Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Indonesian Insight Kompas
Kelindan arsip, data, analisis, dan peristiwa

Arsip Kompas berkelindan dengan olah data, analisis, dan atau peristiwa kenyataan hari ini membangun sebuah cerita. Masa lalu dan masa kini tak pernah benar-benar terputus. Ikhtiar Kompas.com menyongsong masa depan berbekal catatan hingga hari ini, termasuk dari kekayaan Arsip Kompas.

Menebak Langkah Megawati untuk Ganjar dan PDI-P Setelah Deklarasi Anies-Muhaimin

Kompas.com - 07/09/2023, 14:33 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

TULISAN lama Rosihan Anwar dalam buku Sejarah Kecil Petite Historie Indonesia Jilid 1 terbitan Penerbit Buku Kompas pada 2010 antara lain mengutip sejumlah julukan untuk Megawati Soekarnoputri.

Ada julukan dari Rosihan Anwar sendiri. Ada pula julukan dari aneka pemberitaan media internasional.

Di antara julukan untuk Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) itu adalah The Sphinx, flegmatis alias berdarah dingin, dan tak terduga. 

Membaca ulang tulisan lawas tersebut terasa relevan untuk hari-hari menjelang Pemilu 2024 ini. Terbilang hampir lima bulan sejak PDI-P mendeklarasikan pengusungan Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden, tak kunjung ada pergerakan lanjutan.

Baca juga: Soal Wacana Duet Ganjar-Gibran, PPP Sebut Belum Ada Pembahasan di Koalisi

Tak ada kepastian koalisi. Belum ada juga bakal calon wakil presiden untuk mendampingin Ganjar.

Dinamika politik nasional bisa jadi adalah pertimbangan yang harus dan terus dipantau oleh tim pemenangan Ganjar dan PDI-P.

Namun, sudah menjadi rahasia umum pula bahwa keputusan dan sikap Megawati di PDI-P merupakan penentu, yang bahkan dirasa tak masuk nalar awam sekalipun.

Ini menjadi relevan kembali melihat perubahan arah angin peta politik seturut deklarasi pasangan bakal calon presiden dan bakal calon wakil presiden dari kubu sebelah, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar.

Baca juga: Hanya Muhaimin yang Bisa...

Lakonnya bukan pasangan ini, melainkan Partai Demokrat yang tertampar oleh keputusan dan deklarasi tersebut. Sudah jamak diketahui bahwa partai ini semula turut mengusung Anies sebagai bakal calon presiden.

Bersama Partai Nasional Demokrat (Nasdem) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Demokrat tak bergeming sekian waktu menjadi motor pengusung Anies. Hingga, tiba-tiba masuklah Muhaimin dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menjadi bakal calon wakil presiden bagi Anies.

Partai Demokrat yang meradang pun membuka opsi untuk tak lagi ada di barisan koalisi pengusung Anies. Pertanyaannya, hendak kemana atau mau bagaimana?

Baca juga: Demokrat Ketuk Pintu Poros Ganjar dan Prabowo, Tak Akan Balik ke Koalisi Perubahan

Pilihan bagi Partai Demokrat bila benar hendak "move on" adalah merapat ke PDI-P yang mengusung Ganjar sebagai bakal calon presiden, bergabung ke kubu Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) yang mengusung Prabowo Subianto sebagai bakal calon presiden dan baru saja ditinggalkan PKB, atau membuat koalisi sendiri.

Masing-masing pilihan ini punya tantangan tersendiri. Bermodal perolehan suara dan kursi DPR hasil Pemilu 2019, Partai Demokrat jelas sangat kekurangan modal. Partai Demokrat harus menggaet lebih dari satu partai lain untuk bisa mengusung koalisi sendiri.

Bergabung ke kubu Gerindra, rasanya juga tak menjawab kehendak untuk mengangkat sang ketua umum, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menjadi bakal calon wakil presiden. Ada banyak kandidat yang sudah lebih dulu bergaung di koalisi ini.

Lebih pelik lagi bila opsinya adalah bergabung ke kubu PDI-P. Tantangan pertama, masih sama, AHY bukan kandidat bakal calon wakil presiden paling dikehendaki abad ini. Ada nama lain juga yang sudah disebut pantas mendampingi Ganjar dengan aneka daya pikat masing-masing.

Baca juga: Soal Demokrat Bakal Gabung Dukung Ganjar, PPP: Kalau Terjadi, Akan Tambah Energi Positif

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Nasional
Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Nasional
Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Nasional
Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: 'Skincare' Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: "Skincare" Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Nasional
Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Nasional
'Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo'

"Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo"

Nasional
Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Nasional
Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

Nasional
[POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

[POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

Nasional
Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com