Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/09/2023, 18:53 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JOMBANG, KOMPAS.com - Ketua Umum (Ketum) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar (Cak Imin) menceritakan momen dirinya "diancam" oleh Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh saat detik-detik menjelang kesepakatan kerja sama antara Partai Nasdem dan PKB.

Kesepakatan kerja sama antara kedua belah pihak tersebut menghasilkan bakal pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) Anies Baswedan-Cak Imin.

Hal tersebut diceritakan Cak Imin dalam pidato politik di Pondok Pesantren Al Aqobah Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, Minggu (10/9/2023).

Beberapa hari sebelum deklarasi, Muhaimin mengaku diajak makan malam oleh Surya Paloh secara tiba-tiba.

Baca juga: Cak Imin Akan Datangi Markas PKS dalam Waktu Dekat

Cak Imin mengira saat itu Surya Paloh hanya mengajak PKB untuk melakukan penjajakan saja.

"Tiba-tiba, Pak Surya Paloh mengajak pertemuan makan malam. Saya mengira pertemuan ini penjajakan, seperti penjodohan. Ada proses yang namanya saling bertanya dan saling melihat peluang dan kemungkinan," ujar Cak Imin.

Namun, kata Cak Imin, pertemuan makan malam tersebut berlanjut dengan diskusi panjang lebar.

Dalam acara makan malam itu, Nasdem dan PKB sama-sama menyatakan mereka memiliki bakal capresnya masing-masing.

Menurut Cak Imin, saat itu, baik Nasdem dan PKB sama-sama tidak mengalah karena menginginkan posisi bakal capres.

Baca juga: Nasdem dan PKB Susun Tim Pemenangan Anies-Muhaimin, Tunggu PKS Rumuskan Bersama

Kemudian, barulah Cak Imin "diancam" oleh Surya Paloh yang menawarkan Nasdem mendapatkan posisi capres, sementara PKB mendapat cawapres.

Muhaimin mengatakan, jika tawaran itu tidak diterima, maka Surya Paloh tidak mau lagi bertemu dengan dirinya hingga Pemilu 2024 usai.

"Kata Pak Surya Paloh, 'sekarang saya maunya jelas. Nasdem sudah punya calon presiden, PKB mau enggak calon wakil presiden? Kalau mau sekarang juga salaman, kalau enggak mau kita tidak usah ketemu sampai nanti akhir pemilu'. Katanya begitu," kata Cak Imin.

"Saya bilang, 'jangan bercanda. Saya harus lapor ke kiai-kiai dulu. Saya harus sosialisasikan ke pengurus-pengurus, saya minta waktu dua hari'. Akhirnya, saya telepon para masyaikh, dewan syuro, bahkan saya sempat mengumpulkan beberapa kiai sepuh yang ada di Jakarta," ujarnya lagi.

Baca juga: Ziarah ke Makam Pendiri NU, Cak Imin: Saya Harus Membersihkan Diri

Cak Imin mengatakan, dirinya juga mengutus kakaknya, Abdul Halim Iskandar untuk pergi ke Jawa Timur saat itu.

Ia meminta Halim untuk menemui kiai sepuh di Jawa Timur di pagi hari, untuk kemudian dilaporkan hasilnya pada sore hari.

"Itu berarti tanggal 30 (Agustus), Pak Halim muter Jawa Timur. Akhirnya kita mendapat kabar, alhamdulillah rata-rata semua para kiai bersepakat. Apa pun yang terjadi harus nyalon tahun 2024," katanya.

Setelah banyak pihak setuju dirinya menjadi bakal cawapres Anies, Cak Imin pun menyepakati deklarasi dengan Anies di Hotel Majapahit, Surabaya, pada 2 September 2023 lalu.

Muhaimin lantas mengklaim bahwa pengumuman deklarasi Anies-Cak Imin mendongkrak elektabilitas mereka.

Baca juga: Awal Mula Muhaimin Ditawari Surya Paloh Dampingi Anies di Pilpres 2024

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Terkini Lainnya

[GELITIK NASIONAL] Gaduh Debat Capres-Cawapres: Perubahan Format dan Polemik Saling Sanggah

[GELITIK NASIONAL] Gaduh Debat Capres-Cawapres: Perubahan Format dan Polemik Saling Sanggah

Nasional
Membaca Dua Survei Elektabilitas Capres-Cawapres: Prabowo-Gibran Unggul

Membaca Dua Survei Elektabilitas Capres-Cawapres: Prabowo-Gibran Unggul

Nasional
[POPULER NASIONAL] Hasto Sebut Prabowo Tak Bisa Blusukan Sebab Bukan PDI-P | Ancaman Resesi Demokrasi

[POPULER NASIONAL] Hasto Sebut Prabowo Tak Bisa Blusukan Sebab Bukan PDI-P | Ancaman Resesi Demokrasi

Nasional
Gibran Klaim Dapat Arahan dari Said Aqil Siradj

Gibran Klaim Dapat Arahan dari Said Aqil Siradj

Nasional
Said Aqil Siradj Doakan Gibran Diberi Kekuatan untuk Capai Tujuannya

Said Aqil Siradj Doakan Gibran Diberi Kekuatan untuk Capai Tujuannya

Nasional
Sekjen PDI-P: Seorang Pemimpin Tak Boleh Bersikap Otoriter

Sekjen PDI-P: Seorang Pemimpin Tak Boleh Bersikap Otoriter

Nasional
Jokowi dan Ma'ruf Amin Tak Hadiri Peringatan Hari HAM Sedunia di Lapangan Banteng

Jokowi dan Ma'ruf Amin Tak Hadiri Peringatan Hari HAM Sedunia di Lapangan Banteng

Nasional
Gibran Akui Materi Debat Perdana Capres-Cawapres Tak Berat

Gibran Akui Materi Debat Perdana Capres-Cawapres Tak Berat

Nasional
KPK Sesalkan Terpidana Korupsi Eks Wali Kota Batu Dikebumikan di Taman Makam Pahlawan

KPK Sesalkan Terpidana Korupsi Eks Wali Kota Batu Dikebumikan di Taman Makam Pahlawan

Nasional
Anis Matta: Tugas Partai Gelora Kembalikan Basis Dukungan Prabowo pada 2014 dan 2019

Anis Matta: Tugas Partai Gelora Kembalikan Basis Dukungan Prabowo pada 2014 dan 2019

Nasional
Gibran Sebut Program Makan Siang dan Susu Gratis Bukan Retorika Belaka

Gibran Sebut Program Makan Siang dan Susu Gratis Bukan Retorika Belaka

Nasional
Prabowo Akui Pakai Nama Jokowi untuk “Jualan”

Prabowo Akui Pakai Nama Jokowi untuk “Jualan”

Nasional
Gibran Sambangi Ponpes Said Aqil Siradj di Jagakarsa

Gibran Sambangi Ponpes Said Aqil Siradj di Jagakarsa

Nasional
Bela Prabowo, Gibran: Apa yang Salah dengan Joget?

Bela Prabowo, Gibran: Apa yang Salah dengan Joget?

Nasional
Zulhas Klaim Jokowi Jadi Kader PAN, Ini Respons Sekjen PDI-P

Zulhas Klaim Jokowi Jadi Kader PAN, Ini Respons Sekjen PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com