Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

Strategi Nasdem Menggaet Cak Imin

Kompas.com - 07/09/2023, 06:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Kemudian ditambah suara Pulau Madura dari sebaran empat kabupaten masing-masing Bangkalan, Sampang, Sumenep serta Pamekasan.

Capres dan cawapres yang memiliki “koneksi” dengan kalangan Nadhliyin, tentu sangat diuntungkan dengan potensi meraup suara.

Belum lagi “suara langit” yang direpresentasikan oleh pengasuh pondok pesantren begitu “ampuh” memberi kontribusi bagi kemenangan capres-cawapres.

Sementara kawasan Mataraman yang meliputi Madiun, Kediri, Bojonegoro, Malang, Batu, Gresik, Jombang, Mojekerto, Ngawi, Trenggalek hingga Pacitan menjadi basis-basis suara PDIP, Gerindra, Golkar, Demokrat. Dengan demikian, baik Prabowo maupun Ganjar memiliki peluang yang sama besar.

Sesumbar Cak Imin versus sikap PBNU

Berkali-kali Cak Imin sesumbar kalau suara dan himbauan Ketua Umum Pengurus Besar Nadhatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf tidak akan memengaruhi raihan suara PKB di kalangan Nadhliyin.

Menjadi tekad Gus Yahya sejak memimpin PBNU agar NU tidak ditarik-tarik ke wilayah politik praktis. Tidak ada capres yang di-endorse PBNU, apalagi jika ada oknum yang mengatasnamakan NU dan membawa-bawa nama NU untuk kepentingan politik.

Merujuk hasil Pemilu Legeslatif 2019 lalu, Jawa Timur ternyata tidak dikuasai PKB dengan mutlak. Justru PDIP menjadi jawara dengan meraup 20 kursi DPR dan PKB mengambil 19 kursi parlemen pusat,

Menjadi menarik lagi, hasil survei Litbang Kompas yang dipublikasikan pada 21 Agustus 2023, PKB hanya mendulang 10,2 persen suara pemilih NU secara nasional (Kompas.com, 06/09/2023).

Walaupun prosentase ini naik dari sebelumnya di angka 8,5 persen dari survei Litbang Kompas periode Januari 2022, tetapi tetap saja PKB harus “siaga satu”.

Ganjar dan PDIP justru memiliki “tabungan” suara di kalangan pemilih NU. Elektabilitas PDIP menjadi yang teratas di mata pemilih dari Nadhliyin. PDIP meraup 22,9 persen, disusul Gerindra di angka 19,9 persen.

Pemilih kalangan NU banyak tersebar di Jawa Timur. Masih dari eksplanasi survei Litbang Kompas, di kalangan responden NU di Jawa Timur suara PKB masih tetap “keok” dengan suara PDIP, tetapi PKB mengugguli Gerindra.

PDIP mendapat porsi 32 persen, PKB memperoleh 18,6 persen serta Gerindra di angka 13,7 persen.

Dengan fakta-fakta di atas, resultan kemenangan PKB bisa jadi malah merosot mengingat nama Anies Baswedan kurang “menjual” di kalangan Nadhliyin.

Sebaliknya Ganjar atau Prabowo akan semakin “moncer” bila menggaet pasangannya yang berpotensi menambah suara.

Prospek pasangan Amin di Jawa Timur

Langkah gerakan cepat “blitzkrieg” yang dilancarkan Nasdem dan PKB dengan mendeklarasikan pasangan Anies Baswedan dan Cak Imin di Surabaya (2 September 2023) sebetulnya tetap saja tidak akan mendapatkan elektoral besar seperti yang diharapkan Surya Paloh.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sidang Kasus SYL Menguak Status Opini WTP BPK Masih Diperjualbelikan

Sidang Kasus SYL Menguak Status Opini WTP BPK Masih Diperjualbelikan

Nasional
Kemenag Sepakat Proses Hukum Penggerudukan Ibadah di Indekos Dilanjutkan

Kemenag Sepakat Proses Hukum Penggerudukan Ibadah di Indekos Dilanjutkan

Nasional
Soal Komposisi Pansel Capim KPK, Pukat UGM: Realitanya Presiden Amankan Kepentingan Justru Mulai dari Panselnya

Soal Komposisi Pansel Capim KPK, Pukat UGM: Realitanya Presiden Amankan Kepentingan Justru Mulai dari Panselnya

Nasional
PAN Lempar Kode Minta Jatah Menteri Lebih ke Prabowo, Siapkan Eko Patrio hingga Yandri Susanto

PAN Lempar Kode Minta Jatah Menteri Lebih ke Prabowo, Siapkan Eko Patrio hingga Yandri Susanto

Nasional
Kaitkan Ide Penambahan Kementerian dengan Bangun Koalisi Besar, BRIN: Mengajak Pasti Ada Bonusnya

Kaitkan Ide Penambahan Kementerian dengan Bangun Koalisi Besar, BRIN: Mengajak Pasti Ada Bonusnya

Nasional
Membedah Usulan Penambahan Kementerian dari Kajian APTHN-HAN, Ada 2 Opsi

Membedah Usulan Penambahan Kementerian dari Kajian APTHN-HAN, Ada 2 Opsi

Nasional
Zulhas: Indonesia Negara Besar, Kalau Perlu Kementerian Diperbanyak

Zulhas: Indonesia Negara Besar, Kalau Perlu Kementerian Diperbanyak

Nasional
Menag Cek Kesiapan Hotel dan Dapur Jemaah Haji di Madinah

Menag Cek Kesiapan Hotel dan Dapur Jemaah Haji di Madinah

Nasional
Usung Bima Arya atau Desy Ratnasari di Pilkada Jabar, PAN Yakin Ridwan Kamil Maju di Jakarta

Usung Bima Arya atau Desy Ratnasari di Pilkada Jabar, PAN Yakin Ridwan Kamil Maju di Jakarta

Nasional
[POPULER NASIONAL] Mahfud Singgung soal Kolusi Tanggapi Ide Penambahan Kementerian | Ganjar Disarankan Buat Ormas

[POPULER NASIONAL] Mahfud Singgung soal Kolusi Tanggapi Ide Penambahan Kementerian | Ganjar Disarankan Buat Ormas

Nasional
Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Nasional
Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Nasional
Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Nasional
Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Nasional
PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com