Pertama, karena kebutuhan yang lebih besar dari penghasilan. Menurut dia, solusi dari masalah ini adalah memberikan gaji sesuai dengan kebutuhan pegawai.
Masalah kedua, korupsi karena keserakahan. Anies menyebut, persoalan ini tak ada obatnya, kecuali hukum yang membuat jera.
"Kalau hukuman tidak menjerakan, maka keserakahan akan mencari jalannya," ucap Anies.
Untuk mengatasi ini, menurut Anies, hukum terhadap koruptor harus dibuat seberat mungkin, salah satunya memiskinan pelaku korupsi. Dia bilang, setiap pelaku korupsi takut akan kemiskinan.
"Pemiskinan ini harus, dan ini yang harus menjadi pegangan kita semua," katanya.
Baca juga: Anies Kritik Skema Pembebasan Lahan dalam Pembangunan Jalan Tol
Akar korupsi yang ketiga, lanjut Anies, terkait dengan sistem pemerintahan. Anies mengatakan, untuk menekan angka korupsi, sistem yang ada saat ini harus bersama-sama diperbaiki.
"Kalau itu ditangani Insya Allah (korupsi) bisa (teratasi)," kata dia.
Anies juga menyinggung mahalnya biaya pendidikan, khususnya di tingkat perguruan tinggi. Menurutnya, tingginya biaya kuliah disebabkan karena industrialisasi pendidikan sejak puluhan tahun lalu.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) itu pun usul pemerintah ikut menyokong biaya kuliah para mahasiswa. Dengan skema demikian, pihak kampus tidak perlu pusing mencari anggaran operasional dan program pendidikan.
"Supaya apa? Pengelola universitas itu konsentrasi pada pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan dan bukan semata-mata pada aspek bisnis dari universitas ini," ujar Anies.
"Kalau tidak, mahasiswa pun dipandang sebagai revenue streams, dipandang sebagai customer, sumber dana," lanjutnya.
Menurut Anies, pihak kampus tak bisa sepenuhnya disalahkan atas mahalnya biaya kuliah. Untuk mengatasi problem ini, kebijakan pemerintah pusat harus diperbaiki.
"Kalau itu tidak diubah, dekan, rektor terkunci. Kami melihat ini harus diubah," ucap dia.
Anies berpendapat, negara tak perlu ragu membuat kebijakan pembiayaan yang mendukung biaya kuliah murah. Menurutnya, hal ini penting demi melahirkan sumber daya manusia yang cemerlang untuk masa depan.
"Kami termasuk yang melihat perguruan tinggi dan pendidikan, semua pengeluaran negara untuk ini jangan dipandang sebagai biaya, tapi harus dipandang sebagai investasi," kata Anies.