Santoso juga mengaku bahwa Demokrat tidak berandai-andai untuk masuk ke dalam kabinet.
Menurutnya, pertemuan SBY dan Jokowi lebih menunjukkan silaturahim antar negarawan harus dibangun untuk memastikan Pemilu 2024 berjalan damai.
“Para tokoh harus saling bersilaturahmi, saling berdiskusi agar di bawah ini yang memiliki parpol berbeda, dukungan capres (calon presiden) berbeda tetap ikut kompetisi, ikut pesta demokrasi ini secara damai, enjoy,” kata Santoso, Selasa.
Baca juga: PDI-P: Reshuffle dalam Situasi Sekarang Kurang Kondusif, kecuali...
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion Dedi Kurnia Syah juga berpandangan, kecil potensi terjadinya reshuffle.
Sikap PDI-P yang bersikap dingin dengan Demokrat dinilai menjadi salah satu alasannya.
"Peluang pergantian yang diisi Demokrat belum menemukan alasan yang cukup kuat. Pertama, Jokowi bagaimanapun juga kader PDI-P, dan PDI-P potensial menolak kehadiran Demokrat," kata Dedi, Selasa.
Ia juga menilai bahwa periode pemerintahan yang tinggal satu tahun juga membuat Jokowi tidak memerlukan mitra baru di pemerintahan.
Menurutnya, jika ada reshuffle, maka hanya dilakukan di antara mitra-mitra koalisi yang sudah lama berada di barisan pendukung pemerintah.
Baca juga: PPP Tak Yakin Ada Reshuffle Kabinet Setelah Jokowi Bertemu SBY
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.