Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hakim Miris Proyek Triliunan Rupiah BTS 4G Bermasalah: Ini Kan Dukung Pendidikan, Pak

Kompas.com - 15/08/2023, 14:27 WIB
Irfan Kamil,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Majelis Hakim Fahzal Hendri merasa miris dengan proyek menara base transceiver station (BTS) 4G yang menghabiskan anggaran negara triliunan rupiah guna memperbaiki saluran telekomunikasi yang banyak masalah.

Proyek ini dikelola oleh Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo).

Hal itu terungkap ketika Ketua Majelis Hakim Fahzal Hendri mendalami anggaran proyek BTS 4G kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Bakti Elvano Hatorangan saat dihadirkan sebagai saksi oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU).

Baca juga: Saksi Sebut Denda Konsorsium BTS 4G Dipangkas dari Rp 347 Miliar Jadi Rp 87 Miliar atas Perintah Dirut Bakti

Elvano dihadirkan untuk terdakwa mantan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Johnny G Plate; Direktur Utama (Dirut) Bakti, Anang Achmad Latif; dan eks Tenaga Ahli Human Development (Hudev) Universitas Indonesia (UI) Yohan Suryanto.

"Berapa anggaran yang Saudara tahu untuk proyek ini, 7.904 BTS untuk tahun anggaran 2021 dan 2022 berapa pagu anggarannya semua? Kalau diakumulasikan tahu enggak Saudara?” tanya Hakim Fahzal Hendri dalam sidang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) pasa Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat, Selasa (15/8/2023).

"Untuk di tahun 2021 sekitar Rp 11 triliun kalau enggak salah, 2022 ada Rp 6,4 triliun, Yang Mulia," jawab Elvano.

Baca juga: Sidang Johnny G Plate, Jaksa Hadirkan Kepala Hudev UI dan Tenaga Ahli BTS 4G

"Berarti semua berapa Pak untuk tahun 2021, 2022?" tanya Hakim lagi.

"Sekitar Rp 17 triliun," jawab Elvano.

Dengan anggaran negara sebanyak itu, Hakim Fahzal pun miris. Pasalnya, proyek yang seharusnya dapat membantu berbagai program pemerintah, termasuk pendidikan nasional, menjadi terhambat.

Apalagi, pembangunan proyek BTS 4G yang terus dilakukan pada masa pandemi Covid-19 itu sangat penting mendukung keberlangsungan pendidikan di Tanah Air.

"Untuk proyek BTS-nya saja Rp 17 triliun, anggaran yang sangat besar Pak, sangat besar itu. Besar anggarannya, besar sekali. Dan itu, kita semua negara lagi terpuruk karena Covid-19, karena wabah covid itu. Ini kan untuk mendukung pendidikan ini pak, anak-anak sekolah harus, sekolahnya online, itu kan,” tutur Hakim menyatakan kemirisannya.

Baca juga: Kejagung Tak Hadir, Sidang Praperadilan Terkait Perkara BTS 4G Ditunda Lagi

“Kalau beli pulsa mana sangguplah orangtuanya masing-masing, di daerah-daerah terpencil itulah, Pak, itu maksudnya. Jadi, kalau Kepala Negara, Presiden itu ya mulialah, keinginannya, tapi di bawahnya seperti ini,” ucapnya lagi.

Hakim Fahzal memahami bahwa pembangunan proyek BTS 4G sedikit terhambat dengan berbagai faktor di lapangan. Namun, hal ini menjadi miris jika proyek yang menggunakan dana negara triliunan rupiah ini diatur sedemikian rupa untuk menguntungkan pihak tertentu.

“Kami mengertilah masalah Covid waktu itu, kemudian alasan lain, alasan enggak bisa dibangun karena ada konflik di sana, ngerti, tapi kan sebelumnya kan harus diperkirakan, sebelum tanda tangan kontrak itu kan sudah harus ada. Harus ada penilaian itu, bagaimana ini kita sanggup enggak melaksanakan ini,” tutur Hakim Fahzal.

Baca juga: 4 Tenaga Ahli Proyek BTS 4G Jadi Saksi di Sidang 3 Terdakwa Petinggi Korporasi

Menurut Hakim, seharusnya Bakti Kemenkominfo bisa memperkirakan keberlangsungan proyek ini sebelum akhirnya tetap memilih untuk dilanjutkan.

Misalnya, pertimbangan kesanggupan konsorsium membangun proyek dalam waktu delapan bulan pada masa pandemi Covid-19 hingga kemungkinan adanya gangguan keamanan.

“Kalau enggak sanggup ya jangan tanda tangan kontrak," kata Hakim Fahzal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com