Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Heryadi Silvianto
Dosen FIKOM UMN

Pengajar di FIKOM Universitas Multimedia Nusantara (UMN) dan praktisi kehumasan.

Membangun Wacana Publik Melalui Kehadiran Capres Potensial

Kompas.com - 14/08/2023, 14:06 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Mengupas tuntas dan membagi energi

Secara umum partisipasi aktif dalam pubik nonpartisan semacam ini membuat para calon dapat meningkatkan keterampilan komunikasi, mendapatkan dukungan publik, merespons kebutuhan masyarakat, dan membangun rencana tindakan yang lebih kuat.

Bakal capres potensial dapat membekali diri dengan cara untuk menyampaikan visi dan misi mereka secara jelas dan kohesif.

Ini memungkinkan mereka untuk mengartikulasikan rencana maupun tujuan mereka dengan lebih baik untuk meraih dukungan publik dan mendapatkan kepercayaan masyarakat.

Mengukur sejauh mana dukungan publik terhadap ide-ide dan gagasan mereka. Respons dan reaksi dari peserta acara dan masyarakat secara keseluruhan dapat memberikan pandangan berharga tentang sejauh mana ide-ide tersebut bisa diterima dan diminati oleh masyarakat.

Kemampuan komunikasi yang kuat sangat penting dalam kampanye politik dan saat memerintah, karena membantu mereka mengartikulasikan kebijakan dan agenda pemerintahan secara efektif.

Para bakal capres mendapatkan kesempatan untuk menerima masukan dan tanggapan langsung dari masyarakat tentang isu-isu kunci dan tantangan yang dihadapi warga negara.

Hal ini memungkinkan mereka untuk merespons kekhawatiran dan kebutuhan masyarakat dengan lebih baik dalam mempersiapkan rencana tindakan mereka jika terpilih.

Acara semacam ini juga kesempatan bagi bakal capres untuk membangun jaringan dan mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, termasuk dari para pemimpin lokal dan pemangku kepentingan lainnya.

Jaringan ini dapat berguna dalam kampanye dan saat memerintah, membantu mereka meraih dukungan lebih luas dan bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mencapai tujuan bersama.

Bahkan secara khusus dalam acara yang melibatkan pemimpin daerah dan masyarakat lokal, bakal capres dapat lebih mengenal isu-isu spesifik yang dihadapi oleh setiap wilayah.

Hal ini membantu mereka memahami kebutuhan khusus masyarakat setempat dan merancang kebijakan yang lebih relevan dan berdampak. Karena seringkali kebijakan yang sifatnya pusat memiliki beragam kendala saat sampai ke daerah, begitupun sebaliknya.

Menghindari ruang statis, mencegah pembawa pesan anarkis

Forum diskusi publik yang inklusif akan mencegah hadirnya kampanye yang sifatnya searah dan seragam, yang seringkali memancing kandidat untuk melakukan pendiskreditan pada pihak lain.

Situasi ini terjadi karena mereka yang datang akan memberikan reaksi berlebihan. Mereka tidak membutuhkan pesan-pesan rasional, karena lebih dominan hal kontroversial yang menyulut emosi. Buktinya applause yang merendahkan, teriakan cemoohan hingga hardikan.

Akhirnya mereka pulang penuh dengan kebencian dan amarah, bukan pencerahan dan kedewasaan.

Diskusi publik yang inklusif dan tematik juga menghindari ruang statis yang seringkali banyak dimanfaatkan pendegung atau buzzer untuk melakukan kampanye hitam.

Memotong (cut), menjahit (copy) dan menempel (paste) untuk membuat kisruh juga rusuh situasi. Kemudian publik akan terjebak dalam debat kusir yang tak ada ujungnya. Ironisnya situasi itu berulang–ulang terjadi, direproduksi dengan beragam cara.

