Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Indonesian Insight Kompas
Kelindan arsip, data, analisis, dan peristiwa

Arsip Kompas berkelindan dengan olah data, analisis, dan atau peristiwa kenyataan hari ini membangun sebuah cerita. Masa lalu dan masa kini tak pernah benar-benar terputus. Ikhtiar Kompas.com menyongsong masa depan berbekal catatan hingga hari ini, termasuk dari kekayaan Arsip Kompas.

Menebak Langkah Megawati untuk Ganjar dan PDI-P Setelah Deklarasi Anies-Muhaimin

Kompas.com - 07/09/2023, 14:33 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Yang lebih pelik, ada sejarah lama antara PDI-P dan Partai Demokrat. Kilas sejarah berputar cepat ke Pemilu 2009 untuk meringkas bagian ini, yaitu saat Susilo Bambang Yudhoyono maju dan memenangi Pemilu Presiden 2009, termasuk mengalahkan Megawati yang saat itu berpasangan dengan Prabowo.

Sejarah mereka bukan hanya hasil pemilu tersebut. Justru pencalonan diri SBY yang konon menjadi awal cerita. Ini merupakan salah satu bagian yang bagi awam adalah misteri Megawati.

Hingga tulisan ini tayang, kehangatan relasi Mbak Mega dan Mas Bambang tinggallah kenangan buram. Buat pengingat, SBY adalah salah satu menteri di kabinet Megawati, tepat sebelum Pemilu 2009. Mas Bambang merupakan panggilan Megawati untuk SBY kala itu.

Baca juga: Candai Benny K Harman soal Peluang Kerja Sama PDI-P-Demokrat, Hasto: Ketukan Pintunya Belum Terdengar

Namun, seperti tulisan lawas Rosihan Anwar, Megawati adalah The Sphinx, flegmatis, sekaligus tak terduga. Bila dia bisa merelakan putrinya, Puan Maharani, tak jadi salah satu kandidat dalam kontestasi kepemimpinan nasional mendatang, segala kemungkinan lain pun bisa saja terbuka demi pemenangan dan kemenangan di pemilu.

Salah satu cerita Rosihan tentang Megawati adalah soal Sutiyoso. Megawati mendukung pencalonan Sutiyoso menjadi Gubernur DKI Jakarta dan terbukti menang.

Baca juga: Peristiwa Kudatuli 27 Juli 1996, Saat Megawati Melawan tetapi Berakhir Diam...

Yang perlu digarisbawahi, Sutiyoso adalah Pangdam Jaya ketika Peristiwa Kuda Tuli 27 Juli 1996 terjadi, saat kubu Megawati harus terusir dari kantor partai oleh kubu yang didukung rezim saat itu.

Namun, Megawati juga bukan pemain politik kemarin sore. Ada seribu jalan untuk pemenangan dan kemenangan pemilu yang tentu tak luput dari pantauan dan pertimbangannya, seperti saat tiba-tiba memunculkan sosok Joko Widodo (Jokowi) sebagai bakal calon presiden untuk Pemilu 2019.

Baca juga: Memahami Megawati Soekarnoputri...

Maka, sekali lagi tulisan lawas Rosihan Anwar berjudul DKI Jakarta, Gus Dur "High Noon", dan Megawati The Sphinx di buku itu kembali relevan, setidaknya untuk kita yang mungkin sedang bersama-sama menduga-duga langkah Megawati selanjutnya....

Naskah: KOMPAS.com/PALUPI ANNISA AULIANI

Ikuti terus pula pemberitaan terkait Pemilu 2024 di liputan khusus Menuju Pemilu 2024. Baca juga tulisan khas Kompas.com dalam aneka tema, termasuk berbekal kekayaan arsip harian Kompas sejak 1965, di kolom Indonesian Insight Kompas.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Nasional
Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Nasional
Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com