Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Andang Subaharianto
Dosen

Antropolog, dosen di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember, Rektor UNTAG Banyuwangi, Sekjen PERTINASIA (Perkumpulan Perguruan Tinggi Nasionalis Indonesia)

Menyoal Isu Keretakan Megawati dan Jokowi

Kompas.com - 28/08/2023, 13:01 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Merugikan PDIP-Ganjar

Tafsir liar semacam itu tentu saja merugikan PDIP-Ganjar. Namun, apakah klarifikasi presiden cukup untuk menghentikannya? Saya kira, tidak.

Isu keretakan Teuku Umar dan Istana akan terus didengung-dengungkan, karena ada pihak yang berkepentingan.

Hal ini terkait dengan suara pendukung Jokowi dan kepuasan publik terhadap kinerja Jokowi yang tinggi (74,3 persen menurut hasil survei Kompas pada awal Agustus 2023).

Dua hal itu tentu saja diperebutkan. PDIP-Ganjar mestinya akan lebih diuntungkan. Namun, karena Prabowo dan Partai Gerindra merupakan parpol koalisi pemerintahan, ia berkesempatan pula menikmati tuah Jokowi yang dulu lawan politiknya.

Hasil survei Litbang Kompas pada awal Agustus, menunjukkan suara pendukung Jokowi pada Pemilu 2019 memang cenderung mengalir ke Ganjar.

Ia masih mendapatkan aliran suara terbesar dari pemilih Jokowi, yakni 63,6 persen. Angka itu bila Ganjar hanya berhadapan dengan Prabowo.

Namun, survei juga mengungkap suara pemilih Jokowi yang mengalir ke Prabowo semakin besar. Ada 36,4 persen pemilih Jokowi yang memilih Prabowo. Naik dibandingkan pada Januari 2023 yang hanya 27,7 persen, dan 33,9 persen pada Mei 2023. Rata-rata naik 4-5 persen per empat bulan. Tentu bukan angka kecil.

Saya menduga kecenderungan pemilih Jokowi yang mengalir ke Prabowo akan semakin besar tatkala tafsir dan kesan “Teuku Umar dan Istana retak” tak berubah.

Karena itu, hasil survei Kompas adalah peringatan dini bagi PDIP-Ganjar. Elite PDIP-Ganjar harus peka dan kritis terhadap produksi wacana yang -- dalam bahasa Puan Maharani -- “mempertentangkan Megawati dan Presiden Jokowi” (Kompas.id, 26/08/2023).

Tokoh persatuan

Di mata saya, Megawati dan Jokowi adalah tokoh persatuan yang selalu berorientasi pada kerukunan (harmoni). Kebetulan keduanya adalah orang Jawa yang -- menurut saya, sangat “nJawani”.

Kosmologi Jawa tentu berpengaruh terhadap cara berpikir, berperasaan, dan bertindak, termasuk dalam urusan bernegara.

Inti kosmologi Jawa terletak pada prinsip keteraturan/keselarasan (harmoni). Segala bentuk gejala alamiah dan akibat dari tindakan manusia tidak dihayati sebagai kejadian yang berdiri sendiri, melainkan bagian dari totalitas yang dikoordinasikan oleh kekuatan adikodrati, suatu kekuatan yang berhubungan dengan “penyebab tunggal”.

Secara simbolis, koordinasi itu dipahami sebagai hubungan harmonis antara jagad gedhe (tata kosmos) dan jagad cilik (manusia).

Di panggung perpolitikan nasional, Megawati dan Jokowi bukanlah tokoh instan. Megawati teruji ketokohannya di dua zaman berbeda, yakni Orde Baru dan Reformasi.

Ia berhasil melampaui dua zaman itu dengan penuh tantangan, lalu mengantarkan Jokowi memenangi kontestasi politik wali kota Solo, gubernur DKI, dan dua kali presiden.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pengamat: Hubungan Sudah “Game Over”

Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pengamat: Hubungan Sudah “Game Over”

Nasional
Jokowi Tak Diundang Rakernas PDI-P, Pengamat: Sulit Disatukan Kembali

Jokowi Tak Diundang Rakernas PDI-P, Pengamat: Sulit Disatukan Kembali

Nasional
UKT Mahal, Komisi X Minta Dana Pendidikan Juga Dialokasikan untuk Ringankan Beban Mahasiswa

UKT Mahal, Komisi X Minta Dana Pendidikan Juga Dialokasikan untuk Ringankan Beban Mahasiswa

Nasional
Jokowi Ingin TNI Pakai 'Drone', Guru Besar UI Sebut Indonesia Bisa Kembangkan 'Drone AI'

Jokowi Ingin TNI Pakai "Drone", Guru Besar UI Sebut Indonesia Bisa Kembangkan "Drone AI"

Nasional
Komisi X DPR RI Bakal Panggil Nadiem Makarim Imbas Kenaikan UKT

Komisi X DPR RI Bakal Panggil Nadiem Makarim Imbas Kenaikan UKT

Nasional
Jawab Kebutuhan dan Tantangan Bisnis, Pertamina Luncurkan Competency Development Program

Jawab Kebutuhan dan Tantangan Bisnis, Pertamina Luncurkan Competency Development Program

Nasional
Kemenag: Jemaah Haji Tanpa Visa Resmi Terancam Denda 10.000 Real hingga Dideportasi

Kemenag: Jemaah Haji Tanpa Visa Resmi Terancam Denda 10.000 Real hingga Dideportasi

Nasional
Hari Ke-6 Pemberangkatan Haji, 41.189 Jemaah Asal Indonesia Tiba di Madinah

Hari Ke-6 Pemberangkatan Haji, 41.189 Jemaah Asal Indonesia Tiba di Madinah

Nasional
UKT Naik Bukan Sekadar karena Status PTNBH, Pengamat: Tanggung Jawab Pemerintah Memang Minim

UKT Naik Bukan Sekadar karena Status PTNBH, Pengamat: Tanggung Jawab Pemerintah Memang Minim

Nasional
Di APEC, Mendag Zulhas Ajak Jepang Perkuat Industri Mobil Listrik di Indonesia

Di APEC, Mendag Zulhas Ajak Jepang Perkuat Industri Mobil Listrik di Indonesia

Nasional
Biaya UKT Naik, Pengamat Singgung Bantuan Pendidikan Tinggi Lebih Kecil dari Bansos

Biaya UKT Naik, Pengamat Singgung Bantuan Pendidikan Tinggi Lebih Kecil dari Bansos

Nasional
Penuhi Kebutuhan Daging Sapi Nasional, Mendag Zulhas Dorong Kerja Sama dengan Selandia Baru

Penuhi Kebutuhan Daging Sapi Nasional, Mendag Zulhas Dorong Kerja Sama dengan Selandia Baru

Nasional
UKT Naik, Pengamat: Jangan Sampai Mahasiswa Demo di Mana-mana, Pemerintah Diam Saja

UKT Naik, Pengamat: Jangan Sampai Mahasiswa Demo di Mana-mana, Pemerintah Diam Saja

Nasional
Profil Mayjen Dian Andriani, Jenderal Bintang 2 Perempuan Pertama TNI AD

Profil Mayjen Dian Andriani, Jenderal Bintang 2 Perempuan Pertama TNI AD

Nasional
Status Gunung Ibu di Halmahera Meningkat, Warga Dilarang Beraktivitas hingga Radius 7 Kilometer

Status Gunung Ibu di Halmahera Meningkat, Warga Dilarang Beraktivitas hingga Radius 7 Kilometer

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com