Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Pistol Westerling Renggut Nyawa Telik Sandi Republik...

Kompas.com - 03/08/2023, 23:24 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Kekejaman seorang opsir militer Belanda, Kapten Raymond Pierre Paul Westerling, yang terjadi pada kurun 1946 sampai 1948 menjadi rangkaian sejarah konflik berdarah pasca Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945.

Situasi politik yang belum stabil ditambah upaya Belanda buat kembali menduduki wilayah jajahannya memicu pertempuran sengit dengan pejuang kemerdekaan di sejumlah daerah.

Metode Westerling yang meneror warga sipil dan melakukan penembakan acak di Sulawesi Selatan dianggap kejam serta melanggar hak asasi manusia. Akan tetapi, sampai wafat pada 1987 dia tak pernah diseret ke pengadilan HAM buat mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Dalam majalah Intisari edisi Januari 1988 sempat menuliskan ulang cuplikan kekejaman Westerling, yang dikutip dari buku Westerling de Eenling karya Dominique Vanner.

Baca juga: Mengingat Pembantaian Westerling yang Dilakukan Belanda 73 Tahun Lalu

Di dalam artikel itu diceritakan, Westerling pernah menghabisi seorang pedagang yang dicurigai sebagai agen mata-mata untuk pejuang kemerdekaan bernama Moetalib.

Moetalib kerap bertandang ke sebuah tempat nongkrong golongan elite atau Societeit di Sulawesi Selatan yang menjadi lokasi berkumpulnya para pedagang Belanda sampai Tionghoa.

Westerling juga kerap mencari informasi tentang pergerakan pejuang dengan membangun jaringan di tempat itu.

Dari informasi yang didapat Westerling, Moetalib kerap datang ke tempat itu buat mencari informasi tentang pergerakan prajurit Belanda, lalu diteruskan kepada para pejuang.

Para pejuang kemudian berhasil menyergap pasukan Belanda di lokasi yang tepat.  Rekan Westerling, Mayor Le Roy, tewas dalam sebuah penyergapan para pejuang pada 5 Oktober 1946.

Baca juga: Alasan Pemberontakan Westerling Memakai Nama Perang Ratu Adil

Westerling kemudian mendekat Moetalib dan mengajaknya bekerja sama dengan Belanda. Akan tetapi, Moetalib nampaknya tidak tertarik.

Pada suatu saat, Westerling datang ke Societeit khusus buat bertemu dengan Moetalib. Tanpa banyak bicara, dia langsung menuju meja Moetalib dan menyampaikan beberapa patah kata.

"Moetalib, saya sudah tahu semuanya. Saya masih memberikan kesempatan. Hanya sekali ini saja. Saya tidak mau melihat mukamu lagi," kata Westerling.

Mendengar pernyataan Westerling, kemudian disebutkan wajah Moetalib pucat. Moetalib pun tidak pernah muncul di tempat itu.

Sampai pada suatu saat, informan Westerling menyebutkan kalau Moetalib ternyata kembali nongkrong di Societeit tetapi datang lebih pagi.

Baca juga: Ketika Westerling Menantang Diadili Atas Pembantaian di Sulawesi Selatan...


Mendengar laporan itu, Westerling bersama pasukannya langsung datang ke Societeit.

Halaman:


Terkini Lainnya

Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Nasional
Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

Nasional
MK Jadwalkan Putusan 'Dismissal' Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

MK Jadwalkan Putusan "Dismissal" Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

Nasional
Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Nasional
Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Nasional
[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

Nasional
Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Nasional
Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Nasional
Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Nasional
Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Nasional
Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com