Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buah Simalakama "Presidential Threshold"

Kompas.com - 01/08/2023, 08:13 WIB
Vitorio Mantalean,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

MK, dalam putusan-putusan terdahulu, juga selalu menegaskan pendiriannya bahwa presidential threshold dapat memperkuat sistem presidensial yang dianut Indonesia, agar presiden dan wakil presiden terpilih memiliki kesamaan frekuensi dengan suara mayoritas parlemen.

Baca juga: Presidential Threshold Dinilai Aneh Diterapkan pada Pemilu Serentak

Hingga tahun ini, Mahkamah menegaskan bahwa mereka masih tetap pada pendirian itu dan belum berubah pikiran sebagaimana termuat dalam putusan ke-27 terkait beleid ini, yaitu perkara nomor 4/PUU-XXI/2023.

Teranyar, Partai Buruh yang baru akan menjalani pemilu perdananya pada 2024 menjadi pihak ke-31 yang melakukan gugatan ke MK. Mereka optimistis, kali ini upaya itu berhasil.

Senjata makan tuan

Sejumlah pengamat politik dan hukum tata negara menilai bahwa produk itu merupakan cermin tata kelola kebijakan pemerintahan yang pro-oligarki.

Dengan ambang batas pencalonan presiden, parpol yang kuat memiliki privilege lebih, sedangkan yang lemah terpaksa mendekati parpol yang lebih kuat.

Parpol yang tak lolos ke Senayan lebih miris. Lantaran tak punya kursi sama sekali, mereka hanya bisa mengikuti peta koalisi yang telah ditentukan parpol-parpol parlemen.

Imbasnya, sirkulasi kekuasaan akan berkisar di situ-situ saja. Munculnya, kandidat alternatif semakin mustahil.

Baca juga: MK Singgung Pasal Presidential Threshold Sudah Digugat 27 Kali

Di Senayan, hanya PDI-P satu-satunya parpol yang telah memenuhi ambang batas itu. Peneliti utama politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Siti Zuhro menegaskan bahwa kebijakan ini terbukti sudah membuat rumit parpol-parpol selain PDI-P jelang Pilpres 2024.

"Tidak hanya partai menengah dan kecil, tetapi partai besar pun mumet dia, karena harus melakukan koalisi," kata Siti dalam focus group discussion Partai Buruh di Gedung Joang '45, Jakarta, Senin (31/7/2023).

Siti mengatakan, baru kali ini parpol-parpol terlihat tak mandiri dan tak percaya diri karena harus bergantung pada kekuatan politik lain.

Padahal, banyak parpol sudah memiliki jagoannya masing-masing yang berasal dari kader partai sendiri untuk berlaga di Pilpres 2024.

Baca juga: Presidential Threshold hingga Batas Usia Minimal Capres Kebiri Demokrasi di Indonesia

Ia mencontohkan, Gerindra sepakat mengusung ketua umum mereka, Prabowo Subianto. PKB satu suara mencalonkan Muhaimin Iskandar.

Golkar ngotot mengajukan Airlangga Hartarto. Begitu pun Demokrat yang yakin ketua umumnya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), bisa bicara banyak di Pilpres 2024.

Namun, seluruhnya tidak bisa percaya diri dan mengusung jago masing-masing.

Prabowo yang belakangan pamer kedekatan dengan Menteri BUMN Erick Thohir dinilai masih dilema untuk meninggalkan rekan koalisinya, Muhaimin Iskandar.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Nasional
Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Nasional
Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Nasional
Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Nasional
Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Nasional
Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Nasional
Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan 'Food Estate'

Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan "Food Estate"

Nasional
Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Nasional
KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

Nasional
554 Kloter Jemaah Haji Reguler Sudah Kantongi Visa, Siap Berangkat Mulai 12 Mei

554 Kloter Jemaah Haji Reguler Sudah Kantongi Visa, Siap Berangkat Mulai 12 Mei

Nasional
Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Nasional
PAN Gelar Rakornas Pilkada Serentak, Prabowo Subianto Bakal Hadir

PAN Gelar Rakornas Pilkada Serentak, Prabowo Subianto Bakal Hadir

Nasional
KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

Nasional
KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada 'Abuse of Power'

Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada "Abuse of Power"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com