Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sinyal Penolakan PDI-P dan PPP soal Isu "Reshuffle" Terkait Bergabungnya Demokrat

Kompas.com - 04/10/2023, 08:10 WIB
Ardito Ramadhan,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Isu bergabungnya Partai Demokrat ke dalam jajaran pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tampaknya ditanggapi dengan dingin oleh PDI-P dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristiyanto mengatakan, reshuffle atau perombakan kabinet saat ini kurang kondusif untuk dilakukan.

"Reshuffle dalam situasi sekarang, ya tentu saja kurang kondusif. Kecuali, kecuali, ada menteri yang karena aspek-aspek hukum atau berhalangan tetap, itu reshuffle dapat dilakukan," kata Hasto ditemui di Kantor DPP PDI-P, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Selasa (3/10/2023).

Hasto beralasan, semua partai politik tengah bersiap menghadapi Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, di mana pendaftaran calon presiden dan wakil presiden akan dilakukan dalam dua pekan ke depan.

Baca juga: Demokrat Sebut Belum Ada Tawaran Menteri Setelah SBY Bertemu Jokowi

Selain itu, ia juga menilai bahwa Jokowi tengah sibuk memaksimalkan kinerja pemerintah menjelang akhir masa jabatan yang tinggal satu tahun lagi.

"Bagi Presiden Jokowi, skala prioritas saat ini adalah melakukan langkah-langkah percepatan terhadap seluruh target-target terhadap program strategis yang sudah dicanangkan, dan kemudian melakukan evaluasi secara konstruktif untuk nantinya diberikan kepada pemerintahan yang akan datang," ujar Hasto.

Hasto juga menilai bahwa komposisi Kabinet Indonesia Maju maupun kerja sama partai politik koalisi pendukung Jokowi sudah sangat baik.

Namun, ia menekankan bahwa keputusan merombak kabinet merupakan hak prerogatif presiden yang bakal dihormati oleh PDI-P.

Baca juga: Ditanya soal Isu Reshuffle, Jokowi: Dengar dari Mana?

PPP sebut kemungkinan reshuffle kecil

Senada dengan PDI-P, PPP juga menilai kecil kemungkinan terjadi reshuffle kabinet dalam waktu dekat.

"Ini kabinet tinggal satu tahun lebih sedikit, kok rasa-rasanya kecil kemungkinan ada reshuffle," ujar Juru Bicara PPP Achmad Baidowi, Selasa.

Awiek, sapaan akrabnya, juga menekankan bahwa keputusan merombak kabinet ada di tangan Jokowi.

Oleh karena itu, ia tidak masalah apabila Jokowi merangkul Demokrat untuk bergabung ke dalam kabinet.

"Ya kalaupun Demokrat mau silakan dan Pak Jokowi butuh. Kalau PPP yang penting tidak mengurangi kursi (menteri) begitu kan," kata Awiek.

Baca juga: Ditanya Peluang Demokrat Gabung, PDI-P Sebut Kerja Sama dengan Partai Pengusung Ganjar Sudah Baik

Presiden Joko Widodo melepas kepergian Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono usai pertemuan di Istana Merdeka, Kamis (9/3/2017)Presidential Palace/AGUS SUPARTO Presiden Joko Widodo melepas kepergian Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono usai pertemuan di Istana Merdeka, Kamis (9/3/2017)

Jokowi-SBY bertemu

Spekulasi Demokrat masuk dalam kabinet muncul setelah Jokowi bertemu Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Istana Bogor, Senin (2/10/2023).

Namun, politikus Partai Demokrat Santoso mengklaim bahwa tidak ada tawaran masuk kabinet dalam pertemuan tersebut.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Bamsoet Sebut Golkar Siapkan Karpet Merah jika Jokowi dan Gibran Ingin Gabung

Bamsoet Sebut Golkar Siapkan Karpet Merah jika Jokowi dan Gibran Ingin Gabung

Nasional
ICW Desak KPK Panggil Keluarga SYL, Usut Dugaan Terlibat Korupsi

ICW Desak KPK Panggil Keluarga SYL, Usut Dugaan Terlibat Korupsi

Nasional
Jokowi Masih Godok Susunan Anggota Pansel Capim KPK

Jokowi Masih Godok Susunan Anggota Pansel Capim KPK

Nasional
Bamsoet Ingin Bentuk Forum Pertemukan Prabowo dengan Presiden Sebelumnya

Bamsoet Ingin Bentuk Forum Pertemukan Prabowo dengan Presiden Sebelumnya

Nasional
Senyum Jokowi dan Puan saat Jumpa di 'Gala Dinner' KTT WWF

Senyum Jokowi dan Puan saat Jumpa di "Gala Dinner" KTT WWF

Nasional
ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta 'Money Politics' Dilegalkan

ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta "Money Politics" Dilegalkan

Nasional
Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum 'Gala Dinner' WWF di Bali

Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum "Gala Dinner" WWF di Bali

Nasional
Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Nasional
Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Nasional
Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nasional
Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Nasional
UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

Nasional
Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

Nasional
MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

Nasional
Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com