemerintah Buka Opsi Revisi UU

"Enggak dong, bukan (tidak untuk mengamankan pihak tertentu). Itu kan isu. Makanya jangan ada perppu. Kalau ada perppu entar malah isunya kemana-mana," ujar Budi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (4/10/2023).

"Enggak, enggak perppu. Kan revisi terbatas dan itu kepentingan bersama. Argumennya jelas loh. Teknis," lanjutnya.

Argumen yang dimaksud Budi yakni jika Pilkada 2024 digelar pada 27 November 2024, maka diperlu waktu sekitar dua bulan hingga prosesnya selesai.

Sehingga ada kekosongan jabatan kepala daerah terjadi cukup lama sebelum akhirnya para kepala daerah hasil pilkada terpilih dilantik.

Baca juga: UU Pilkada Bakal Direvisi Agar Pilkada 2024 Bisa Dimajukan Bulan September

Meski ada penjabat (pj) gubernur, wali kota atau bupati, menurutnya, tetap ada batasan waktu bertugas bagi mereka.

Di sisi lain, kata Budi, pemerintah ingin agar jadwal pilkada yang maju bisa selaras dengan jadwal Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. 

Dalam hal ini, Presiden dan Wakil Presiden terpilih hasil pemilu akan dilantik pada Oktober tahun depan.

Sementara itu, menurut Budi, idealnya Pilkada 2024 diselenggarakan oleh pemerintahan saat ini.

Sebab presiden dan wakil presiden terpilih mendatang juga memerlukan waktu untuk menyusun kabinetnya sendiri.

Baca juga: Kemendagri Siapkan Sanksi untuk Pemda yang Tak Anggarkan Dana Pilkada 2024

Menurutnya, jika pilkada tetap dilaksanakan pada 27 November 2024, maka para pejabat yang baru dilantik kurang ideal untuk menghadapi pemilihan kepala daerah secara serentak.

"Dari sisi pemerintahan? Masa menteri seminggu (bekerja) sudah ngurusin pilkada serentak, ini teknis loh. Coba dibayangkan coba," katanya.

"Mendagri yang baru misalnya 20 November dia dilantik masa (baru) seminggu (bekerja) dia ngurusin (pilkada)," tambahnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Nasional
Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Nasional
Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com