JAWA Timur adalah daerah penentu kemenangan di setiap pemilihan presiden. Terdiri dari 29 kabupaten dan 9 kota, jumlah pemilih di Jawa Timur seperti yang terdata di Komisi Pemilihan Umum mencapai 31.402.836 untuk Pemilu 2024.
Walau jumlah pemilih di Jawa Timur masih kalah dengan Jawa barat yang mencapai 35.714.901, menguasai suara dan menang di Jawa Timur menjadi kunci kemenangan untuk Pilpres 2024.
Rumus umum untuk memenangkan Pilpres tentu saja “menyapu” bersih suara di Jawa, walau hal tersebut sulit terjadi mengingat terjadinya fragmentasi pilihan pasangan capres-cawapres.
Andai skenario yang maju di Pilpres 2024 tetap tiga pasangan capres-cawapres, maka distribusi suara pemilih di Jawa tentu akan terbagi kepada tiga pasangan tersebut.
Sebaliknya jika yang maju di Pilpres 2024 pada akhirnya ada empat pasang, maka perebutan 115.384.664 suara pemiilih di Jawa akan semakin ketat karena kemungkinan terjadinya distribusi suara menjadi semakin terfragmentasi.
Selama ini Jawa Tengah dikenal sebagai “kandang” banteng atau basis PDIP sehingga besar kemungkinan Ganjar Pranowo unggul di provinsi yang menyumbang suara 28.289.413 pemilih tersebut.
Tentu saja Ganjar tidak bulat mengambil semuanya, bakal ada suara yang mengalir ke Prabowo Subianto maupun Anies Baswedan.
Banten bisa jadi menjadi perebutan suara antara Prabowo dan Anies, sementara Ganjar bisa mengambil sisa-sisa suara.
Jawa Barat juga memiliki tipikal yang hampir sama dengan Banten, suara pemilih menjadi perebutan antara Prabowo dan Anies, sementara Ganjar bisa “mencuri” suara di wilayah Cirebon, Karawang, Sumedang, Majalengka, Subang, Pangandaran, Ciamis, Banjar serta Bekasi.
Jakarta juga menjadi ladang suara yang diperebutkan secara merata oleh ketiga capres tersebut.
Tidak ada relasi yang linear antara hasil Pilkada 2018, yang memenangkan Anies, dengan pola Pilpres 2024 nanti.
Kembali ke Jawa Timur, seperti bisa diibaratkan dengan Normandia yang menjadi kunci kemenangan pasukan sekutu dalam memenangkan Perang Dunia II, mememangkan Jawa Timur adalah “harga mati” dari setiap pasangan cappres-cawapres di laga Pilpres 2024.
Pemilihan sosok Ketua Umum Partai Kebangkita Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar sebagai pendamping capres Anies Baswedan oleh Surya Paloh dan Nasdem tidak terlepas dari strategi “Operasi Overlord” untuk menguasai Normandia atau Jawa Timur.
Pijakan kemenangan di Jawa Timur – walau masih sebatas skenario – adalah memecahkan kode enigma yang menjadi kunci kemenangan di Jawa Timur, yakni “memikat hati” Nadhliyin di kantung-kantung suara basis Nadhatul Ulama berada.
Basis suara Nadhatul Ulama yang berada di Kawasan Tapal Kuda mencakup Pasuruan, Probolinggo, Lumajang, Jember, Situbondo, Bondowoso dan Banyuwangi.