Pada akhirnya, salah satu elemen yang akan menikmati diskusi publik inklusif dan tematik adalah pers atau media. Karena dalam proses menyajikan informasi mendapatkan bahan mentah (raw material) yang banyak, tersedianya nilai berita (news value) dan keberimbangan informasi (cover both side).

Situasi ini disadari harus dimulai dari mereka yang sadar dan tersadarkan, hingga pada akhirnya memberikan efek bola salju menyentuh kepada mereka yang belum terpapar.

Akhirnya dari ruang publik yang penuh sesak dengan hoax, hate speech, kampanye hitam harapannya akan berganti hadirkan cakralawa menyegarkan, mencerahkan dan lebih lapang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Komnas Haji Minta Masyarakat Tak Mudah Tergiur Tawaran Haji Instan

Komnas Haji Minta Masyarakat Tak Mudah Tergiur Tawaran Haji Instan

Nasional
Libur Panjang, Korlantas Catat Peningkatan Arus Lalu Lintas

Libur Panjang, Korlantas Catat Peningkatan Arus Lalu Lintas

Nasional
DKPP Terima 233 Pengaduan Pemilu dalam 4 Bulan Terakhir

DKPP Terima 233 Pengaduan Pemilu dalam 4 Bulan Terakhir

Nasional
Prabowo: Beri Kami Waktu 4 Tahun untuk Buktikan ke Rakyat yang Tak Pilih Kita

Prabowo: Beri Kami Waktu 4 Tahun untuk Buktikan ke Rakyat yang Tak Pilih Kita

Nasional
Yusril: Penambahan Kementerian Prabowo Bukan Bagi-bagi Kekuasaan, Tak Perlu Disebut Pemborosan

Yusril: Penambahan Kementerian Prabowo Bukan Bagi-bagi Kekuasaan, Tak Perlu Disebut Pemborosan

Nasional
BPK di Pusara Sejumlah Kasus Korupsi...

BPK di Pusara Sejumlah Kasus Korupsi...

Nasional
Pengamat: Status WTP Diperjualbelikan karena BPK Diisi Orang Politik

Pengamat: Status WTP Diperjualbelikan karena BPK Diisi Orang Politik

Nasional
Pilkada 2024, Belum Ada Calon Perseorangan Serahkan KTP Dukungan ke KPU

Pilkada 2024, Belum Ada Calon Perseorangan Serahkan KTP Dukungan ke KPU

Nasional
Ada Jalur Independen, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Gubernur Nonpartai?

Ada Jalur Independen, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Gubernur Nonpartai?

Nasional
PPP: RUU Kementerian Negara Masuk Prolegnas, tetapi Belum Ada Rencana Pembahasan

PPP: RUU Kementerian Negara Masuk Prolegnas, tetapi Belum Ada Rencana Pembahasan

Nasional
Latihan Gabungan, Kapal Perang TNI AL Tenggelamkan Sasaran dengan Rudal Khusus hingga Torpedo

Latihan Gabungan, Kapal Perang TNI AL Tenggelamkan Sasaran dengan Rudal Khusus hingga Torpedo

Nasional
Menag Cek Persiapan Dapur dan Hotel di Madinah untuk Jemaah Indonesia

Menag Cek Persiapan Dapur dan Hotel di Madinah untuk Jemaah Indonesia

Nasional
 Melalui Platform SIMPHONI, Kemenkominfo Gencarkan Pembinaan Pegawai dengan Pola Kolaboratif

Melalui Platform SIMPHONI, Kemenkominfo Gencarkan Pembinaan Pegawai dengan Pola Kolaboratif

Nasional
PPP Anggap Wacana Tambah Menteri Sah-sah Saja, tapi Harus Revisi UU

PPP Anggap Wacana Tambah Menteri Sah-sah Saja, tapi Harus Revisi UU

Nasional
Eks KSAU Ungkap 3 Tantangan Terkait Sistem Pertahanan Udara Indonesia

Eks KSAU Ungkap 3 Tantangan Terkait Sistem Pertahanan Udara Indonesia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com